Hitstat

23 April 2007

Matius Volume 1 - Minggu 4 Selasa

Diluruskan oleh Alkitab
Matius 2:5-6
Mereka berkata kepadanya: “Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.”

Injil Matius 2:4-5 mencatat, “Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: ‘Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi.” Seringkali kita mempunyai visi (penglihatan surgawi), tetapi ketika kita mempertimbangkan masalah itu dalam benak kita, kita dialihkan dan diselewengkan oleh konsepsi alamiah kita. Konsepsi insani kita mengalihkan kita dari jejak yang benar. Kapan kala kita dialihkan sedemikian, kita perlu Alkitab. Begitu kita menyadari bahwa kita telah salah, maka kita perlu “buku” yang benar (2 Tim. 3:16).
Setelah orang-orang majus pergi ke Yerusalem, tempat yang keliru, mereka kemudian dikoreksi oleh Alkitab. Dari Alkitab mereka mengetahui bahwa tempat yang benar ialah Betlehem, bukan Yerusalem (Mat. 2:4-6). Jika mereka tidak diselewengkan oleh konsepsi alamiah mereka, pasti bintang itu akan memimpin mereka langsung ke tempat Yesus berada, yaitu di Betlehem. Tetapi mereka terlanjur teralihkan dan terselewengkan, karena itu mereka perlu dikoreksi oleh pengetahuan Alkitab. Setelah dikoreksi oleh Alkitab, mereka lalu meninggalkan Yerusalem dan dipulihkan ke jejak yang benar. Bintang itu pun muncul lagi (Mat. 2:9). Visi yang hidup selalu mengikuti Alkitab; tidak mungkin bertentangan dengan Alkitab! Kita mementingkan pimpinan Roh Kudus, kita pun mementingkan teladan-teladan Alkitab. Memang, pimpinan Roh Kudus itu sangat mustika. Tetapi, jika seseorang menganggap asal ada pimpinan Roh Kudus sudah cukup, tidak perlu ada teladan Alkitab, itu akan menimbulkan masalah. Kalau suatu pimpinan tidak sesuai dengan Alkitab, pimpinan itu tidak dapat disebut pimpinan Roh Kudus.

Mat. 2:9-10; 2 Tim. 3:16

Setelah orang-orang Majus nampak kembali bintang itu, bintang itu memimpin mereka ke tempat Kristus berada (Mat. 2:9-10). Bintang itu memimpin mereka tidak saja ke Kota Betlehem, bahkan ke tempat yang tepat di mana Yesus berada. Sampai di sini, ada suatu hal yang mengherankan: tidak ada seorang pun agamawan di Yerusalem yang pergi dengan orang-orang majus itu ke Betlehem. Ini sangat ganjil. Andaikata kita ini adalah seorang imam di antara imam-imam itu, tidakkah kita akan pergi bersama-sama dengan orang-orang majus itu untuk melihat apakah Yesus benar-benar dilahirkan di Betlehem? Tetapi tidak ada satu pun di antara mereka yang pergi. Mereka sendiri jelas, dan mereka dapat memberi tahu orang lain bahwa Mesias akan dilahirkan di Betlehem, namun tidak ada satu pun dari mereka yang pergi. Mereka sama sekali tidak peduli akan Kristus yang hidup!
Dari ayat-ayat ini kita bisa melihat bahwa mengenal nubuat Alkitab itu satu perkara sedangkan melihat wahyu adalah perkara yang lain. Demikian pula, pengajaran adalah satu perkara sedangkan wahyu adalah perkara yang lain. Seseorang mungkin memiliki perkataan-perkataan nabi (Alkitab), tetapi masih membutuhkan bintang yang bersinar. Seseorang mungkin memiliki pengetahuan Alkitab, namun masih membutuhkan wahyu ilahi. Apabila kita tidak merasa lapar, maka Allah pun tidak memberikan.Kemungkinan orang-orang Majus dari timur adalah orang-orang yang menanti dan mencari Allah. Apabila seseorang hanya memiliki pengetahuan yang mati, dia seperti orang Farisi. Meskipun ia sangat paham dengan perkataan-perkataan Alkitab, dia belum pernah melihat terang surgawi. Perhatikanlah, bintang yang tampak di langit itu menuntun langkah orang Majus bahkan sampai ke lokasi di mana Kristus berada. Pada satu aspek mereka membutuhkan nubuat nabi Mikha (Mi. 5:2), sedangkan di aspek lainnya mereka membutuhkan bintang yang tampak di langit. Melalui perkara tersebut kita bisa melihat bahwa untuk menerima wahyu, sedikitnya kita harus memenuhi dua syarat. Pertama, kita perlu menunggu, menantikan Tuhan melalui bertekun di dalam firman-Nya. Kedua, kita perlu memiliki hati yang merindukan Tuhan, mengasihi Tuhan, dan bersekutu dengan-Nya.

Doa:
Tuhan Yesus, aku bersyukur atas firman yang adalah hembusan Allah, yang bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik aku dalam kebenaran dan yang menyempurnakan aku, milik kepunyaan Allah dan memperlengkapi aku untuk setiap perbuatan baik. Tuhan, luruskanlah apa yang salah padaku, agar aku berpaling ke jalan yang benar, pulihkalah aku kepada jalan yang lurus.

No comments: