Hitstat

30 January 2012

2 Korintus - Minggu 19 Senin

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:17-20


Dalam 5:18-20 Paulus membicarakan tentang ministri pendamaian. Kita perlu membaca ayat-ayat ini dengan sangat teliti. Kata "jadi" dalam ayat 20 merupakan satu kata penghubung yang menghubungkan ayat 20 dengan ayat-ayat sebelumnya. Menurut ayat 20 utusan-utusan Kristus adalah satu dengan Allah; mereka seperti Allah, bahkan menasihati seperti Allah. Perkataan mereka adalah perkataan Allah, dan apa yang mereka perbuat adalah perbuatan Allah. Selain itu, kata-kata "dalam nama Kristus" berarti mewakili Kristus. Sebagai orang-orang yang mewakili Kristus, para rasul adalah utusan-utusan Kristus. Hari ini seorang utusan adalah orang yang berkuasa untuk mewakili pengutusnya. Demikian juga, para rasul diberi kuasa oleh Kristus untuk mewakili Dia melaksanakan pekerjaan pendamaian ini.

Perkataan Paulus dalam ayat 20 tentang didamaikan dengan Allah ini bukan ditujukan kepada orang-orang dosa, melainkan ditujukan kepada kaum beriman di Korintus. Kaum beriman ini telah didamaikan dengan Allah sebagian, tetapi, mereka belum sepenuhnya didamaikan dengan Dia. Dalam 1 Korintus 1 Paulus menyebut mereka sebagai orang-orang kudus, sebagai orang-orang yang telah dipanggil oleh Allah ke dalam persekutuan dengan Anak-Nya. Karena itu, mereka benar-benar telah didamaikan dengan Allah sampai tingkat tertentu. Mungkin mereka telah didamaikan setengah jalan dengan Dia.

Dalam ayat 19 orang dunia didamaikan dengan Allah; dalam ayat 20 kaum beriman yang telah didamaikan dengan Allah didamaikan lebih lanjut dengan Allah. Ini jelas menunjukkan bahwa dua langkah diperlukan manusia untuk sepenuhnya didamaikan dengan Allah. Langkah pertama adalah orang dosa terlepas dari dosa dan berdamai dengan Allah dari dosa. Untuk tujuan ini, Kristus telah mati bagi dosa-dosa kita (1 Kor. 15:3), supaya dosa-dosa kita diampuni Allah. Ini adalah aspek obyektif dari kematian Kristus. Dalam aspek ini, Dia memikul dosa-dosa kita di atas salib, menggantikan kita menerima penghakiman Allah. Langkah yang kedua adalah sebagai kaum beriman yang hidup dalam hayat alamiah terlepas dari daging dan berdamai dengan Allah. Untuk tujuan ini, Kristus telah mati bagi kita, manusia, supaya kita dapat hidup kepada-Nya dalam hayat kebangkitan (2 Kor. 5:14-15). Ini adalah aspek subyektif dari kematian Kristus. Dalam aspek ini, Dia dijadikan dosa bagi kita, dihakimi dan diakhiri Allah, supaya kita bisa menjadi kebenaran Allah di dalam-Nya. Kelalui kedua aspek kematian-Nya ini, Dia telah sepenuhnya mendamaikan umat pilihan Allah kepada Allah.

Kedua langkah pendamaian ini secara jelas digambarkan oleh kedua tabir dalam tabernakel. Tabir yang pertama disebut tirai (Kel. 26:36). Melalui pendamaian darah penebusan dosa, orang dosa dibawa kepada Allah, masuk ke dalam tempat kudus melalui tirai ini. Ini melambangkan langkah pertama pendamaian. Namun masih ada tirai yang kedua (Kel. 26:31-35; Ibr. 9:3) yang memisahkan dia dari Allah yang ada di tempat maha kudus. Tirai ini perlu dikoyakkan sehingga orang dosa bisa dibawa kepada Allah di dalam tempat maha kudus. Ini adalah langkah kedua pendamaian. Kaum beriman Korintus telah didamaikan kepada Allah, telah melalui tirai yang pertama dan masuk ke dalam tempat kudus. Tetapi mereka masih hidup dalam daging, mereka perlu melalui tirai kedua yang sudah dikoyakkan (Mat. 27:51; Ibr. 10:20) untuk masuk ke dalam tempat maha kudus, hidup bersama Allah di dalam roh mereka (1 Kor. 6:17). Tujuan surat ini adalah membawa mereka ke sana, supaya mereka bisa menjadi orang-orang yang di dalam roh (1 Kor. 2:15), di dalam tempat maha kudus. Inilah yang dimaksud rasul ketika ia berkata, "Berilah dirimu didamaikan dengan Allah."


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 37

No comments: