Hitstat

01 May 2014

Kolose - Minggu 5 Kamis



Pembacaan Alkitab: Kol. 1:15-19; Rm. 1:20


Menurut ajaran tradisional yang berlaku di kalangan kekristenan, Kristus dianggap sebagai Pencipta. Walau selaku Allah, Kristus adalah Pencipta, tetapi tidak ada ayat dalam Alkitab yang mengatakan dengan tegas bahwa Kristus menciptakan langit, bumi, dan segala sesuatu dalam alam semesta. Ketika beberapa orang mendengar perkataan ini, mereka mungkin heran akan Yohanes 1:3 yang berbunyi: “Segala sesuatu dijadikan melalui (through) Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Tl.). Ayat ini tidak mengatakan Kristus telah menciptakan segala sesuatu, tetapi segala sesuatu dijadikan melalui Kristus. Dalam Versi King James (juga dalam bahasa Indonesia) ayat ini diterjemahkan, “segala sesuatu dijadikan oleh (by) Dia.” Ini terjemahan yang kurang tepat. Preposisi Yunaninya seharusnya diterjemahkan “melalui” bukan “oleh”. Jadi, ayat ini tidak mengatakan segala sesuatu diciptakan oleh Kristus, melainkan dijadikan melalui Kristus. Hal ini menunjukkan bahwa Kristus adalah sarana penciptaan.

Kristus pada faktanya memang sebagai Pencipta segala sesuatu. Tetapi butir yang kita tekankan di sini ialah bahwa Alkitab tidak mengatakan secara khusus tentang Kristus adalah Pencipta, sebaliknya Dia sebagai sarana penciptaan yang melaluinya segala sesuatu dijadikan. Jika kita membicarakan penciptaan secara umum, memang Kristus adalah Sang Pencipta. Namun jika kita ingin membicarakannya lebih pasti, lebih baik kita mengatakan Kristus adalah sarana penciptaan.

Dalam Kolose 1:15 Paulus mengatakan bahwa Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. Ini berarti Kristus adalah ekspresi dari Allah yang tidak kelihatan. Dalam hal ini kita harus bertanya bagaimana Kristus mengekspresikan Allah. Jawabnya ialah Dia mengekspresikan Allah di dalam penciptaan. Tetapi, Kristus tidak mengekspresikan Allah di dalam penciptaan hanya melalui menciptakan segala sesuatu secara obyektif. Kalau Kristus hanya sebagai Pencipta yang obyektif, tidak sebagai sarana penciptaan yang subyektif, Dia tidak dapat mengekspresikan Allah di dalam penciptaan. Ingatlah, segala sesuatu bukan diciptakan “oleh” Kristus, tetapi “melalui” Kristus. Ini menunjukkan suatu proses yang terjadi di dalam Kristus.

Kristus adalah sarana aktif yang melaluinya penciptaan terlaksana. Dalam proses ini kuat kuasa Allah telah terekspresikan, juga telah ternyatakan. Ini jelas diwahyukan dalam Roma 1:20. Ayat ini mengatakan bahwa “Sebab sifatsifat-Nya yang tidak tampak, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat tampak dan dipahami dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.” Kuat kuasa Allah telah dinyatakan di dalam segala benda yang tercipta. Karena itu, dalam perkataan Darby, penciptaan mengandung ciri-ciri kuat kuasa intrinsik (yang terkandung di dalam) Kristus.

Kristus secara subyektif berkaitan dengan penciptaan. Kristus tidak menciptakan alam semesta hanya secara obyektif, yaitu sebagai Pencipta yang obyektif. Kita boleh berkata bahwa Dia tidak berdiri di samping sambil membuat segala sesuatu itu dihasilkan. Sebaliknya, proses penciptaan terjadi di dalam Dia, yakni di dalam kuat kuasa persona-Nya. Kristus adalah kuat kuasa yang unik dalam alam semesta. Persona-Nya adalah kuat kuasa ini. Sebab itu, penciptaan terlaksana di dalam Dia. Ini berarti Dia tidak sekadar Pencipta yang obyektif, tetapi juga sarana yang subyektif yang melaluinya penciptaan terlaksana. Karena alasan ini, penciptaan mengandung ciri-ciri kuat kuasa intrinsik Kristus. Alkitab tidak mengatakan Kristus telah menciptakan alam semesta, tetapi mengatakan segala sesuatu dijadikan melalui Dia, atau diciptakan di dalam Dia. Kata “oleh Dia” bersifat obyektif, sedang kata “melalui Dia” dan “di dalam Dia” bersifat subyektif.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 10

No comments: