Hitstat

20 January 2012

2 Korintus - Minggu 17 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:31


Para rasul ditunjuk oleh Tuhan untuk menjadi pengikut-pengikut-Nya. Mereka ditunjuk oleh Tuhan bukan untuk melakukan satu pekerjaan yang besar, melainkan untuk menempuh satu kehidupan tertentu. Karena itu, mereka bukan untuk menggenapkan pekerjaan dengan mengikuti Kristus yang besar secara luaran. Mereka mengikuti manusia Yesus untuk menempuh kehidupan dari manusia yang kecil ini. Ini bukanlah satu kehidupan yang disambut, melainkan satu kehidupan yang ditolak, satu kehidupan yang selalu disalibkan, dan selalu diletakkan pada kematian. Yesus menempuh kehidupan semacam ini, dan para pengikut-Nya, yaitu para rasul, juga melakukan demikian. Inilah alasan Paulus mengatakan bahwa mereka selalu membawa kematian Yesus di dalam tubuh mereka.

Mengikut Yesus dari Nazaret itu berarti dibunuh, bukan menggenapkan satu pekerjaan yang besar. Lagi pula, mati martir dengan seketika itu agak mudah. Tetapi untuk dibunuh secara perlahan-lahan, lambat, dan terus-menerus itu sangat sulit. Mati secara perlahan-lahan itu melibatkan lebih banyak penderitaan daripada mati martir seketika. Sedikitnya selama tiga setengah tahun Tuhan Yesus diletakkan pada kematian secara perlahan-lahan. Ini juga adalah pengalaman Paulus untuk jangka waktu yang panjang. Ke mana saja ia pergi, ia membawa kematian Yesus di dalam tubuhnya. Mengenai hal ini, dalam 1 Korintus 15:31 ia berkata, "Tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut." Di sini maksud Paulus ialah, "Bukannya hidup, hari demi hari sebenarnya aku malahan mati. Aku sedang menjalani pembunuhan yang lambat, perlahan-lahan, dan terus-menerus." Pembunuhan yang terus-menerus ini adalah apa yang dimaksud Paulus dengan membawa kematian Yesus.

Membawa kematian Yesus adalah untuk mengikis atau menghabisi ciptaan lama di dalam kita. Ketika Yesus, Putra Allah, menjadi seorang manusia, Dia memiliki bagian lahiriah yang melambangkan ciptaan lama dan bagian batiniah yang melambangkan Allah yang kekal. Bagian lahiriah itu dihabisi, dan diletakkan pada kematian, sedangkan bagian batiniahnya dibangunkan, dibangkitkan. Ini terjadi di atas diri Tuhan Yesus, terjadi di atas diri para rasul, dan juga terjadi di atas semua orang beriman.

Melalui kelahiran alamiah kita, kita menjadi orang-orang ciptaan lama, dan melalui kelahiran kembali, kita menjadi orang-orang ciptaan baru. Sebagai orang-orang yang telah dilahirkan kembali, kita masih memiliki bagian lahiriah yang melambangkan ciptaan lama. Bagian ini perlu dihabisi, disingkirkan, dan dikikis. Tetapi pada waktu yang sama kita memiliki satu bagian batiniah yang melambangkan Allah yang kekal. Bagian ini harus dikembangkan, dibangkitkan, dan diperbarui.

Membawa kematian Yesus berhubungan dengan manusia lahiriah, yang perlu dihabisi. Sebagai kaum beriman yang sejati, kita semua memiliki satu bagian dari diri kita yang digambarkan oleh Paulus sebagai manusia lahiriah. Manusia lahiriah ini akan merosot, akan dihabisi, terkikis, dan akan aus. Pengikisan manusia lahiriah kita ini berarti kita membawa kematian Yesus. Jadi, membawa kematian Yesus sebenarnya sinonim dengan pengikisan manusia lahiriah. Di dalam pemulihan Tuhan kita akan mengalami membawa kematian Yesus untuk menghabisi manusia lahiriah. Kita sedang menjalani proses pembunuhan, yaitu proses meletakkan manusia lahiriah pada kematian.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 34

No comments: