Hitstat

08 January 2016

Ibrani - Minggu 33 Jumat



Pembacaan Alkitab: Ibr. 8:11; 1 Yoh. 2:27


Ketika Kristus masuk ke dalam kita menjadi hayat kita, Ia juga membawa sifat‑Nya yang ajaib ke dalam kita. Sebelum kita dilahirkan kembali, kita hanya memiliki sifat insani yang telah jatuh, yang hina, dan bejat; tetapi setelah dilahirkan kembali, sifat yang tertinggi itu ditambahkan ke dalam kita. Kini di dalam kita ada sifat persona Kristus. Untuk menerangkan sifat ajaib ini, boleh kita ambil bayi sebagai contoh. Kalau Anda menaruh benda yang manis di mulut bayi, Ia akan menelannya dengan spontan. Tetapi kalau Anda menaruh benda yang pahit di mulutnya, ia akan memuntahkannya. Siapakah yang mengajarnya berbuat demikian? Tidak ada. Asalkan ia hidup, tidak perlu orang mengajarnya mana yang manis dan mana yang pahit. Reaksi bayi terhadap benda yang manis dan pahit bukan berasal dari pengetahuan, melainkan dari perasaan sifat alaminya. Seorang bayi memiliki sifat insani, dan sifat insani tidak menyukai sesuatu yang pahit. Jadi sifat alami kita sendiri tahu mana yang disukai dan mana yang tidak disukai. Demikian juga, tidak peduli betapa bayinya keadaan kerohanian kita, asalkan kita berada dalam Kristus, kita pasti memiliki suatu sifat hayat yang istimewa. Melalui masuk ke dalam kita, Kristus juga membawakan suatu sifat hayat yang ajaib. Ini tidak hanya sifat ilahi, tetapi sifat ilahi ditambah sifat insani yang telah ditinggikan.

Fungsi sifat hayat ini adalah operasi hukum hayat. Setiap hayat memiliki hukum. Setiap macam hukum hayat adalah kecakapan dari hayat itu yang sudah ada sejak dilahirkan. Kecakapan itu adalah bawaan sejak lahir, yang spontan, otomatis, konstan, dan instan. Ia senantiasa bekerja. Asalkan Anda seorang manusia yang hidup, kecakapan bawaan hayat manusia ini ada di dalam Anda. Bila seorang bayi telah mati, ia tidak lagi mempunyai reaksi apa‑apa terhadap barang yang manis atau pahit. Tetapi seorang bayi yang hidup memiliki sifat alamiah untuk mengecap rasa, yang berasal dari kecakapan hayat yang ada sejak lahir. Ketika Yesus Kristus, Tuhan kita, masuk ke dalam kita, Ia membawa sifat‑Nya yang ajaib ke dalam diri kita. Kerja dan fungsi sifat ini adalah operasi hukum hayat. Sifat ini dapat berfungsi secara otomatis. Fungsinya bukan tergantung pada pengajaran, melainkan pada hayat.

Sebelum kita diselamatkan, kita semua melakukan hal‑hal yang tidak baik, seperti berjudi, minum minuman keras, merokok, berdansa, ke bioskop, dan sebagainya. Tetapi sejak kita diselamatkan, dalam batin kita ada sesuatu yang mengganggu kita, tidak menyetujui kita melakukan hal‑hal tertentu. Anda mungkin masih pergi berdansa, namun dalam batin Anda ada suatu perasaan yang tidak enak. Sebelum Anda diselamatkan, Anda selalu merasa enak akan hal itu, tetapi sekarang tidak demikian. Kita semua pernah memiliki pengalaman semacam ini. Bila Anda tidak pernah mengalami hal ini, saya sangsi Anda sudah beroleh selamat. Pengalaman ini adalah fungsi sifat hayat, yakni Kristus sendiri yang tergarap ke dalam diri kita. Fungsi ini adalah operasi hukum hayat. Anda tidak perlu diajar oleh siapa pun. Karena ada sifat Kristus yang beroperasi di dalam Anda, Anda bahkan tidak memerlukan Ia berbicara kepada Anda. Sebagai contoh: seorang ibu telah memberikan sifatnya kepada bayinya, dan karena sifat ini bekerja dalam bayi itu, bayi itu tidak perlu diajar bagaimana bereaksi terhadap benda yang pahit. Sifat insani bayi itu berfungsi secara otomatis. Fungsi itu adalah operasi hukum hayat insan. Demikian pula, fungsi sifat hayat Kristus di dalam kita adalah operasi hukum hayat ilahi. Ini bukan berasal dari pengajaran atau mukjizat.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 66

No comments: