Hitstat

04 April 2007

Matius Volume 11 - Minggu 1 Kamis

Mewarisi Kerajaan Bersama Kristus
1 Korintus 15:25
Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.

Seluruh kaum beriman dalam Kristus adalah “jemaat anak-anak sulung” (Ibr. 12:23), yakni orang-orang yang mewarisi hak kesulungan. Di dalam keselamatan Allah, kita bisa menikmati Kristus yang berlimpah. Kita pun menjadi imam-imam yang melayani Allah, dan raja-raja yang memerintah dalam hayat bagi Allah. Namun kita harus berjaga-jaga, karena bisa saja kita kehilangan hak kesulungan itu. Cara terbaik agar tidak kehilangan hak istimewa tersebut adalah dengan memeliharanya.
Semua orang Kristen telah dilahirkan kembali sebagai imam-imam untuk melayani Allah (Why. 1:6). Walau demikian, kita bisa saja kehilangan jabatan imam itu. Misalnya, kita tidak berdoa bagi orang lain. Itu mungkin disebabkan karena kita telah kehilangan kedudukan kita untuk berdoa. Kita mungkin dapat melakukan banyak hal,bahkan giat melayani, tetapi herannya tidak bisa mengeluarkan waktu agar dapat berdoa dengan tenang. Tanpa sadar kita telah mengabaikan jabatan imam kita. Bila kita mau memelihara jabatan imam, kita harus seperti Lewi, melupakan ayah kita, saudara kita, dan anak-anak kita, serta hanya memperhatikan kepentingan Allah (bd. Mat. 10:37). Artinya, kita harus memprioritaskan Allah lebih dahulu. Jika kepentingan Allah menduduki tempat utama dalam hati kita, niscaya kita bisa mendekati Dia dan melayani-Nya sebagai imam.
Tidak hanya sebagai imam, semua orang Kristen juga telah dilahirkan kembali sebagai raja (Why. 5:10). Ketika Tuhan Yesus kembali, semua orang kudus yang menang akan bersama-sama Dia menjadi imam-imam Allah dan meraja bersama Kristus (Why. 20:4-6). Pada saat yang sama, mereka akan menikmati warisan bumi ini (Why. 2:26). Karenanya, jangan menjual hak kesulungan kita dengan murah kepada narkoba, pergaulan bebas, percabulan perzinahan, uang, atau ketenaran duniawi dengan mengorbankan martabat dan status kita sebagai imam dan raja.

Ibr. 12:23; Why. 1:6;5:10; 20:4-6; Ibr. 7:14

Matius 1:2 mengatakan, “Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya.” Putra Yakub yang pertama ialah Ruben. Ruben seharusnya mewarisi hak kesulungan, bagian anak sulung yang meliputi tiga hal: dua bagian atas tanah, jabatan imam, dan jabatan raja. Ruben adalah putra sulung, namun akibat perbuatan cemarnya, ia kehilangan hak sulung itu (Kej. 49:3-4; 1 Taw. 5:1-2). Dua bagian atas tanah beralih ke tangan Yusuf, seorang yang menjaga kemurniannya (Kej. 39:7-20). Jabatan imam beralih kepada Lewi (Ul. 33:8-10). Lewi sangat memahami hati Allah. Demi kepentingan Allah, Lewi melupakan orang tuanya, saudara-saudaranya, dan anak-anaknya (Kel. 32:26-28). Jabatan raja, bagian lain dari hak kesulungan, diberikan kepada Yehuda (Kej. 49:10; 1 Taw. 5:2).
Yusuf mewarisi bagian ganda atas tanah dikarenakan kemurniannya; Lewi memperoleh jabatan imam karena ia dengan mutlak memisahkan diri bagi Tuhan, sedangkan Yehuda mendapatkan jabatan raja oleh karena ia memperhatikan saudara-saudaranya yang menderita. Jika kita seperti itu, tentu kita akan mempertahankan hak kesulungan kita. Ketika Tuhan Yesus kembali, kita akan bersama-sama dengan Dia menikmati warisan atas bumi ini. Kita akan menjadi imam-imam yang terus-menerus berkontak dengan Allah dan menjadi raja-raja yang memerintah di bumi. Karena Yehuda mendapat bagian jabatan raja, maka ia mendatangkan Kristus yang rajani dan Kristus Pemenang (Why. 5:5).
Cara terbaik untuk menjaga kemurnian kita, tinggal dalam persekutuan dengan Allah, dan memperhatikan saudara-saudara yang lemah, adalah melalui berdoa. Berdoa akan membuat hati kita diterangi dan diluruskan oleh Allah bagi kehendak-Nya. Namun sayang, walaupun kita telah sering diingatkan tentang pentingnya doa, tidak banyak di antara kita yang mengindahkannya atau yang dengan sungguh-sungguh melakukannya. Iblis telah menipu kita dengan kesibukan-kesibukan duniawi, acara-acara televisi, koran, majalah, internet, games, dan sebagainya. Karena itu, marilah kita memberikan waktu lebih banyak kepada Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai yang terutama, bukan urutan yang kesekian.

Doa:
Tuhan Yesus, ajarlah aku berdoa, bukan seperti yang dilakukan oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yang berdoa dalam kesia-siaan, melainkan seperti doa yang Kau ajarkan kepada murid-murid-Mu. Tuhan, latihlah aku untuk menjadi manusia pendoa, sehingga Engkau dapat melakukan pekerjaan-Mu di dalamku dan melalui aku demi kemuliaan-Mu.

No comments: