Hitstat

07 January 2016

Ibrani - Minggu 33 Kamis



Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:45; Kol. 1:27


Alkitab mewahyukan kepada kita bahwa kehendak kekal Allah ialah memperoleh banyak putra dan membuat semua putra itu serupa dengan‑Nya. Karena Allah itu ilahi dan kita ini insani, bagaimana kita bisa menjadi putra-putra Allah yang ilahi, yaitu menjadi serupa dengan Dia baik dalam hayat maupun sifat? Untuk beroleh banyak putra, langkah pertama, Allah berinkarnasi di dalam Putra‑Nya. Melalui inkarnasi, Ia mengenakan sifat insani. Sebelum Ia berinkarnasi, Ia hanya mempunyai sifat ilahi, tanpa sifat insani. Tetapi melalui inkarnasi, Ia mengenakan sifat insani dan menjadi seorang manusia. Walaupun Ia telah menjadi seorang manusia, Ia tetap sebagai Allah, sebab Ia tidak menanggalkan sifat ilahi‑Nya untuk menjadi seorang manusia saja. Dialah Allah juga manusia, mengandung sifat ilahi juga insani. Betapa ajaibnya Allah kita, Dialah Allah yang unik, Pencipta, menjadi seorang manusia yang berdarah daging! Jika hanya dilihat dari segi sifat insani, memang Ia telah menjadi serupa dengan kita, yaitu seorang manusia sejati yang bertulang dan berdaging. Tetapi jangan lupa, manusia sejati yang bernama Yesus Kristus ini juga adalah Allah. Dialah Allah sejati dan manusia sejati. Sebelum Ia membuat kita menjadi serupa dengan‑Nya, Ia harus terlebih dahulu menjadi serupa dengan kita.

Sesudah menjadi seorang manusia dalam daging yang memiliki sifat insani, Kristus lalu disalibkan, dikubur, dan bangkit. Dalam kebangkitan, Ia lalu mengambil langkah lain, sebagai Adam yang akhir, Ia menjadi Roh pemberi‑hayat (1 Kor. 15:45). Ini adalah suatu rahasia. Pada hari kebangkitan‑Nya, Tuhan menampakkan diri kepada murid-murid‑Nya (Yoh. 20:19). Pintu‑pintu terkunci rapat, tetapi murid‑murid menjadi tercengang karena Yesus bisa masuk. Sewaktu murid‑murid terkejut dan takut, menyangka bahwa mereka melihat hantu, berkatalah Tuhan Yesus, "Lihatlah tangan-Ku dan kaki‑Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada‑Ku." (Luk. 24:39).

Tuhan bukan hanya Roh, Ia pun persona ajaib yang bertubuh daging dan bertulang yang terdapat bekas pakunya. Hari ini Kristus yang ajaib ini adalah Roh pemberi‑hayat, tetapi Ia masih memiliki tubuh yang berdaging dan bertulang. Tidak hanya demikian, kitab Perjanjian Baru mewahyukan bahwa Kristus yang ajaib ini berada di dalam kita (Kol. 1:27; 2 Kor. 13:5). Ia berada dalam roh kita (2 Tim. 4:22; 1 Kor. 6:17). Kristus dalam kebangkitan tetap memiliki tubuh yang berdaging dan bertulang, namun juga berada di dalam kita. Kita tidak bisa menjelaskan bagaimana Dia, yang memiliki daging dan tulang, dapat tinggal di dalam kita. Hal ini di luar jangkauan pengertian kita. Walau demikian, Ia sungguh sejati dan ajaib.

Berdasarkan kitab Perjanjian Baru, Kristus pernah mengalami dua kali "menjadi." Yohanes 1:14 mengatakan, "Firman itu telah menjadi manusia." Sedangkan 1 Korintus 15:45 mengatakan, "Adam yang akhir telah menjadi Roh pemberi‑hayat." (Tl.). Melalui dua kali "menjadi" itu, Kristus menjadi satu persona yang ajaib. Ia adalah Allah, manusia, dan menjadi Roh pemberi‑hayat. Sebagai Putra Allah, Ia lalu menjadi manusia, dan setelah menjadi manusia, Ia juga menjadi Roh pemberi‑hayat yang mengandung sifat ilahi dan sifat insani. Di dalam Dia kita nampak Allah yang sejati dan manusia yang sejati. Hari ini, Allah‑manusia ini juga adalah Roh pemberi‑hayat. Jika Ia bukan Roh, Ia tidak dapat masuk ke dalam rumah yang terkunci untuk berjumpa dengan murid‑murid‑Nya. Namun demikian, Ia tetap mempunyai satu tubuh yang berdaging dan bertulang. Saya tidak dapat menerangkan hal ini, sebab saya sangat terbatas. Tetapi saya tahu Ia kini tinggal di dalam saya dan saya juga tidak dapat menyangkal bahwa Ia telah berbuat banyak hal bagi saya. Bahkan hingga sekarang, Ia sedang hidup di dalam saya dan untuk saya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 66

No comments: