Hitstat

04 June 2020

Kisah Para Rasul - Minggu 4 Kamis


Pembacaan Alkitab: Kis. 2:1-4; Yoh. 20:22
Kidung #213


Roh Esensial dan Roh Ekonomikal


Doa baca: “Tiba-tiba terdengarlah bunyi dari langit seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk.” (Kis. 2:2)


Dalam kebangkitan Tuhan, Roh hayat kebangkitan diumpamakan seperti udara yang dihembuskan ke dalam murid-murid (Yoh. 20:22), ini adalah aspek esensial untuk hakiki dan kehidupan rohani mereka. Dalam kenaikan Tuhan, Roh kuasa kenaikan ke surga, yang dicurahkan ke atas murid-murid, di sini dilambangkan dengan angin, adalah untuk ministri dan pergerakan murid-murid secara ekonomikal. Roh esensial hayat kebangkitan membuat kaum beriman bisa memperhidupkan Kristus; Roh ekonomikal kuasa kenaikan membuat mereka bisa merampungkan amanat-Nya. Sehingga, dapat kita lihat dengan jelas perbedaan antara hembusan dalam Yohanes 20 dengan tiupan dalam Kisah Para Rasul 2. Embusan dalam Yohanes 20 adalah untuk penyaluran Roh pemberi-hayat ke dalam murid-murid secara esensial untuk hakiki dan kehidupan rohani mereka. Tetapi tiupan dalam Kisah Para Rasul 2 adalah untuk pencurahan Roh kuasa ekonomikal ke atas kaum beriman, yang telah menerima Roh hayat esensial ke dalam mereka. Hembusan adalah untuk hayat, sedangkan tiupan adalah untuk kuasa.

Dalam Injil Yohanes, Roh hayat di dalam kebangkitan adalah seperti air untuk kita minum (Yoh. 4:14; 7:37-39). Sedangkan Roh ekonomikal itu seperti pakaian yang kita kenakan (Luk. 24:49). Air adalah untuk hayat yang di dalam dan pakaian adalah untuk pekerjaan yang di luar. Kita bisa menggunakan ilustrasi mengenai seorang polisi. Seorang polisi minum adalah untuk meleraikan dahaganya, sedangkan ia mengenakan seragam ketika ia siap bekerja sebagai seorang polisi. Misalnya seorang polisi minum sesuatu untuk meleraikan dahaganya dan kemudian pergi bekerja tanpa seragamnya. Tidak peduli berapa banyak ia minum, seorang polisi tetap harus mengenakan seragamnya agar dihormati orang lain. Karena itu, kita perlu berdoa agar Tuhan memenuhi kita dengan Roh esensial hingga secara otomatis Dia dapat mencurahi kita secara ekonomikal.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kisah Para Rasul, Buku 1, Berita 7

No comments: