Hitstat

06 May 2007

Matius Volume 2 - Minggu 1 Senin

Tampilnya Yohanes Pembaptis
Matius 3:1-2
Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”

Matius pasal tiga diawali dengan tampilnya seorang bernama Yohanes. Yohanes berarti “Yehova, Pemberi rahmat” (Thayer). Nama ini bukan diberikan oleh kedua orang tuanya, melainkan diberikan oleh Allah (Luk. 1:13). Ini menunjukkan bahwa Allah telah berinisiatif memberikan rahmat-Nya demi menyelamatkan umat-Nya. Allah sekali-kali tidak akan menahan rahmat-Nya kepada mereka yang sungguh-sungguh mencari Dia.
Efesus 2:4 mengatakan, “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita.” Rahmat Allah menjangkau lebih jauh daripada kasih-Nya. Karena kejatuhan kita, maka keadaan kita menjadi sangat kasihan, bahkan telah mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita; karenanya, kita perlu rahmat Allah. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat datang untuk menyelamatkan kita dari keadaan kita yang bobrok, menyelamatkan kita dari lubang kejatuhan yang dalam. Oh, betapa kita bersyukur atas rahmat Allah! Kita harus memustikakan rahmat-Nya seperti kita menjunjung tinggi kasih karunia-Nya. Rahmat Allah itulah yang selalu melayakkan kita untuk berbagian dalam kasih karunia-Nya.
Yohanes Pembaptis adalah perintis, pembuka jalan bagi Kristus. Orang-orang yang belum mengenal Kristus dipersiapkan Yohanes untuk berjumpa dengan-Nya agar mereka menerima rahmat. Hari ini, kita juga dapat membawa orang berjumpa Tuhan melalui memberitahu mereka tentang pengampunan Allah, bersaksi tentang keselamatan Allah, dan memberitahu mereka bagaimana Kristus telah membuat hidup kita lebih bermakna. Kita semua perlu berlatih bagaimana bersaksi bagi Tuhan. Dalam kehidupan gereja yang normal, setiap kaum beriman perlu belajar membawa orang ke hadapan Allah dan membawakan Allah kepada orang, baik melalui doa maupun kesaksian kita.

Mat. 3:1-2; Luk. 16:16; Kis. 10:36-37; Im. 6:10

Sekalipun Yohanes Pembaptis dilahirkan sebagai seorang imam, tetapi ia telah melepaskan posisi imam yang lahiriah, yang sebenarnya hanyalah bayangan dari keimaman yang sejati. Dalam Matius 3:1, Yohanes berseru-seru di padang gurun sebagai imam yang sejati. Khotbah Yohanes Pembaptis merupakan permulaan dari Perjanjian Baru Allah. Ia tidak berkhotbah di dalam Bait Suci, kota kudus, di mana umat beragama dan berkebudayaan menyembah Allah menurut peraturan-peraturan kitab mereka; melainkan di padang gurun. Ini menunjukkan bahwa zaman hukum Taurat telah berakhir dengan kedatangan Yohanes Pembaptis (Mat. 11:13; Luk. 16:16) dan sejak itu dimulailah pemberitaan Injil damai sejahtera (Kis. 10:36-37).
Baik Yohanes maupun Yesus, tidak satu pun dari mereka yang melayani di dalam tradisi yang usang. Menurut tradisi, imam-imam harus berada dalam Bait Suci di kota kudus, mengenakan jubah imam, makan makanan imam dan mengikuti tata cara imam. Tetapi dengan kedatangan Yohanes Pembaptis, semuanya itu telah diakhiri. Hal ini menunjukkan bahwa tata cara yang lama bukanlah realitas, melainkan bayangan. Kini realitas telah datang. Sebagai imam yang sejati, Yohanes datang untuk memalingkan orang kepada Allah.
Yohanes terlahir sebagai imam. Menurut peraturan hukum Taurat, dia seharusnya memakai pakaian imam yang terbuat dari kain lenan halus (Kel. 28:4; Im. 6:10), dan makan makanan imam, yang terbuat dari tepung halus dan daging dari kurban yang dipersembahkan kepada Allah oleh umat-Nya (Im. 2:1-3; 7:31-34). Namun, “Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan” (Mat. 3:4). Ini menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis melayani dan menempuh hidup dalam cara yang mutlak berlawanan dengan tradisi agama yang usang. Ia sepenuhnya telah meninggalkan zaman Perjanjian Lama yang sudah merosot menjadi satu agama yang bercampur dengan tradisi manusia. Yohanes Pembaptis hanya memiliki satu amanat, yakni memperkenalkan ministri Perjanjian Baru Allah, yang tersusun hanya dengan Kristus. Selain Kristus, tradisi apapun tidak seharusnya mendapat tempat dalam Perjanjian Baru.

Doa:
Ya Allah, aku bersyukur bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi orang-orang yang belum percaya dalam pelayanan pemberitaan Injil-Mu, supaya mereka dapat diterima sebagai persembahan yang hidup, yang berkenan kepada-Mu. Tuhan, biarlah melalui aku, seisi rumahku, juga sahabat, tetangga, dan orang-orang yang dekat denganku dapat berpaling kepada-Mu.

2 comments:

Unknown said...

Saya ingin beli bukunya saudara Watchman Nee. Beli dimana yah ?

Arus Hayat said...

Sdr. Vander, Anda bisa menghubungi yasperin@indo.net.id