Hitstat

30 January 2016

Yakobus - Minggu 2 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Yak. 1:16-18


Dalam hidup kita sebagai orang Kristen kita dicobai oleh dua macam hal yang pertama adalah yang positif, sedang yang kedua adalah yang negatif. Yang pertama meliputi pencobaan‑pencobaan dan penderitaan‑penderitaan yang menguji dan membuktikan kita. Penganiayaan, penderitaan, dan lingkungan yang miskin mencobai, menguji, dan membuktikan di manakah kita berdiri di hadapan Allah. Yang kedua, yaitu yang negatif, meliputi godaan. Sebagai contoh, teman kerja Anda mungkin dipakai oleh Iblis untuk menggoda Anda dengan mengajak Anda mengikuti suatu kegiatan duniawi. Anda mungkin juga dicobai dalam hal‑hal lainnya. Boleh jadi, seorang tetangga membeli sebuah mobil baru. Sewaktu Anda nampak mobil itu, Anda ingin memiliki yang seperti itu. Itulah godaan.

Seperti halnya pencobaan-pencobaan, godaan-godaan juga menguji dan membuktikan kita. Jadi, dicobai oleh penderitaan di luar kita merupakan suatu pencobaan, sedangkan dicobai oleh keinginan yang di dalam dan dipikat olehnya adalah suatu godaan. Suatu undangan yang mengajak kita untuk ikut dalam kegiatan duniawi atau karena melihat mobil baru seseorang mungkin bisa mengobarkan keinginan di dalam kita. Ini bukan pencobaan, melainkan suatu godaan. Kita perlu menanggung pencobaan, tetapi godaan harus ditolak. Untuk menanggung pencobaan, kita memerlukan hikmat. Akan tetapi, hanya hikmat semata tidaklah cukup untuk menolak godaan. Untuk menolak godaan, kita memerlukan hayat ilahi.

Dalam ayat 16-17 Yakobus meneruskan perkataannya, "Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat! Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran." Segala terang di sini mengacu kepada benda-benda penerang di langit. Bapa adalah Pencipta, sumber, dari benda-benda penerang ini. Pada-Nya tidak ada bayangan yang terjadi karena pertukaran (berlawanan dengan situasi orbit benda langit, bulan bertambah besar dan pudar karena peredarannya, dan matahari bisa mengalami gerhana karena tertutup bulan), karena Dia tidak berubah, tidak bisa berubah. Dengan demikian, Dia tidak bisa digoda oleh sifat jahat, juga tidak menggoda siapa pun.

Menurut ayat 17, tindakan memberi maupun barang yang diberikan berasal dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang. Terang di sini bukanlah terang rohani, melainkan benda‑benda langit, seperti matahari, bulan, dan planet‑planet, serta bintang‑bintang. Bagaimana mungkin Allah bisa disebut Bapa atas benda‑benda langit ini? Ia disebut Bapa segala terang karena semua benda penerang itu diciptakan oleh‑Nya. Menurut Kisah Para Rasul 17, segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah adalah dihasilkan oleh‑Nya. Dalam hal ini, Ia adalah Bapa dari segala yang dihasilkan‑Nya. Karena benda‑benda langit diciptakan oleh Allah, maka Ia adalah Bapa dari segala terang, benda‑benda penerang.

Sekarang kita mengerti bahwa yang dimaksud Yakobus adalah orbit‑orbit di dalam tata surya yang menunjukkan kepada kita bahwa Bapa yang melahirkan kita, adalah tidak berubah. Pada‑Nya tidak ada pertukaran. Karenanya, janganlah kita mengatakan bahwa kita dicobai oleh Allah. Karena Allah itu tidak berubah, maka Ia tidak mencobai siapa pun, dan Ia pun tidak dapat dicobai. Berdasarkan pemahaman tentang stabilitas Allah, Yakobus menekankan fakta bahwa Bapa yang melahirkan tidak pernah mencobai kita. Sebaliknya, bila kita dicobai, maka kita dicobai oleh keinginan kita sendiri. Kemudian apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa. Dosa, apabila sudah matang, akan melahirkan maut. Keinginan adalah faktor penggoda yang melahirkan dosa dan dosa melahirkan maut.

Dosa, sumber dari kegelapan, melahirkan maut (ayat 15). Tetapi Bapa segala terang melahirkan kita, supaya kita menjadi buah sulung dari antara semua ciptaan‑Nya, penuh dengan hayat yang kuat, yang matang lebih dulu. Ini mengacu kepada kelahiran ilahi, yaitu kelahiran kembali kita (Yoh. 3:5‑6), yang dirampungkan sesuai dengan kehendak kekal Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 3

No comments: