Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 1:14-16
Doa baca: 1 Ptr. 1:15
Tetapi hendaklah kamu
menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah
memanggil kamu.
Dalam ayat 13 Petrus juga mendorong kita untuk berharap
sepenuhnya pada anugerah. Pengharapan ini adalah pengharapan yang hidup, yang
diperoleh melalui kelahiran kembali (ayat 3). Kita perlu menaruh pengharapan kita
yang hidup sepenuhnya pada anugerah yang dibawa kepada kita pada hari Yesus Kristus
menyatakan diri-Nya. Tentunya anugerah ini bukan hanya berupa kebaikan yang
tidak sepatutnya diterima, melainkan mengacu kepada keselamatan jiwa (ayat 5,
9-10), adalah perampungan keselamatan sempurna Allah. Anugerah dibawakan kepada
kita oleh kedatangan kali pertama Tuhan (Yoh. 1:17). Anugerah ini akan rampung pada
kedatangan-Nya kali kedua. Atas dasar anugerah semacam inilah kita meletakkan
pengharapan kita.
Anugerah ini bukan hanya kebaikan yang tidak semestinya
diterima, melainkan adalah Allah Tritunggal sebagai keselamatan kita yang
sempurna bagi kenikmatan kita yang penuh. Hari ini kita hanya memiliki pencicipan,
kenikmatan atas bagian yang kecil, tetapi kenikmatan yang penuh akan datang. Marilah
kita menaruh pengharapan kita pada kenikmatan penuh yang akan datang ini, yang
akan menjadi perampungan anugerah.
Sampai akhir ayat 13 Petrus membicarakan penyataan diri Yesus
Kristus. Pada saat ini, kita sedang menikmati Tuhan Yesus sebagai pencicipan di
balik selubung. Tetapi suatu saat, selubung itu akan diambil. Kemudian kita akan
dapat mengumumkan, "Haleluya, aku sedang menikmati Tuhan Yesus tanpa
selubung!" Hari ini kita sedang menikmati anugerah; namun kita menikmati
anugerah ini di bawah penutupan selubung.
Karena kita berselubung dengan Tuhan, yang lain mungkin tidak
akan dapat mengerti apa yang sedang kita kerjakan. Kita mungkin mencoba memberi
tahu mereka bahwa kita sedang menikmati Kristus. Namun, mereka mungkin berkata
bahwa hal ini tidak masuk akal. Kenikmatan kita tersembunyi dan yang lain yang tidak
berbagian dalam pengalaman yang sama tidak dapat mengetahui apa pun tentang hal
ini. Tetapi suatu hari, Tuhan Yesus akan menyatakan diri. Kemudian yang lain
akan mengerti bahwa kita sedang menikmati Tuhan Yesus. Penyataan diri itu akan
menjadi anugerah yang akan datang sebagai perampungan keselamatan sempurna
Allah Tritunggal.
Dalam ayat 14 Petrus melanjutkan perkataannya, "Hiduplah
sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada
waktu kebodohanmu." Kita
tidak seharusnya menjadi serupa dengan dahulu yang mengumbar hawa nafsu. Ini berarti
kita tidak seharusnya membentuk diri kita menurut hawa nafsu. Dulu, kita bodoh.
Tetapi sekarang, setelah menjadi anak-anak yang taat, kita berpengetahuan.
Ayat 15 mengatakan, "Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di
dalam seluruh (cara) hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu." Dia yang
kudus adalah Allah Tritunggal -- Bapa yang memilih, Putra yang menebus, dan Roh
yang menguduskan (ayat 1-2). Bapa melahirkan kembali orang-orang pilihan-Nya,
menyalurkan sifat kudus-Nya ke dalam mereka (ayat 3); Putra menebus mereka
dengan darah-Nya agar mereka terlepas dari hidup yang sia-sia (ayat 18-19); Roh
menguduskan mereka menurut sifat kudus Bapa, memisahkan mereka dari segala
sesuatu selain Allah, agar mereka oleh sifat kudus Bapa, dapat dikuduskan dalam
segala perilaku mereka, bahkan sekudus diri Allah (ayat 15-16).
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 11
No comments:
Post a Comment