Hitstat

19 January 2016

Ibrani - Minggu 35 Selasa



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 3:9


Dalam memahami Alkitab, kita terlalu banyak dipengaruhi oleh konsepsi alamiah pribadi. Dulu pernah saya katakan bahwa hukum hayat itu berfungsi untuk mengatur kita. Berdasarkan konsepsi ini, jika kita sedang ingin berbantah-bantah dengan istri kita, hukum hayat akan mengatur kita. Pengajaran demikian adalah berdasarkan konsepsi alamiah kita, ini tidaklah tepat. Perhatikanlah sebatang pohon apel. Hayat pohon apel memiliki sifat pohon apel, dan dari sifat pohon apel ini muncul hukum hayat pohon apel. Apakah hukum hayat dalam pohon apel mengaturnya agar ia tidak melakukan kesalahan? Mutlak tidak. Hukum hayat apel tidak berfungsi secara demikian. Bagaimanakah ia menyatakan fungsinya? Ketika hayat pohon apel bertumbuh, hukum hayat pohon ini membuat rupa hayat ini terbentuk. Jadi, ketika sebatang pohon apel berbuah, ia akan mengeluarkan bentuk buah apel yang tepat. Karena itu, hukum hayat bukan mengatur kita untuk tidak melakukan kesalahan, melainkan mengatur bentuk hayat.

Jika suatu hayat tidak bertumbuh, hukum hayatnya tidak akan berfungsi. Hukum hanya berfungsi ketika hayat itu bertumbuh. Fungsi utama dari hukum hayat bukan secara negatif menyuruh kita jangan melakukan sesuatu, melainkan dengan positif, ketika hayat bertumbuh, hukum hayat berfungsi, sehingga kita terbentuk menjadi rupa Kristus. Inilah fungsi hukum hayat.

Dulu, meskipun saya sudah mengetahui masalah hukum hayat ini, namun saya sangat terpengaruh oleh pengertian alamiah saya. Saya mengira fungsi hukum hayat terutama untuk mengatur kita. Pengertian alamiah itu telah membatasi saya, sehingga saya tidak nampak fungsi hukum hayat yang sebenarnya. Akhir-akhir ini, saya ditegur oleh Tuhan. Tuhan bertanya kepadaku, "Siapakah yang memberi tahu kamu hukum hayat terutama untuk mengatur? Kamu tidak dapat menemukan satu ayat pun dalam Alkitab tentang perkataan itu. Mengapa kamu tidak memakai kata-kata dalam Roma 8:2 dan 29?" Dalam Roma 8:2 tidak dikatakan hukum hayat mengatur kita untuk tidak berbuat salah. Konsepsi itu semata-mata berdasar pada pengertian kita yang insani, alamiah, etis, dan agamis. Kita perlu visi tentang Roma 8:29. Sekarang kita berada di alam lingkungan lain, dan tidak perlu pengaturan apa pun. Dalam alam lingkungan ini tidak ada dosa, dunia, daging, atau ego. Perhatikanlah dua macam pohon, pohon apel dan pohon persik. Kedua pohon itu tidak memiliki dosa, dunia, daging atau ego. Tetapi kedua pohon itu masing-masing mempunyai satu hukum hayat yang membentuk mereka. Pembentukan oleh hukum hayat tersebut ialah makna istilah "penyerupaan" dalam Roma 8:29. Hukum Roh hayat menyerupakan kita dengan gambar Putra sulung Allah. Ketika hayat bertumbuh, hukum ini menyerupakan kita dengan gambar Kristus. Bagaimana caranya Kristus terbentuk di dalam kita? Hanya melalui operasi positif dari hukum hayat yang membentuk kita dengan bentuk-Nya. Betapa besar perbedaan antara realitas ini dengan konsepsi alamiah kita!

Banyak di antara kita memiliki kelemahan. Jika kita tidak memperhatikannya, ia diam dan tidur saja. Tetapi jika kita memperhatikannya, apalagi ingin mengatasinya demi kekudusan kita, Ia akan bangkit, lalu menundukkan kita. Karena itu, paling baik kita tidak mengutik-utiknya. Puji Tuhan, kita telah memiliki kelahiran baru, yaitu kelahiran ilahi. Dalam kelahiran baru ini tidak ada kelemahan. Di dalamnya hanya ada hayat ilahi dengan sifat ilahi dan hukum ilahi, yang akan membentuk kita dan menyerupakan kita dengan gambar Kristus. Namun, pembentukan ini memerlukan pertumbuhan hayat, sebab hukum hayat bisa berfungsi hanya bila hayat bertumbuh. Hukum hayat tidak mengatur kita untuk meninggalkan dosa, karena ia tidak berada dalam ruang lingkup dosa; ia berada dalam ruang hngkup hayat ilahi, yang tanpa dosa, dunia, daging, atau ego. Ketika hayat bertumbuh, hukumnya pun beroperasi, tetapi bukan untuk mengatur atau mengoreksi kita, melainkan membentuk kita, menyerupakan kita dengan gambar Putra sulung Allah. Akhirnya, melalui fungsi hukum hayat, kita semua akan menjadi putra-putra Allah yang matang, dan Allah akan beroleh ekspresi-Nya secara universal dan korporat.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 69

No comments: