Hitstat

05 December 2011

2 Korintus - Minggu 11 Senin

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:16; Why. 22:17


Apakah kemuliaan dari perjanjian yang baru itu? Dalam menjawab pertanyaan ini, beberapa orang mungkin mengatakan bahwa kemuliaan dari perjanjian yang baru ini adalah Roh itu. Yang lainnya mungkin menjawab bahwa kemuliaan ini adalah kebangkitan, atau Kristus dalam kebangkitan. Memang benar mengatakan bahwa kemuliaan dari perjanjian yang baru ini adalah Roh itu. Dua Korintus 3:18 mengatakan, "Tetapi kita semua seperti cermin memandang dan memantulkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan Roh, maka kita sedang diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dari kemuliaan ke kemuliaan" (Tl.). Dalam ayat ini kata depan "dari" dipakai dua kali. Pertama, dalam frase "dari Tuhan Roh"; kedua, dalam frase "dari kemuliaan ke kemuliaan". Ada satu hubungan di antara "dari Tuhan Roh" dan "dari kemuliaan ke kemuliaan". Hubungan ini menjadi nyata melalui pemakaian kata "karena". Ini menunjukkan bahwa perkara dari kemuliaan ke kemuliaan adalah perkara yang berasal dari Roh itu. Hal ini memberikan dasar kepada kita untuk mengatakan bahwa kemuliaan erat hubungannya dengan Roh itu. Pada faktanya, kemuliaan dalam ayat ini sama dengan Tuhan Roh.

Dalam 3:18 Paulus mengatakan bahwa kita sedang diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya. Ketika kita dengan muka yang tidak berselubung, memandang dan memantulkan kemuliaan Tuhan, Dia menginfus kita dengan unsur-unsur apa adanya Dia dan apa yang Dia kerjakan. Demikianlah, kita diubah secara metabolis untuk memiliki bentuk hayat-Nya oleh kuasa hayat-Nya, berdasarkan esens hayat-Nya, yaitu kita ditransfigurasi terutama oleh pembaruan pikiran kita (Rm. 12:2), menjadi gambar-Nya. Sedang diubah menyatakan kita sedang berada dalam proses pengubahan. Frase "dari kemuliaan ke kemuliaan" berarti dari satu tingkat kemuliaan ke tingkat kemuliaan lainnya. Ini menunjukkan proses yang terus maju dalam hayat di dalam kebangkitan. Selain itu, frase "dari Tuhan Roh" menunjukkan bahwa proses ini berasal dari Tuhan Roh.

Pemakaian sebutan Allah yang pertama dalam Alkitab adalah dalam Kejadian 1:1: "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi". Ayat ini membicarakan tentang Allah. Kata Allah dalam bahasa Ibrani adalah Elohim. Tetapi dalam pasal yang terakhir dari Alkitab, yaitu Wahyu 22, kita memiliki sebutan Allah lainnya. Wahyu 22:17 mengatakan, "Roh dan pengantin perempuan itu berkata, Marilah!" Di sini kita tidak memiliki Allah, sebagai Elohim; kita memiliki Roh itu. Selain itu, Roh itu dan mempelai perempuan berbicara bersama-sama. Bagaimana hal ini dapat terjadi, mengingat Roh itu ilahi sedangkan mempelai perempuan itu tidak? Tidak ada pengungkapan semacam ini dalam Kejadian 1. Tidak ada ayat yang mengatakan, "Pada mulanya Allah dan malaikat-malaikat menciptakan langit dan bumi." Sebaliknya, Kejadian 1:1 hanya membicarakan tentang Allah; ayat ini tidak mengatakan "Allah dan mempelai perempuan.

Kita perlu memperhatikan dua aspek yang penting dari Wahyu 22:17. Pertama, seperti yang telah kita lihat, Roh itu disinggung bersama-sama dengan mempelai perempuan; yaitu, Roh itu disinggung bersama-sama dengan suatu tambahan. Kedua, ayat ini bukanlah satu perintah, melainkan mengandung satu janji yang berhubungan dengan air hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 21

No comments: