Hitstat

20 January 2016

Ibrani - Minggu 35 Rabu



Pembacaan Alkitab: Ibr. 4:12; 8:6


Allah bertujuan menghasilkan banyak putra, agar Ia dapat beroleh ekspresi yang lengkap dan korporat. Hal ini merupakan sasaran satu‑satunya dari ekonomi ilahi-Nya. Putra tunggal Allah, yang adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud-Nya (Ibr. 1:3), menjadi seorang manusia, mengekspresikan Allah dan menyatakan-Nya dalam kehidupan insani. Dalam keinsanian-Nya, Kristus, Putra tunggal Allah, telah mengekspresikan Allah. Dalam keinsanian-Nya, melalui kebangkitan-Nya, Ia juga dilahirkan sebagai Putra sulung Allah yang memiliki sifat ilahi dan insani. Kini, sebagai Putra sulung Allah, yang memiliki sifat ilahi dan insani, Kristus menjadi model atau pola untuk menghasilkan putra-putra Allah secara massal. Melalui kebangkitan-Nya, semua orang yang percaya kepada-Nya telah dilahirkan kembali menjadi putra-putra Allah. Kita, para putra Allah, yang menjadi saudara-saudara Putra sulung Allah, adalah orang-orang yang tersusun menjadi gereja.

Putra sulung Allah telah disempurnakan dan dimuliakan, dan Ia kini adalah Perintis yang telah masuk ke dalam ruang lingkup kemuliaan. Ia pun menjadi Panglima keselamatan kita yang telah menang perang dan membawa kita, saudara-saudara-Nya, ke dalam kemuliaan-Nya. Sekarang Ia di surga sebagai Imam Besar kita, yang sedang menyuplaikan segala apa adanya diri-Nya, segala yang dirampungkan-Nya, dan segala yang dicapai-Nya, ke dalam kaum beriman-Nya. Pelayanan-Nya di surga adalah pelayanan yang lebih baik dan lebih indah (Ibr. 8:6), karena melalui pelayanan-Nya, Ia menyuplaikan segala apa adanya diri-Nya dan segala yang telah Dia kerjakan ke dalam batin kita dalam hayat kebangkitan-Nya. Di satu pihak, Ia ada di surga sebagai Imam Besar yang menyuplaikan hayat ke dalam kita; di pihak lain, Ia sebagai Roh pemberi-hayat, kini ada di dalam roh kita sebagai hayat kita. Dalam hayat yang di batin kita ini, yaitu Kristus yang ajaib, terdapat hukum hayat ilahi yang bekerja dan berfungsi senantiasa dalam batin kita yang terdalam.

Menurut lambang, hukum Taurat adalah kesaksian Allah, sebab hukum itu mengekspresikan apa adanya Allah. Hukum itu terletak dalam tabut di tempat maha kudus dalam Kemah Pertemuan, tempat kediaman Allah. Kita adalah para saudara dari Putra sulung Allah (Ibr. 2:11), kita adalah gereja (2:12), kita adalah teman sekutu (mitra) Dia yang telah ditetapkan dan diurapi Allah (1:9; 3:14), dan kita pun rumah Allah (3:6). Rumah Allah sama dengan tempat kediaman Allah, yang dilambangkan oleh Kemah Pertemuan yang di dalamnya terdapat tempat maha kudus. Jadi, kita, para saudara Putra sulung Allah, gereja, teman sekutu Dia yang ditetapkan dan diurapi Allah, rumah Allah, adalah tempat kediaman Allah yang sejati hari ini. Dalam tempat kediaman ini terdapat tempat maha kudus. Tempat maha kudus ini adalah roh insani kita yang telah dilahirkan kembali, yang dihubungkan dengan surga, tempat Putra sulung Allah yang telah dimuliakan itu berada.

Kristus kini berada di surga juga dalam roh kita. Di surga, Ia sebagai Imam Besar dalam imamat-Nya yang rajani dan ilahi, sedang menyuplaikan segala apa adanya diri-Nya dan segala yang telah Dia kerjakan ke dalam kita. Di roh kita, Ia sebagai Roh pemberi-hayat sedang bekerja dengan hukum hayat. Jadi, pelayanan-Nya di surga dan pekerjaan-Nya di dalam roh kita saling berhubungan. Pelayanan-Nya di surga dirampungkan oleh operasi dan pekerjaan-Nya di dalam roh kita. Kini segala apa adanya diri-Nya dan yang Dia kerjakan telah digarapkan ke dalam kita melalui operasi hukum hayat di roh kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 69

No comments: