Hitstat

16 June 2020

Kisah Para Rasul - Minggu 6 Selasa


Pembacaan Alkitab: Kis. 2:14-47
Kidung #138


Persetujuan Allah terhadap Dia sebagai Mesias


Doa baca: “Tetapi Allah membangkitkan Dia setelah melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.” (Kis. 2:24)


Dalam 2:24-32 Petrus membicarakan kebangkitan Tuhan Yesus. Kebangkitan-Nya adalah persetujuan Allah terhadap-Nya sebagai Mesias. Melalui kebangkitan Kristus, Allah mengumumkan bahwa Kristus yang bangkit itu adalah Mesias yang sejati, Yang diurapi dan ditunjuk Allah untuk melaksanakan amanat kekal-Nya.

Kisah Para Rasul 2:24 mengatakan, “Tetapi Allah membangkitkan Dia setelah melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.” Mengenai Tuhan sebagai manusia, Perjanjian Baru memberi tahu kita bahwa Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati (1 Tes. 4:14). Mengenai Dia sebagai Allah, Perjanjian Baru memberi tahu kita bahwa Dia sendiri bangkit dari antara orang mati (Rm. 14:9). Ini membuktikan status ganda-Nya: insani dan ilahi.

Kisah Para Rasul 2:24 mengatakan bahwa tidak mungkin bagi Tuhan untuk tetap berada di dalam kuasa maut. Tuhan adalah Allah juga kebangkitan (Yoh. 1:1; 11:25), memiliki hayat yang tidak dapat binasa (Ibr. 7:16). Karena Dia adalah Yang hidup selamanya, maka maut tidak dapat menahan Dia. Dia menyerahkan diri-Nya sendiri kepada maut, tetapi maut tidak berdaya menahan-Nya; sebaliknya, maut itu dikalahkan-Nya dan Dia bangkit dari maut.

Kisah Para Rasul 2:25 mengatakan, “Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku memandang Tuhan senantiasa di hadapanku, karena Ia berada di sebelah kananku, aku tidak goyang.” Kata “aku memandang” memperkenalkan deklarasi Kristus dalam kebangkitan-Nya. Di sini “Tuhan” mengacu kepada Allah. Ketika Kristus dipegang Allah (seperti dalam Yes. 41:13; 42:6), Allah berada di sebelah kanan-Nya. Ketika Kristus dibangkitkan Allah, Dia duduk di sebelah kanan Allah (Kis. 2:33; Mzm. 110:1; Ef. 1:20-21).


Sumber: Pelajaran-Hayat Kisah Para Rasul, Buku 1, Berita 10

No comments: