Hitstat

11 April 2007

Matius Volume 1 - Minggu 2 Kamis

Terpulihkannya Tumpuan Keesaan Umat Allah
Matius 16:18
Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

Perjanjian Lama tidak hanya mewahyukan rusak dan hilangnya tumpuan keesaan, juga mewahyukan terpulihnya kesaksian tumpuan ini. Yeremia bernubuat bahwa sesudah 70 tahun masa pembuangan, maka Tuhan akan membawa umat-Nya kembali ke negeri permai. Yeremia 29:10, “Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.” Dalam Kitab Ezra 1:1, dikatakan bahwa Tuhan menggerakkan hati Koresy, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresy secara lisan dan tulisan tentang perkara pembangunan rumah Allah di Yerusalem. Ini menunjukkan bahwa kembalinya ke Yerusalem bukan inisiatif manusia. Itu adalah inisiatif Allah sendiri.
Selama umat Allah berada di Babel, mereka tidak mempersembahkan kurban di sana. Tentu saja orang-orang seperti Daniel, Ezra, dan Nehemia berdoa tiap hari. Tetapi mereka tidak memiliki tumpuan untuk mempersembahkan kurban bakaran kepada Allah. Selain itu, di sana setiap tahun umat Allah tidak dapat memelihara hari raya. Situasi itu alangkah kasihan! Babel adalah tempat yang baik untuk berdoa sambil berpuasa, tetapi bukan tempat yang baik untuk merayakan hari raya. Di sana cocok untuk meratap, tidak cocok untuk bergembira ria. Mazmur 137:1 mengatakan, “Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.” Begitu tumpuan keesaan hilang, segalanya pun nyaris hilang. Umat Allah kehilangan kelimpahan negeri permai, mezbah, dan hari-hari raya. Hanya di Gunung Sion pilihan Allah baru mereka dapat menikmati segala perkara yang indah itu. Betapa pentingnya tumpuan keesaan bagi kita, umat Allah!

Mat. 1:12; Ezr. 2:1-2; Za. 4:6-10; Mat. 2:4-6; Mi. 5:1

Silsilah Kristus juga mencatat nama Zerubabel (Mat. 1:12). Siapakah Zerubabel? Ezra 2:1-2 mengatakan bahwa Zerubabel adalah salah seorang dari orang-orang terkemuka yang memulihkan Yerusalem dari penawanan Babel. Untuk pemulihan Bait Allah di Yerusalem, Allah berfirman kepada Zerubabel melalui Zakharia, “Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam” (Za. 4:6). Zerubabel adalah seorang pemimpin di dalam pemulihan Tuhan. Ini adalah perkara yang besar. Ia adalah seorang pemimpin di dalam pembangunan Bait Allah (Za. 4:7-10).
Tanpa kembali dari pembuangan sebagai tawanan, Kristus mustahil dilahirkan di Betlehem. Perjanjian Lama dengan pasti menubuatkan bahwa Kristus, sebagai keturunan Daud, akan dilahirkan di Betlehem (Mat. 2:4-6; Mi. 5:1). Seandainya tidak ada seorang pun umat Israel kembali ke Yehuda, dan saat Kristus dilahirkan di Betlehem tiba, niscaya tidak ada seorang pun di sana. Kini kita mengerti mengapa Allah memerintahkan tawanan-tawanan agar kembali. Allah menyuruh tawanan-tawanan itu pulang bukan hanya untuk membangun kembali Bait Suci, tetapi juga untuk persiapan bagi Kristus dilahirkan di Betlehem.
Mungkin ada orang yang bertanya, “Apakah bedanya tinggal di Babel dengan kembali ke Yerusalem? Asalkan kita menyembah Allah dan bertindak di dalam roh, bukankah itu sama saja?” Tidak sama. Kristus memerlukan sekelompok orang pulang ke tanah Kanaan agar ia dapat terlahir di Betlehem. Boleh saja ada orang menyembah Allah dan bertindak di dalam roh di Babel, namun Kristus tidak akan pernah terlahir melalui orang-orang itu. Kelahiran Kristus memerlukan tempat yang khusus. Kita harus kembali dari Babel (dunia agama yang merosot) ke Yudea (kehidupan gereja yang normal). Ketika Tuhan Yesus dilahirkan, Yusuf beserta Maria bukan di Babel, mereka di Yudea. Untuk kedatangan Kristus ke bumi, umat-Nya yang tertawan itu harus dipulangkan. Untuk kedatangan-Nya kali kedua nanti, Kristus pun memerlukan umat-Nya yang tertawan (dalam kemerosotan agamawi) dipulangkan dari penawanan mereka kepada suatu kehidupan gereja yang normal.

Doa:
Ya Tuhan, selamatkanlah aku dari segala bentuk perpecahan. Bawalah aku ke dalam kehidupan gereja yang normal, kehidupan gereja yang tepat, seperti yang diwahyukan firman Kudus-Mu. Tuhan, bimbinglah aku ke tempat yang telah Kau pilih, suatu tempat di mana aku dapat berdiri di atas tumpuan keesaan yang sejati.

No comments: