Hitstat

04 January 2016

Ibrani - Minggu 33 Senin



Pembacaan Alkitab: Yoh. 3:16; 20:31


Inti pemikiran seluruh Alkitab terletak pada kehendak Allah yang ingin memperoleh banyak putra menjadi ekspresi‑Nya. Untuk mencapai tujuan ini, pertama‑tama Allah harus mempunyai satu contoh atau model. Model ini tidak lain ialah Yesus Kristus, Putra Allah. Ketika Kristus datang untuk kali pertama, Ia datang sebagai Putra tunggal Allah yang menjadi manusia sejati di dalam daging. Walaupun Ia adalah manusia sejati dengan sifat insani, Ia tetap sebagai Putra tunggal Allah. Maka sewaktu di bumi, Ia sering menyebut diri‑Nya Putra Allah atau Putra Manusia (Yoh. 10:36; 5:25; 1:51; Mat. 8:20). Kristus memusnahkan Iblis melalui kematian-Nya di dalam daging (Ibr. 2:14). Maka, yang ditakuti Iblis dan setan-setan ialah Ia menjadi Putra Manusia.

Yohanes 1:14 mengatakan bahwa Firman itu telah menjadi manusia, sedang 1Korintus 15:45 mengatakan Adam yang akhir menjadi Roh pemberi‑hayat. Di sini, dalam 1Korintus 15:45, terdapat "menjadi" yang lain. Pada awalnya, Kristus adalah Putra Allah. Dalam inkarnasi‑Nya, Ia "menjadi" daging, lalu sebagai manusia dalam daging Ia "menjadi" Roh pemberi‑hayat. Kita percaya Yohanes 1:14 yang mengatakan Firman menjadi manusia (daging), kita pun percaya 1 Korintus 15:45 yang mengatakan Adam yang akhir menjadi Roh pemberi‑hayat. Saya pernah dikecam orang sebagai bidah karena saya mengajarkan bahwa Yesus telah menjadi Roh itu. Menurut ajaran tritunggal mereka yang usang dan tradisional, penentang‑penentang itu mengatakan Bapa adalah Bapa, Putra adalah Putra, dan Roh adalah Roh. Tetapi sekarang mereka bingung, sebab 1 Korintus 15:45 mengatakan Kristus telah menjadi Roh pemberi‑hayat. Sebenarnya Roh ada berapa? Satu. Kristus itu Putra atau Roh? Ia adalah Putra juga Roh, pun Manusia. Hal ini tidak berarti ketika Kristus menjadi manusia, Ia tidak lagi menjadi Putra Allah, juga tidak berarti ketika Ia menjadi Roh, Ia tidak lagi sebagai manusia dan Putra Allah. Dia adalah yang almuhit.

Kristus adalah Roh pemberi-hayat. Dalam Roh ini terdapat sifat ilahi yang perkasa, yang tidak dapat binasa, juga terdapat sifat insani yang tepat, yang ditinggikan. Tidak ada sifat insani yang lebih benar dan tepat seperti yang dimiliki Yesus. Sifat ilahi yang ajaib dan sifat insani yang ditinggikan ini kini berada dalam Roh, sama halnya dengan teh dan susu ada dalam air. Ketika kita meminum air, kita pun menerima teh dan susu. Demikian pula, ketika kita menyeru nama Tuhan Yesus, yang adalah Roh pemberi-hayat, kita pun beroleh sifat ilahi dan sifat insani-Nya.

Cara Allah yang pertama ialah memperoleh satu contoh, satu model. Model ini ialah Allah Putra yang datang menjadi manusia. Manusia yang adalah perwujudan Allah ini hidup di bumi selama tiga puluh tiga setengah tahun, merasakan dan mengalami semua penderitaan hidup sebagai manusia. Kemudian Ia mati di atas salib. Melalui kematian-Nya, ciptaan lama telah diakhiri, masalah dosa telah dibereskan, dan semua musuh Allah telah dihancurkan. Kematian-Nya di atas salib merupakan kematian yang almuhit yang menggenapkan segala sesuatu bagi ekonomi Allah. Tetapi ini bukan yang terakhir, sebab Ia telah dibangkitkan beserta sifat ilahi dan insani-Nya. Sifat ilahi-Nya telah diekspresikan dan dinyatakan sepenuhnya di dalam kebangkitan-Nya, sedang sifat insani-Nya telah diubah dari bentuk jasmani ke dalam bentuk rohani. Sesudah kebangkitan-Nya, Ia menjadi persona yang ajaib itu. Hari ini dalam persona yang ajaib ini, yakni dalam Juruselamat kita, kita memiliki sifat ilahi yang kekal, perkasa, dan tak terbatas; juga memiliki sifat insani yang ditinggikan, diubah; memiliki kehidupan insani yang tepat; memiliki kematian yang almuhit, yang membereskan masalah dosa, yang menaklukkan musuh, dan yang mengakhiri ciptaan lama; dan memiliki kebangkitan. Hari ini Ia mengekspresikan Allah dalam sifat insani yang tepat. Dosa berada di bawah kaki-Nya, Iblis telah dikalahkan, dan ciptaan lama telah diakhiri. Inilah contoh model dari ekspresi Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 65

No comments: