Hitstat

19 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 2 Selasa

Penyunatan Timotius Demi Injil
Kisah Para Rasul 16:3b
Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa ayahnya orang Yunani.
1 Korintus 9:23
Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.

Ayat Bacaan: Kis. 10:38; 1 Kor. 9:22; 2 Kor. 4:15

Dalam Kisah Para Rasul 16:1-5 kita melihat bahwa Paulus datang ke Derbe dan Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya seorang Yahudi dan telah percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. Paulus mau, supaya Timotius menyertainya dalam perjalanan. Namun sebelum itu, Paulus menyuruh menyunatkan Timotius karena orang-orang Yahudi di daerah itu mengetahui bahwa ayah Timotius adalah orang Yunani. Pengaruh agama Yahudi tetap ada di antara kaum beriman Yahudi sehingga mengganggu dan menghalangi pergerakan Injil Tuhan.
Dalam hal ini, kita perlu dikesankan dengan keluwesan Paulus. Ketika ia pergi ke Yerusalem untuk berperang melawan sunat, ia membawa Titus bersamanya, sebagai seorang sekerja yang tidak disunat. Paulus melakukan hal ini untuk memperlihatkan bahwa ia dengan tegas menentang sunat. Namun dalam Kisah Para Rasul 16, ia membawa Timotius dan menyunatkannya, karena Paulus menyadari bahwa pertama-tama ia akan melakukan pekerjaan di antara orang-orang Yahudi. Membawa seorang sekerja muda yang tidak bersunat bersamanya akan menjadi satu penghalang yang besar bagi pekerjaan Injilnya. Karena itu, demi pekerjaan Injilnya, Paulus menyuruh untuk menyunatkan Timotius.
Paulus menyuruh menyunatkan Timotius adalah bahwa ia luwes di dalam lingkungan tertentu. Orang yang luwes, baru bisa menyelamatkan orang, mendapatkan orang. Kalau Tuhan tetap berada di tahta-Nya, tidak berinkarnasi, tidak luwes, Ia tidak akan bisa menyelamatkan kita. Ketika Hudson Taylor, seorang penginjil datang ke Cina, ia mencukur dan mengepang rambutnya, serta memakai baju daerah setempat, agar ia dapat diterima dan memberitakan injil kepada mereka. Melayani Allah untuk menyelamatkan orang memerlukan semacam karakter yang bisa luwes terhadap semua orang, juga disebut ka-rakter “lem”. Tak peduli orang itu cekung, cembung, bengkok, lurus, datar, atau miring, semuanya bisa kita lapisi. Demi pemberitaan Injil, kita perlu sebisanya luwes terhadap semua orang. Semakin luwes, kita semakin mendapatkan anugerah dengan banyaknya orang yang diselamatkan (2 Kor. 4:15).

Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin menyelamatkan beberapa orang dari antara mereka (1 Kor. 9:22)

No comments: