Pembacaan
Alkitab: Mat. 10:25
Doa
baca: “Cukuplah bagi
seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika
ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi
seisi rumahnya.” (Mat. 10:25)
Tuhan
menunjukkan bahwa kerajaan Allah akan ditentang tidak hanya oleh dunia agama
Yahudi, tetapi juga oleh dunia orang kafir yang duniawi. Pada akhirnya, para
rasul dibawa ke hadapan penguasa-penguasa dan raja-raja Romawi. Mereka dianiaya
dan menjadi suatu kesaksian. Ini mewahyukan kesamaan dunia agama dan dunia
politik ketika menentang Kerajaan Surga, sebab keduanya berada di bawah
cengkeraman musuh Allah. Maksud tujuan Raja surgawi ialah mendirikan
kerajaan-Nya di bumi di wilayah agama dan politik. Ini pasti akan membangkitkan
tentangan dan aniaya. Tuhan juga memberi tahu orang-orang yang diutus-Nya bahwa
mereka akan dibenci oleh sanak saudara mereka. Orang-orang yang akan menjadi
rasul untuk memberitakan Injil kerajaan harus mengalami putusnya pertalian
persaudaraan yang paling dekat.
Dalam
ayat 19-20 menunjukkan bahwa rasul-rasul tidak hanya memiliki kuasa Raja
surgawi (ayat 1), tetapi juga Roh Bapa mereka. Kuasa Raja menanggulangi roh-roh
najis dan penyakit-penyakit; Roh Bapa menanggulangi penganiayaan dari para
penentang. Tuhan menyuruh orang-orang yang diutus-Nya tidak berbicara dari diri
sendiri saat mereka menjumpai aniaya. Dia seolah-olah berkata, “Janganlah
khawatir, dan janganlah berbicara sendiri. Roh Bapamu menyertai kamu.” Asalkan
kita mempunyai Roh Tuhan, kita mempunyai penyertaan Tuhan. Penyertaan Tuhan di
sini ialah Roh untuk berbicara. Kita harus belajar untuk menghadapi
penganiayaan bukan dalam diri kita, melainkan belajar kembali ke dalam roh kita
dan mengandalkan roh yang tinggal di dalam kita. Kita harus percaya bahwa Roh
Bapa beserta kita dan Dia akan menanggulangi para penentang dan penganiaya.
Kita harus menghadapi tentangan dan serangan langsung, bukan dalam diri kita,
melainkan dengan kembali ke dalam roh kita, tempat Roh Allah tinggal.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 2, Berita 30
No comments:
Post a Comment