Hitstat

12 January 2016

Ibrani - Minggu 34 Selasa



Pembacaan Alkitab: Ibr. 2:10


Menurut Perjanjian Baru, hukum hayat tertulis di dalam kita. Sebenarnya, penulisnya sendiri, yakni Allah, ada di dalam kita. Melalui masuk ke dalam kita, Ia pun membawakan sifat-Nya dan persona-Nya ke dalam kita. Sifat ini bekerja, sedang persona-Nya bergerak. Karena itu, kita harus hidup menurut sifat-Nya dan bergerak menurut persona-Nya. Jangan perhatikan kedudukan atau pangkat dalam pelayanan gereja, perhatikan saja persona yang hidup ini di dalam Anda. Inilah hidup yang terdapat dalam Perjanjian Baru. Kita harus dengan sederhana hidup, menurut sifat Kristus yang ajaib, dan bergerak menurut persona-Nya yang ajaib pula. Jangan bersandar pada ketentuan, pengaturan, atau organisasi. Bergerak dan bertindaklah menurut persona hidup yang ada di dalam Anda. Kalau demikian, kita pasti menikmati Allah dan menjadi umat-Nya. Allah juga akan menjadi hidup, kaya, dan dapat dinikmati oleh kita. Ia akan menjadi Allah kita, bukan menurut ketentuan, melainkan menurut hukum hayat batiniah dan pengurapan minyak. Inilah operasi sifat ilahi dan insani dari persona yang ajaib ini.

Mungkin kalian merasa heran mengapa saya begitu menentang "agama". Penyebabnya adalah karena saya pernah mengalami banyak perkara, khususnya pengajaran dan bahasa lidah. Di masa lalu, saya pernah mengajar banyak orang untuk berbahasa lidah. Tetapi setelah berselang sejangka waktu, saya nampak berbahasa lidah hanya menggerakkan atau merangsang orang untuk sementara waktu, tidak begitu menghasilkan hayat. Saya juga pernah berada dalam kekristenan fundamental, di mana saya mempelajari ajaran-ajaran Alkitab. Lebih dari empat puluh lima tahun yang lampau, saya sangat mengenal atau paham segala macam lambang, ajaran‑ajaran, dan nubuat Alkitab. Ajaran‑ajaran itu membuat diri saya "mati" selama tujuh setengah tahun. Karena itu, saya cukup mempunyai kedudukan untuk mengumumkan bahwa kita tidak perlu pengajaran-pengajaran yang harfiah. Sekarang saya menerima amanat dan beban dari Tuhan untuk menyuplaikan Kristus sebagai hayat kepada umat-Nya. Kalau kalian telah diselamatkan sepenuhnya dari perkara‑perkara lain, beban saya barulah terlepas. Roh itu tahu betapa perlunya kalian diselamatkan. Bukan mereka yang berada dalam kekristenan saja, bahkan kita, yang berada dalam gereja pun perlu memahami masalah keputraan. Kita harus nampak bahwa hayat adalah satu‑satunya jalan yang memungkinkan tergenapnya keputraan di dalam diri kita. Tujuan operasi hukum hayat dalam batin kita adalah untuk melaksanakan dan menggenapkan keputraan.

Ibrani 2:10 mengatakan bahwa Allah akan memimpin banyak putra ke dalam kemuliaan. Bagaimanakah Allah memimpin banyak putra ke dalam kemuliaan? Apakah semua orang Kristen dari hari ke hari tetap dalam keadaannya, hingga pada suatu hari mereka tiba‑tiba dibawa ke dalam kemuliaan? Sudah tentu tidak! Dalam 1 Korintus 15, Paulus mengatakan bahwa kebangkitan mirip dengan pertumbuhan pohon. Setelah benih ditanam ke dalam tanah, benih itu mati, lalu mulai bertumbuh. Pada mulanya, pohon itu merupakan tunas yang lembut. Tunas lembut itu kemudian bertumbuh terus hingga mencapai kematangan dan berbunga. Berbunga itulah pemuliaannya. Berbeda dengan jamur atau cendawan, pohon tidak dimuliakan dengan sekonyong‑konyong, melainkan melalui berangsur-angsur bertumbuh. Demikian pula, kita semua telah dilahirkan kembali dan sedang dalam pertumbuhan. Banyak orang seperti tunas‑tunas lembut yang harus menempuh perjalanan panjang sebelum mencapai pemuliaan. Di antara kelahiran kembali dengan pemuliaan tercakup proses pengudusan, pengubahan, dan penyerupaan dengan gambar Putra sulung Allah. Di antara kita ada sebagian kecil yang telah bertumbuh dalam hayat setelah lewat beberapa tahun, dan mereka telah mencapai tepi pemuliaan. Mereka sudah siap untuk berbunga. Bagaimanakah Anda? Bila Anda masih berupa tunas lembut, Anda belum siap untuk berbunga. Anda harus bertumbuh terus hingga mencapai kematangan. Lalu, pada waktu Anda matang, Anda akan berbunga di dalam kemuliaan. Dengan jalan inilah Allah memimpin banyak putra ke dalam kemuliaan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 67

No comments: