Hitstat

29 January 2016

Yakobus - Minggu 2 Jumat



Pembacaan Alkitab: Yak. 1:13-15


Dalam 1:27 Yakobus berkata tentang "ibadah yang murni dan tidak bercacat di hadapan Allah Bapa". Sejauh menyangkut tindak tanduk manusia yang tepat, kita perlu ibadah. Kita boleh jadi mutlak bagi ekonomi Allah, namun kita masih keliru dalam hal berbicara kepada orang lain atau menghadapi mereka. Andaikata seorang saudara berkata, "Tidak tahukah Anda bahwa aku mutlak bagi ekonomi Allah? Aku telah mengorbankan segala sesuatu bagi ini. Hari demi hari, aku mempersembahkan hari depanku kepada Allah bagi ekonomi-Nya. Tidakkah Anda menghargainya?" Ya, saudara semacam itu mungkin untuk ekonomi Allah, namun dia masih memerlukan praktek kristiani yang sempurna dalam hidupnya sehari-hari. Sekali lagi kita nampak bahwa kita perlu seimbang: kita perlu visi yang jelas mengenai ekonomi Allah, kita juga perlu praktek kristiani yang sempurna.

Melalui Surat Kiriman Yakobus seharusnya kita sadar, walaupun kita sangat saleh, namun tetap masih kekurangan visi yang jelas mengenai ekonomi Allah. Seseorang mungkin saja saleh, rendah hati, dan lemah lembut dalam hidupnya sehari‑hari, tetapi ia tidak sanggup berperang bagi ekonomi Allah. Untuk berperang bagi ekonomi Allah kita harus mempelajari strategi yang tepat. Paulus adalah seorang yang seimbang. Di satu pihak, Ia adalah seorang pejuang yang ulung; di pihak lain, ia adalah seorang yang saleh. Paulus juga mendorong Timotius, sekerjanya yang lebih muda, untuk melatih dirinya beribadah (1Tim. 4:7). Dalam memperhatikan hal‑hal utama tentang ekonomi Allah, kita tidak boleh mengabaikan perincian riiI dari hidup pribadi kita setiap hari.

Sebagian besar orang Kristen hari ini lebih memperhatikan hal‑hal kecil dalam hidup mereka sehari‑hari daripada hal‑hal besar tentang ekonomi Perjanjian Baru Allah. Ternyata banyak orang Kristen yang mencari Tuhan sedikit sekali memikirkan hal‑hal yang benar‑benar besar. Orang-orang Kristen itu boleh jadi memang ibadah dan saleh, sering berdoa, beriman dan sabar, juga mengasihi Allah. Dalam hidup mereka sebagai orang Kristen, mereka meniru Yakobus. Namun mereka tidak nampak ekonomi Allah.

Dalam 1:2‑12 kita melihat hal pertama dari kebajikan praktek kristiani yang sempurna yang dibahas dalam kitab ini ‑ menanggung pencobaan dengan iman. Dalam 1:13‑18 sampailah kita ke hal yang kedua ‑ menolak godaan sebagai orang yang dilahirkan Allah.

Dalam ayat 13‑18 hal pertama adalah menolak godaan, dan kedua adalah melalui kelahiran kembali Allah membawa kita maju ke depan. Allahlah yang menyebabkan kita mengalami kelahiran kembali. Melalui kelahiran seperti ini, hayat diberikan ke dalam kita. Sewaktu Allah melahirkan kita kembali, membuat kita memiliki suatu kelahiran ilahi, hayat ilahi diberikan kepada kita. Dalam ayat‑ayat ini terkandung pengertian bahwa kita menolak godaan oleh hayat ilahi yang kita terima dalam kelahiran ilahi kita.

Karena kita telah dilahirkan dari Allah, maka kita sekarang adalah anak‑anak Allah yang memiliki hayat Allah. Hayat ilahi ini merupakan sarana, "modal" kita, untuk menolak godaan. Hayat ilahi telah didepositokan ke dalam kita, dengan demikian kita mempunyai kemampuan, kekuatan, tenaga, dan kuasa untuk menolak godaan.

Yakobus 1:13 mengatakan, "Apabila seseorang dicobai, janganlah ia berkata, 'Aku sedang dicobai oleh Allah!' Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun." Terhadap pencobaan, kita harus menahannya bersandarkan mengasihi Tuhan agar kita bisa memperoleh berkat ‑ mahkota hayat. Terhadap godaan, kita harus menolaknya melalui menerima firman yang tertanam, agar kita bisa mendapatkan keselamatan ‑ keselamatan jiwa (ayat 21).


Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 3

No comments: