Hitstat

10 January 2018

Matius - Minggu 15 Rabu



Pembacaan Alkitab: Mat. 9:17
Doa baca: “Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.” (Mat. 9:17)


Dalam ayat 17 Tuhan berkata pula, “Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.” Kata Yunani untuk “baru” di sini ialah kainos, yang berarti baru dalam sifat, kualitas, atau bentuk; tidak biasa (lazim), belum pernah dipakai, karena itu berarti segar. Kantong kulit yang baru melambangkan hidup gereja dalam gereja lokal sebagai wadah bagi anggur yang baru, yaitu Kristus sendiri sebagai hayat yang menggairahkan.

Umat kerajaan dibangun ke dalam gereja (16:18), dan gereja terekspresi melalui gereja-gereja lokal tempat hidup umat kerajaan (18:15-20). Mereka adalah orang-orang yang dilahirkan kembali yang menyusun Tubuh Kristus menjadi gereja. Tubuh Kristus sebagai kepenuhan-Nya juga disebut “Kristus itu” (1 Kor. 12:12), mengacu kepada Kristus yang korporat.

Kristus yang individual adalah anggur yang baru, hayat yang menggairahkan di batin, dan Kristus yang korporat adalah kantong kulit yang baru, wadah luaran yang menampung anggur yang baru. Bagi umat kerajaan ini bukanlah soal berpuasa atau perkara agama yang lain, melainkan soal hidup gereja dengan Kristus sebagai isinya. Kristus datang bukan untuk mendirikan agama bumiah yang berisi upacara-upacara, melainkan untuk mendirikan suatu kerajaan hayat yang surgawi. Dia sedang mendirikan kerajaan semacam itu bukan dengan praktik agamawi yang mati, melainkan dengan diri-Nya sendiri, persona yang hidup, sebagai Penyelamat, Tabib, Mempelai Laki-laki, kain yang belum susut, dan anggur yang baru, bagi para pengikut-Nya untuk kenikmatan penuh mereka agar mereka bisa menjadi kantong kulit yang baru untuk menampung diri-Nya dan bisa menjadi bahan penyusun kerajaan-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 2, Berita 28

No comments: