Hitstat

16 January 2012

2 Korintus - Minggu 17 Senin

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 4:10-14


Kita telah menunjukkan bahwa dalam pasal 4 Paulus menggambarkan kehidupan yang ia dan para sekerjanya tempuh. Ini adalah kehidupan yang membuat mereka bersatu dengan ministri mereka. Kehidupan ini berlawanan dengan pekerjaan yang ditekankan di antara orang-orang Kristen pada hari ini.

Kekristenan telah menjadi satu agama. Setiap agama bergantung pada pekerjaan-pekerjaan tertentu, karena tanpa pekerjaan-pekerjaan itu, agama tersebut tidak akan dapat bertahan. Suatu agama tidak mungkin ada jika penganut-penganutnya tidak melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Hasilnya, dalam agama kita memiliki pekerjaan yang bermacam-macam. Dalam agama kita mudah menunjukkan pekerjaan-pekerjaan, tetapi sulit sekali menemukan sesuatu yang berasal dari hayat. Jadi, prinsip dasar agama adalah agama itu penuh dengan pekerjaan, tetapi kekurangan dalam hayat. Ini berlaku bukan hanya bagi agama Kristen, melainkan juga dengan yang lain. Setiap agama penuh dengan pekerjaan, kegiatan, dan perbuatan-perbuatan. Tetapi dalam agama tidak ada hayat.

Dengan memiliki pemahaman tentang agama ini, sekarang marilah kita sekali lagi melihat sejarah Yesus. Bila kita melihat catatan kehidupan Tuhan di bumi, kita akan melihat bahwa penekanannya bukan pada pekerjaan-pekerjaan. Keempat kitab Injil tidak menekankan apa yang Tuhan lakukan, dan tidak menekankan pekerjaan-pekerjaan apakah yang telah digenapkan-Nya. Catatan mengenai Tuhan Yesus dalam kitab-kitab Injil terutama mengenai kehidupan-Nya. Dalam kitab-kitab Injil penekanannya adalah pada kehidupan, bukan pada pekerjaan atau kegiatan. Kitab-kitab Injil adalah biografi yang menyajikan seseorang yang hidup secara khusus. Karena itu, kitab-kitab Injil terutama bukanlah catatan tentang pekerjaan Tuhan yang ajaib; kitab-kitab Injil adalah satu gambaran dari kehidupan Tuhan Yesus di bumi. Inilah salah satu alasan mengapa Paulus dalam 2 Korintus 4 sering kali memakai nama Yesus. Pemakaian nama ini dalam pasal 4 membawa kita kembali kepada Tuhan sebagai seorang manusia yang kehidupan-Nya bersatu dengan ministri-Nya. Tuhan hidup sedemikian rupa sehingga persona-Nya bersatu dengan ministri-Nya. Tegasnya, Tuhan tidak menggenapkan satu pekerjaan; sebaliknya, Dia hanya menempuh satu kehidupan tertentu.

Ada orang, mendengar bahwa kitab-kitab Injil menekankan kehidupan Tuhan bukan menekankan pekerjaan-pekejaan-Nya, mereka mungkin akan berdebat, "Saudara Lee, bukankah kitab-kitab Injil juga memberikan catatan tentang pekerjaan-pekerjaan Tuhan Yesus?" Ya, memang demikian. Saya tidak menyangkal bahwa kitab-kitab Injil mengisahkan pekerjaan Tuhan. Namun, jika Anda membaca kitab-kitab Injil dengan teliti, Anda akan melihat bahwa gambaran yang ada di dalamnya itu bukanlah melukiskan catatan pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Sebaliknya, gambaran dalam kitab-kitab Injil itu dilukiskan sedemikian rupa untuk memperlihatkan kehidupan Tuhan. Sedikitnya, dalam gambaran itu kehidupan Tuhan Yesus lebih ditekankan daripada pekerjaan-Nya. Kitab-kitab Injil memperlihatkan kepada kita lebih banyak kehidupan Tuhan daripada pekerjaan-Nya. Ya, kitab-kitab Injil memang menggambarkan pekerjaan-pekerjaan Tuhan, tetapi lebih banyak memperlihatkan kehidupan yang ditempuh Yesus dan memperlihatkan kepada kita bagaimana Dia hidup.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 33

No comments: