Hitstat

12 April 2016

1 Petrus - Minggu 6 Selasa



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 1:3-7
Doa baca: 1 Ptr. 1:6
Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.


Petrus membahas banyak butir besar dalam kesepuluh ayat ini. Mari kita bahas berapa banyak butir yang ada dalam ayat 3, "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kembali kita melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada pengharapan yang hidup." (Tl.). Satu butir besar adalah judul "Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus". "Terpujilah" adalah butir penting lainnya. Hal lainnya adalah "rahmat-Nya yang besar", "lahir kembali", "pengharapan yang hidup", dan "kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati". Tidak ada satu pun dari butir-butir ini yang agamawi atau filosofis. Malahan, semua ini adalah aspek dari wahyu ilahi.

Melalui menulis Surat Kiriman ini menurut pengalaman rohaninya, Petrus bermaksud menghapus agama Yahudi dan filsafat Yunani. Saya percaya bahwa jika Petrus bersama-sama dengan kita hari ini, dia akan mengatakan dengan tegas bahwa inilah maksudnya. Dia boleh jadi mengatakan, "Ketika aku menulis surat yang pertama, aku bermaksud merubuhkan agama Yahudi dan meruntuhkan filsafat Yunani." Banyak frase dalam pasal ini menunjukkan bahwa maksud Petrus adalah demikian.

Perkataan Petrus "Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus" adalah pukulan yang sangat hebat bagi agama Yahudi. Orang Yahudi akan mengatakan bahwa perkataan semacam ini adalah penghujatan. Selain itu, perkataan ini sama sekali berlawanan dengan filsafat, mitos, legenda, dan takhayul Yunani. Dengan agama Yahudi dan filsafat Yunani sebagai latar belakang, Petrus menyatakan, "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus." Jika para rabi dan para filsuf membaca kata-kata ini, para rabi itu akan berkata, "Ini adalah hujat!" dan para filsuf akan berkata, "Apa ini?"

Butir besar dalam ayat 4 berkaitan dengan warisan. Tiga butir kecil yang berkaitan dengan warisan juga tercakup di sini. Esens warisan ini tidak dapat binasa, keadaannya tidak dapat cemar, ekspresinya tidak dapat layu. Saya percaya bahwa gambaran dari warisan kita ini menyiratkan trinitas. "Tidak dapat binasa" mengacu kepada sifat Bapa; "tidak dapat cemar" mengacu kepada pekerjaan pengudusan Roh itu yang menjaga keadaan bersih dan murni; dan "tidak dapat layu" mengacu kepada Kristus sebagai ekspresi kemuliaan Allah yang tidak pernah layu. Dua butir lain yang berkaitan dengan warisan ini adalah "tersimpan di surga" dan "bagi kita". Karena itu, dalam ayat ini kita memiliki satu butir besar dengan lima butir kecil.

Dalam ayat 5 Petrus memberi tahu kaum beriman bahwa mereka dipelihara, dijaga oleh kekuatan Allah. Butir yang pertama dalam ayat ini berkaitan dengan "dijaga"; yang kedua adalah "kekuatan Allah"; yang ketiga adalah "melalui iman"; yang keempat adalah "kepada keselamatan"; dan yang kelima adalah "siap untuk dinyatakan pada zaman akhir". Sekali lagi kita nampak bahwa dalam satu ayat ini saja Petrus membahas banyak butir.

Bergembira dalam ayat 6 adalah rasa senang dengan kelepasan yang penuh dan lengkap. Ketika kita bergembira, kita lupa diri karena penuh dengan sukacita. Di samping bergembira, di sini Petrus berbicara tentang "kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan".

Ayat 7 tidak membicarakan kemustikaan iman kita, melainkan membicarakan kemustikaan pembuktian (pengujian) iman kita. Pengujian iman kita yang lebih berharga daripada pengujian emas. Petrus ingin pengujian ini menghasilkan pujian, kemuliaan, dan kehormatan pada waktu Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Pengujian ini menguji iman kita. Pada takhta penghakiman Tuhan, pengujian ini mungkin menghasilkan puji-pujian, kemuliaan, dan kehormatan. Petrus mengakhiri ayat ini dengan menyebutkan penyataan Yesus Kristus. Di sini dia tidak menggunakan kata "manifestasi" atau "pewahyuan".


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 10

No comments: