Hitstat

25 April 2016

1 Petrus - Minggu 8 Senin



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 1:22
Doa baca: 1 Ptr. 1:22
Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.


Penyucian jiwa kita adalah pengudusan Roh atas watak (sifat) kita, agar kita bisa menempuh kehidupan yang kudus dalam sifat kudus Allah (ayat 15-16). Ini lebih dalam daripada penyucian dosa-dosa kita (Ibr. 1:3) dan penyucian (pembersihan) dosa (1 Yoh. 1:7). Dua hal yang disebut terakhir adalah penyucian perbuatan kita yang di luar; yang disebutkan pertama adalah penyucian bagian batin kita -- jiwa, seperti penyucian air dalam firman dalam Efesus 5:26.

Jiwa kita terdiri atas pikiran, emosi, dan tekad kita, yang juga merupakan bagian dari hati kita. Jiwa kita disucikan berarti pikiran, emosi, dan tekad kita, sebagai bagian dari hati kita, disucikan dari segala macam kecemaran atau kekotoran (Kis. 15:9; Yak 4:8). Sebenarnya, ini berarti pikiran, emosi, dan tekad kita dilepaskan dari segala hal selain Allah, agar tertuju kepada Allah sebagai satu-satunya tujuan dan sasaran yang unik. Penyucian semacam ini dirampungkan oleh ketaatan kita kepada kebenaran, yaitu isi dan realitas kepercayaan kita. Ketika kita menaati kebenaran, yaitu taat kepada isi dan realitas kepercayaan kita dalam Kristus, seluruh jiwa kita terpusat pada Allah dan dengan demikian disucikan dari segala hal selain Allah. Inilah yang dimaksud dengan jiwa kita diselamatkan dari segala kenajisan dengan menerima firman yang tertanam (Yak. 1:21), yaitu kebenaran yang menguduskan (Yoh. 17:17).

Menurut perkataan Petrus dalam ayat 22, kita menyucikan jiwa kita oleh ketaatan kepada kebenaran. Di sini kita memiliki tiga hal: penyucian jiwa, ketaatan, dan kebenaran. Kita tidak seharusnya menganggap ini sudah semestinya. Sebaliknya, kita seharusnya bertanya, kebenaran apakah yang ada di sini dan juga apakah yang dimaksud dengan ketaatan kepada kebenaran. Selain itu, Petrus mengatakan bahwa penyucian jiwa kita oleh ketaatan akan kebenaran sehingga kita dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas. Di sini Petrus bukan hanya membicarakan kasih, dan kasih persaudaraan, tetapi tentang kasih persaudaraan yang tulus ikhlas. Sebab itu, dalam satu ayat ini Petrus membahas penyucian jiwa kita, ketaatan kepada kebenaran, dan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas. Kemudian dia melanjutkan untuk mendorong kita mengasihi satu sama lain dengan segenap hati. Ciri-ciri tulisan Petrus adalah meletakkan banyak butir secara bersama-sama dalam satu ayat.

Untuk dapat memahami apakah artinya menyucikan jiwa kita oleh ketaatan kepada kebenaran, kita harus jelas mengenai arti kebenaran dalam ayat ini. Kebenaran di sini adalah kebenaran yang menguduskan, yang adalah firman realitas Allah (Yoh. 17:17). Kebenaran dalam ayat ini bukanlah doktrin. Kebenaran adalah realitas yang terdapat dalam firman Allah dan yang disalurkan melalui firman Allah. Sebagai contoh, Yohanes 3:16 mengatakan, "Karena Allah begitu mengasihi dunia ini." Ini adalah perkataan ilahi. Namun, perkataan ini tidak seharusnya menjadi doktrin bagi kita, sebagaimana dengan banyak pembaca dari Yohanes 3:16. Membaca ayat ini hanya secara doktrinal berarti memiliki pengertian alamiah. Pengertian alamiah ini adalah milik Iblis, karena Iblis itu berada di belakang pengertian alamiah kita. Jika kita ingin melampaui pengertian alamiah dalam memandang Yohanes 3:16, kita perlu menjamah realitas yang ada dalam perkataan yang pendek ini dan yang disalurkan melaluinya. Ketika kita membaca, "Allah begitu mengasihi dunia," kita perlu bertanya kepada diri sendiri apakah kita mengalami kasih ini. Kita seharusnya berkata, "Allah begitu mengasihi dunia. Apakah dunia ini termasuk aku? Apakah perkataan ini berarti bahwa Allah begitu mengasihi aku?" Setiap orang yang membaca Yohanes 3:16 dengan cara ini akan diselamatkan. Orang yang sedemikian ini akan berkata, "Ya Allah, terima kasih kepada-Mu karena dunia ini termasuk aku. Engkau mengasihi dunia, berarti Engkau mengasihi aku."


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 14

No comments: