Hitstat

12 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 1 Selasa

Persidangan Para Rasul dan Penatua
Kisah Para Rasul 15:6
Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
Kolose 1:18
Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.

Ayat Bacaan: Kis. 15:6, 28; 10:36; Kol. 1:18; Kel. 28:29-30; Bil. 27:15-23

Di dalam Kisah Para Rasul pasal 15, kita akan melihat suatu sidang yang khusus yang diadakan oleh para rasul gereja universal dan para penatua gereja lokal di Yerusalem. Kedua kelompok ini adalah pemimpin dalam gerakan Perjanjian Baru Tuhan di bumi. Karena itu, ada beberapa orang yang mengira sidang ini adalah dewan gereja yang pertama. Itu adalah pemahaman yang salah. Sebab di dalam sidang ini tidak ada yang menjadi ketua, karena yang memimpin adalah Roh Kudus sendiri (Kis. 15:28), Kristus yang pneumatik, Kepala gereja (Kol. 1:18) dan Tuhan dari semua orang (Kis. 10:36). Di sini kita tidak memiliki satu dewan, melainkan satu perhimpunan untuk persekutuan, dengan Roh Kudus sebagai Yang memimpin. Tidak ada pemungutan suara dan tidak ada otokrasi atau pun demokrasi. Sebaliknya, hanya ada persekutuan di dalam Roh itu.
Pemerintahan Allah bukan otokrasi ataupun demokrasi, tetapi teokrasi. Otokrasi ialah kediktatoran, dan demokrasi ialah pemerintahan oleh rakyat. Secara manusiawi, demokrasi itu indah, tetapi jika kita membawa demokrasi ke dalam gereja, maka kita akan membawa opini-opini orang ke dalam gereja. Ini seperti gereja di Laodikia dalam Wahyu 3. Kata Laodikia berarti “opini orang-orang”. Pemerintahan Allah dalam gereja bukanlah berasal dari kumpulan opini manusia. Pemerintahan Allah dalam gereja adalah teokrasi.
Dalam Perjanjian Lama, pemerintahan teokrasi adalah melalui keimaman dengan Urim dan Tumim (Kel. 28:29-30; Bil. 27:15-23). Allah menyatakan kehendak-Nya kepada bangsa Israel yang diwakili oleh Imam Besar, melalui Urim dan Tumim. Hari ini di dalam Perjanjian Baru, Urim dan Tumim melambangkan Roh yang menyingkapkan, Roh Kudus yang tinggal dalam roh kita, roh yang dilahirkan kembali. Ketika para rasul dan penatua datang kepada Tuhan dan menunggu Dia bagi administrasi-Nya dalam gereja, mereka akan menerima terang dan firman dari Tuhan. Melalui jalan ini kita memiliki pembicaraan Allah dalam administrasi gereja untuk melaksanakan pemeritahan-Nya. Hari ini, kita perlu menaati setiap hasil keputusan persekutuan penatua dan para rasul sebab yang memimpin adalah Roh Kudus sendiri.

No comments: