Hitstat

01 January 2016

Ibrani - Minggu 32 Jumat



Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 6:17; 2 Tim. 4:22


Putra Allah yang ada di dalam kita bukan yang sebagian tetapi seluruhnya. Putra Allah di dalam kita merupakan persona yang lengkap. Ia bukan membagi diri‑Nya menjadi beberapa bagian, lalu menaruh sebagian ke dalam kita. Kristus, Putra Allah, telah masuk ke dalam kita sebagai satu persona yang sempurna dan menyeluruh. Walau seluruh persona Kristus berada dalam roh kita, namun dari saat ke saat pikiran kita bukan berasal dari Kristus yang berada dalam roh itu, melainkan berasal dari pikiran kita yang jelek. Mungkin sampai hari ini Anda tetap memikirkan seorang saudara, dan berkata dalam hati, "Aku tidak suka saudara itu, ia seharusnya dipecat saja." Tetapi selama ia adalah seorang saudara, tidak peduli baik atau buruk, Anda tidak boleh mengatakan Anda tidak menyukainya. Pikiran semacam itu muncul dari angan‑angan Anda yang jelek, bukan dari Kristus yang berada dalam roh Anda.

Bagaimana dengan emosi Anda? Ketika Anda mengasihi, apakah Anda mengasihi dari roh yang di dalamnya terdapat Putra Allah, atau Anda mengasihi dari emosi Anda? Saya tidak menanyakan apa yang Anda kasihi, tetapi dari mana Anda mengasihi, dari emosi alamiah Anda atau dari Kristus yang berhuni di batin? Kalau kita, seperti Kristus, adalah putra‑putra Allah, mengapa emosi kita berlainan dengan emosi‑Nya? Ini dikarenakan Kristus hanya berada dalam roh kita, Ia belum berkembang ke dalam emosi kita, karena itu emosi kita masih merdeka terhadap‑Nya.

Sekarang kita lihat lagi bagaimana dengan tekad kita. Entah liar atau jinak, itu tetaplah tekad Anda. Ketika Anda pergi berbelanja, haruslah Anda memeriksa sumber keinginan berbelanja itu, dari Kristus yang berhuni di batin Anda atau dari tekad alamiah Anda? Bagaimana dengan keputusan‑keputusan yang Anda ambil dari hari ke hari? Berapa kalikah Anda mengambil keputusan yang berasal dari Kristus, bukan dari tekad Anda sendiri? Sebagai seorang putra Allah, apakah yang menjadi sumber keputusan Anda, Kristus atau tekad Anda sendiri? Saya tidak membicarakan soal baik dan buruk, juga tidak membicarakan soal agama. Saya hanya bertanya apakah keputusan yang Anda ambil. berasal dari roh Anda, tempat Putra Allah berada, atau berasal dari tekad Anda sendiri. Meskipun kita adalah anak‑anak Allah, kita harus mengakui bahwa sebagian besar keputusan kita berasal dari tekad kita, bukan dari Putra Allah, Yesus Kristus, yang di dalam roh kita. Karena itu, walaupun kita memiliki Kristus dalam roh kita, kita tidak dapat mengekspresikan Allah, karena Kristus terkurung di dalam kita. Setelah masuk ke dalam kita, Ia lalu tertawan di dalam kita, sebab Ia tidak memiliki kebebasan untuk berkembang dari dalam roh kita.

Ini sekali lagi membawa kita ke hukum hayat. Hukum hayat adalah Kristus itu sendiri. Kristus yang diam di dalam roh kita adalah hayat kita. Apakah arti hukum hayat? Hukum hayat adalah hayat yang berfungsi. Suatu hukum ialah suatu peraturan yang tidak berubah dan yang otomatis. Kapan saja Anda melempar suatu benda ke angkasa, pasti ia jatuh ke bawah. Inilah hukum gravitasi, hukum yang tidak berubah dan yang otomatis.

Setiap hayat memiliki hukumnya masing-masing. Saya sering memakai perumpamaan tentang pohon persik. Kalau di halaman belakang rumah Anda ada sebatang pohon persik, Anda tidak perlu khawatir ia akan menghasilkan buah semangka. Pohon persik setiap tahun pasti menghasilkan buah yang berbentuk persik. Demikian pula pohon apel. Hayat apel memiliki hukum apel. Ketika pohon apel bertumbuh, dengan spontan ia akan menghasilkan buah yang berbentuk apel. Inilah akibat dari peraturan hukum dalam hayat pohon apel.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 64

No comments: