Hitstat

18 April 2016

1 Petrus - Minggu 7 Senin



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 1:18
Doa baca: 1 Ptr. 1:18
Sebab kamu tahu bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas.


Sebelum kita melanjutkan ke ayat 18-19, saya ingin mengatakan perkataan lebih lanjut mengenai hal-hal menjadi kudus dalam seluruh cara hidup kita (1:15). Kita seharusnya tidak hanya kudus dan menempuh hidup yang kudus; kita seharusnya menjadi kudus dalam seluruh cara hidup kita. Orang lain seharusnya mampu melihat cara hidup tertentu dalam hidup kita, dan cara ini seharusnya kudus. Ini tidak berarti bahwa kita terkadang kudus atau kita kudus dalam hal-hal tertentu. Sebagai contoh, di pagi hari kita kudus dalam hal tertentu, dan di siang hari kita tidak lagi kudus dalam hal itu. Tidak, kita perlu memiliki kebiasaan untuk memiliki hidup yang kudus. Inilah yang menyusun cara hidup yang kudus. Jika kita ingin memiliki cara hidup yang kudus, kita perlu mempunyai kebiasaan kudus dalam susunan kita. Ini berarti kita perlu menjadi sejenis orang tertentu, orang yang kudus dalam susunan.

Ketika kita dilahirkan kembali, sifat kudus yang ada di dalam Bapa digarapkan ke dalam kita. Sifat kudus ini yang sekarang ada di dalam kita adalah faktor dasar bagi kita untuk memperhidupkan cara hidup yang kudus. Sekali lagi kita dapat menggunakan pohon buah sebagai suatu ilustrasi. Jika pohon apel tidak memiliki hayat pohon apel, tidak mungkin ia memiliki cara hidup pohon apel. Misalkan seseorang mencoba menempelkan apel ke cabang dari pohon lain. Setelah sejangka waktu, apel itu akan jatuh. Tetapi pohon apel, karena memiliki cara hidup pohon apel, mengekspresikan sifat pohon apel yang ada di dalamnya. Prinsipnya sama dengan menjadi kudus dalam seluruh cara hidup kita. Bapa telah menggarapkan sifat kudus-Nya ke dalam kita, dan inilah yang memungkinkan kita memiliki hayat yang mengekspresikan Allah yang kudus.

Kedua, mengenai cara hidup yang kudus, Roh Kudus sedang melakukan pekerjaan pengudusan di dalam kita. Kata Yunani bagi menguduskan adalah bentuk kata kerja dari kata sifat kudus. Ketika Roh Kudus menguduskan kita, Dia membuat kita kudus. Dengan sifat kudus Allah di dalam kita sebagai basis operasi, Roh Kudus bekerja di dalam kita untuk menguduskan kita.

Ketiga, karena kita sering tidak taat, kita perlu pendisiplinan Allah. Karena alasan ini, Ibrani 12:10 mengatakan bahwa Allah Bapa mendisiplin (menghajar) kita sehingga kita dapat berbagian dalam kekudusan-Nya.

Menurut ayat 18, darah Kristus telah menebus kita dari cara hidup kita yang sia-sia. Cara hidup yang sia-sia ini bertentangan dengan cara hidup yang kudus dalam ayat 15. Menurut kebanyakan referensi lainnya dalam Alkitab, darah Kristus menebus kita dari dosa-dosa, pelanggaran-pelanggaran, kedurhakaan-kedurhakaan, dan semua perkara dosa (Ef. 1:7; Ibr. 9:15; Tit. 2:14). Tetapi di sini ada pengecualian: darah Kristus menebus kita dari cara hidup yang lama dan sia-sia, karena penekanannya di sini bukan pada perkara dosa melainkan pada cara hidup. Seluruh pasal ini menekankan cara hidup yang kudus yang seharusnya ditempuh oleh umat pilihan Allah yang mengembara. Bukan hanya pengudusan Roh itu demikian, penebusan Kristus pun demikian, yaitu untuk memisahkan kita dari cara hidup yang sia-sia yang kita warisi dari nenek moyang kita. Karena kita telah tahu bahwa hal ini dirampungkan dengan harga yang paling tinggi, yaitu darah adi Kristus, maka haruslah kita melewati hari-hari pengembaraan kita dalam rasa takut (ayat 17).


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 12

No comments: