Hitstat

09 May 2014

Kolose - Minggu 6 Jumat



Pembacaan Alkitab: Kol. 1:24; Why. 1:9; 2 Kor. 1:5-6


Dalam Wahyu 1:9 Yohanes mengatakan bahwa dia adalah “ikut serta dalam kesusahan, dalam kerajaan dan dalam ketekunan dalam Yesus” (Tl.). Mengatakan bahwa kita ikut serta dalam kesusahan, dalam kerajaan, dan dalam ketekunan dalam Yesus menunjukkan bahwa kita menderita. Ketika Yesus hidup di bumi sebagai seorang manusia, Dia menderita terus-menerus. Menurut riwayat hidup-Nya, nama-Nya Yesus menunjukkan seorang yang menderita susah, seorang manusia yang penuh kesengsaraan (Yes. 53:3). Sebab itu, ikut serta dalam kesusahan dalam Yesus berarti menderita dan teraniaya ketika kita mengikuti Yesus orang Nazaret ini. Kitab Wahyu adalah untuk mereka yang menderita susah dalam Yesus. Selagi kita menantikan kedatangan Tuhan, kita harus mau menderita. Penderitaan ini adalah untuk Tubuh, gereja. Kita harus ikut serta dalam penderitaan Yesus untuk gereja.

Ketika Yesus berada di bumi, Dia dianiaya oleh agama Yahudi, agama yang dibentuk menurut firman Allah. Yohanes 5:16 mengatakan bahwa orang-orang Yahudi menganiaya Yesus sebab Dia telah melanggar Sabat mereka. Orang yang agamis tidak dapat membiarkan pelanggaran atas peraturan-peraturan mereka. Setiap pelanggaran atas peraturanperaturan agama mereka akan membangkitkan penganiayaan. Ketika Yesus melanggar Sabat, maka para agamawan Yahudi menganiaya-Nya bahkan berusaha membunuh-Nya. Akhirnya, agama berhasil menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus.

Sama seperti agama telah menganiaya Yesus, agama juga menganiaya para pengikut Yesus. Dari Kitab Kisah Para Rasul kita mengetahui bahwa orang-orang Yahudi bangkit melawan para rasul di dalam sinagoga-sinagoga mereka. Paulus sangat banyak menderita penganiayaan semacam ini. Yohanes, penulis Kitab Wahyu, juga mengalaminya. Yohanes dibuang ke Pulau Patmos “oleh karena firman Allah dan kesaksian Yesus”. Dia menjadi seorang sekutu dalam penderitaan kesengsaraan di dalam Yesus.

Penganiayaan terhadap Tuhan Yesus tidak saja berasal dari dunia sekuler, tetapi juga dari dunia agama. Dalam Kitab Kisah Para Rasul kita nampak situasi penganiayaan terhadap para rasul adalah sama. Tentangan datang terutama bukan dari orang-orang bukan Yahudi, tetapi dari agama Yahudi. Demikian pula, banyak sekali martir yang menderita aniaya dalam tangan agama. Agama selalu menganiaya para pengikut Yesus yang sejati. Sekarang adalah giliran kita mengalami aniaya, penderitaan ini untuk pembangunan Tubuh Kristus. Selama tahun-tahun saya di China bersama Saudara Watchman Nee, saya melihat betapa beratnya dia dianiaya oleh agama. Desas-desus, tentangan, dan kecaman berasal dari kaum agamawan. Dalam kelicikannya, Iblis, si Jahat, menggunakan agama untuk melawan dan menganiaya orang-orang yang mengikut Tuhan Yesus. Sebab itu, seperti Yohanes di Pulau Patmos, kita pun harus ikut serta dalam kesusahan dalam Yesus. Dengan demikian kita menggenapkan apa yang kurang pada penderitaan Kristus untuk gereja.

Kita perlu mengikuti para rasul yang semula dalam menggenapkan kekurangan pada penderitaan Kristus untuk gereja. Kita pun perlu mengambil bagian dalam persekutuan penderitaan Kristus untuk pembangunan gereja. Sasaran pekerjaan kristiani kita haruslah pembangunan gereja. Namun, jika kita hanya memperhatikan aktivitas-aktivitas seperti memberitakan Injil atau mengajarkan Alkitab, kita mungkin disambut baik dan diapresiasi, tetapi jika sasaran pengkhotbahan dan pengajaran kita adalah pembangunan gereja, kita akan ditentang oleh orang-orang yang agamis.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 12

2 comments:

Anonymous said...

Apa bedanya antara aktivitas-aktivitas seperti pemberitaan injil/pengajaran Alkitab dengan pembangunan gereja, dalam kutipan diatas? Bukankah pembangunan gereja juga memerlukan pemberitaan injil dan pengajaran Alkitab?

Admin said...

Pemberitaan Injil/Pengajaran Alkitab memang diperlukan untuk pembangunan gereja. Tetapi jika kita hanya memperhatikan pemberitaan Injil/pengajaran Alkitab, itu belum tentu membangun gereja, dan aktifitas seperti itu bukanlah yang diinginkan oleh Allah, karena yang Allah inginkan adalah gereja yang terbangun.