Hitstat

24 April 2007

Matius Volume 1 - Minggu 4 Rabu

Datang dan Menyembah
Matius 2:11
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.

Orang-orang majus tidak hanya menemukan Kristus, mereka pun menyembah Dia (Mat. 2:11). Di sini kita perlu memperhatikan dua hal. Pertama, dalam penulisan ayat ini, kata “Anak itu” mendahului kata “Maria, ibu-Nya”. Artinya, “Anak itu” harus mendapatkan tempat yang pertama dan terutama. Kedua, orang-orang majus itu menyembah “Anak itu”, bukan menyembah ibu-Nya atau Yusuf. Ini menunjukkan bahwa hanya Yesus yang layak disembah, karena Dialah Allah. Yesaya 9:5 mengatakan, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, ... dan namanya disebutkan orang ... Allah yang perkasa...” Anak kecil ini adalah Allah yang perkasa. Orang-orang majus tidak hanya sujud menyembah Dia, namun mereka juga memberi persembahan kepada-Nya: emas, kemenyan, dan mur (Mat. 2:11).
Orang-orang majus menemukan Yesus, anak raja, di Betlehem. Ia dilahirkan di sebuah kota yang begitu kecil dalam lingkungan yang begitu rendah. Namun, oleh karena visi yang datang dari bintang itu, orang-orang majus itu memberi hormat sepenuhnya kepada anak raja itu, tanpa mempedulikan tempat. Sebab itu, mereka mempersembahkan kepada Dia tiga benda yang mustika. Penyembahan yang sejati tidak tergantung pada suatu tempat tertentu. Dalam Perjanjian Baru, penyembah-penyembah benar akan menyembah dalam roh dan kebenaran, bukan di suatu gunung atau di Yerusalem (Yoh. 4:21-24). Dalam bahasa Ibrani, akar kata dari “menyembah” adalah proskuneo yang berarti “mencium”, seperti seekor anjing mencium tangan majikannya (Thayer). Haleluya! Hari ini, Kristus ada dalam roh kita, di sanalah kita dapat dengan mesra mencium Dia! Karena itu, penyembahan yang sejati selalu membawa kita lebih mesra dan intim dengan Tuhan, serta selalu mendorong kita untuk mempersembahkan sesuatu kepada-Nya.

Mat. 2:11; Yoh. 11:25; 4:21-24; Yes. 9:5

Orang-orang majus tidak hanya menemukan Kristus, mereka pun menyembah Dia, dan memberikan persembahan berupa emas, kemenyan, dan mur (Mat. 2:11). Ketika orang-orang Majus mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur, mereka sendiri mungkin tidak tahu makna dari persembahan mereka. Satu hal yang kita yakini adalah persembahan mereka pastilah di bawah inspirasi Roh Kudus.
Dalam perlambangan, emas melambangkan sifat Allah. Bayi Yesus ini memiliki sifat Allah. Ia kudus. Kemenyan melambangkan keharuman kebangkitan. Sebelum Ia wafat, Yesus memberi tahu Maria dan Marta bahwa Ia adalah kebangkitan dan hayat (Yoh. 11:25). Jadi, sebelum Ia wafat pun, Ia adalah kebangkitan. Hayat Kristus ketika di bumi ini ialah hayat kebangkitan. Dalam seluruh kehidupan insani-Nya, terkandung keharuman dan kemanisan kebangkitan. Maut tidak dapat membelenggu atau menjamah Dia. Ia bukan hanya hayat, Ia pun kebangkitan. Mur melambangkan kematian dan keharuman kematian Yesus. Di antara umat manusia, maut tidaklah harum. Namun pada Yesus, terdapat keharuman kematian.
Setiap benda itu - emas, kemenyan, dan mur - menunjukkan unsur mustika yang terkandung dalam sifat dan hayat Tuhan Yesus. Hampir setiap butir dalam keempat kitab Injil memperlihatkan kemustikaan insani Tuhan, keharuman hayat kebangkitan-Nya, dan keharuman kurban kematian-Nya. Segera setelah kelahiran Kristus, tanpa berlambat-lambatan, orang-orang majus telah melakukan perkara yang begitu elok, yang sesuai benar dengan sifat dan hayat Tuhan. Dalam seumur hidup Yesus, selalu disertai “emas, kemenyan, dan mur”. Ia selalu memperhidupkan hayat kebangkitan, dan Ia senantiasa berada di bawah bayang-bayang salib. Ia tidak menunggu sampai tiga puluh tiga setengah tahun lewat kemudian pergi ke atas salib untuk disalibkan. Seumur hidup-Nya secara berkesinambungan Ia telah menempuh hidup yang tersalib. Jadi, Ia tidak hanya mempunyai keharuman kebangkitan, tetapi juga manisnya salib mur. Penyembahan dan persembahan kita kepada-Nya seharusnya juga mengandung ketiga unsur ini – emas, kemenyan, dan mur.

Doa:
Ya Tuhan, aku menyembah-Mu karena Engkau layak disembah, karena Engkaulah Allah. Aku juga menyembah-Mu atas semua milik-Mu dan atas apa yang Engkau senang kerjakan; aku menyembah-Mu atas semua perkara yang Engkau pilih dan tetapkan untuk diriku, atas apa yang Engkau pandang baik bagiku. Tuhan, di dalam rohku, aku menyembah-Mu.

No comments: