Hitstat

18 January 2016

Ibrani - Minggu 35 Senin



Pembacaan Alkitab: Gal. 2:20; 4:19


Dalam Kemah Pertemuan kita nampak gambaran yang jelas tentang pengurapan minyak dan hukum hayat. Pengurapan minyak terdapat di atas Kemah Pertemuan, sebab Kemah Pertemuan dan setiap benda di dalamnya harus diurapi dengan minyak (Kel. 40:9). Kita telah melihat bahwa benda yang terdalam di Kemah Pertemuan ialah loh-loh hukum, yaitu kesaksian hukum Taurat. Dari gambaran ini kita nampak pengurapan berada di luar, tetapi hukum hayat berada di dalam. Dalam Perjanjian Lama, pengurapan adalah untuk peresmian fungsi. Misalnya, di pelataran luar ada mezbah, tetapi sebelum diurapi, mezbah itu tidak dapat difungsikan. Demikian juga, walau Kemah Pertemuan sudah dipancangkan, haruslah diurapi dahulu, baru dapat difungsikan. Jadi, pengurapan minyak bukan masalah hayat, juga bukan masalah sifat, melainkan masalah peresmian fungsi. Tiap kali Anda mengalami pengurapan minyak, berarti Anda mulai menunaikan fungsi Anda.

Hukum Taurat bukan tersebar di Kemah Pertemuan, melainkan ditempatkan di pusatnya. Di tengah-tengah umat Allah, bani Israel, terdapat Kemah Pertemuan yang dikurung oleh dinding kain lenan halus. Di dalam Kemah Pertemuan ada tempat kudus, dalam tempat kudus ada tempat maha kudus, dalam tempat maha kudus ada tabut, dan dalam tabut itulah jantung alam semesta, tempat Allah bersemayam. Pada zaman dahulu, Allah tidak menghendaki umat-Nya melakukan apa-apa, atau mengambil bagian dalam suatu aktivitas. Ia hanya menghendaki mereka hidup dan bertindak menurut hukum Taurat. Seandainya ada seseorang melanggar hukum Taurat, berarti ia melanggar Allah. Allah adalah Allah bani Israel berdasarkan hukum Taurat, dan mereka adalah umat-Nya berdasarkan hukum Taurat pula.

Walaupun kita telah diselamatkan dan berada dalam hidup gereja, tetapi banyak di antara kita yang masih tinggal di pelataran luar gereja. Bahkan ada pula yang berada di jalan di luar pelataran luar. Yang lain telah melalui pelataran luar, mezbah, dan bejana pembasuhan, telah masuk ke tempat kudus di mana mereka menikmati Kristus sebagai roti sajian dan kaki pelita, sebagai suplai hayat dan terang hayat. Syukur kepada Tuhan, banyak di antara kita yang telah menikmati Kristus sedemikian. Tetapi ini tetap masih berada di tempat kudus. Kita harus maju lagi, hingga masuk ke tempat maha kudus. Di tempat maha kudus kita menjamah tabut, yakni Kristus sendiri! Hari ini Kristus berada di tempat maha kudus. Tempat maha kudus yang melambangkan roh kita telah berhubungan dengan surga, sebab Kristus, persona ini, adalah tangga yang menghubungkan bumi dengan surga, dan membawa surga ke bumi (Yoh. 1:51). Jika kita terus-menerus menjamah Kristus di dalam roh kita, kita akan menikmati-Nya sebagai manna yang tersembunyi dan sebagai tongkat yang bertunas. Kemudian hidup dan tindak tanduk sehari-hari kita tidak akan menuruti pengajaran, pekerjaan, aktivitas, atau pergerakan apa pun, melainkan menuruti hukum hayat, yaitu fungsi sifat Allah Tritunggal. Sifat Allah kini sedang beroperasi dan bekerja di batin kita, yaitu menambahkan unsur Kristus ke dalam kita, mengubah kita, dan menghasilkan putra-putra yang diinginkan Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 68

No comments: