Hitstat

08 October 2007

Matius Volume 6 - Minggu 2 Selasa

Perahu Diterpa Angin Sakal
1 Korintus 10:13a
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.

Matius 14:24-25 mengatakan, “Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.” Perjalanan murid-murid Tuhan menyeberangi danau menggambarkan perjalanan hidup kristiani kita. Sejak Kristus naik ke surga sampai datang kembali, dunia ini terus berada dalam masa malam yang panjang. Menurut pandangan manusia, dunia ini semakin lama semakin terang, semakin lama semakin maju. Tetapi menurut firman Allah, “hari sudah jauh malam” (Rm. 13:12). Allah tidak berkata dunia sangat terang, sangat maju, tetapi firman Allah berkata, hari sudah jauh malam. Sekarang kita berada dalam malam yang gelap ini. Sebab itu kita merasakan sekeliling kita semuanya gelap. Kalau kita berjalan di dalam terang, sering dekat dengan Allah, hidup dalam Kristus, terus-menerus menghakimi pekerjaan daging, dan menurut pimpinan Roh Kudus, dengan sendirinya kita akan memahami bahwa dunia ini benar-benar adalah satu dunia yang gelap.
“Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai.” Perjalanan kita belum mencapai tujuan. Meskipun masalah hidup yang kekal dan mati yang kekal kita sudah beres, tidak akan menjadi masalah lagi; namun sejarah kita di dalam dunia ini, apakah kita setia sampai kesudahan atau gagal, setia sampai kesudahan, atau berubah di tengah jalan, ini belum pasti. Perahu masih di tengah danau, belum tiba di pelabuhan, sebab itu masih ada kerawanan, masih ada kemungkinan terjadi perubahan. Kita tidak boleh terlalu percaya diri, mengira kesudahan kita sudah pasti. Kita sedang dalam perjalanan, meskipun menggembirakan, namun bagaimana penempuhan kita, dan bagaimana kesudahan kita, masih suatu tanda tanya.

Mat. 14:24-25; Rm. 13:12

Bagaimana penempuhan hidup kristiani yang wajar? Hal apakah yang biasanya kita alami? “Perahu murid-murid-Nya ... diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.” Saudara saudari, kalau di pihak kita ada angin sakal, pasti di pihak yang berlawanan dengan kita ada orang yang mendapat angin buritan. Jika dari timur laut menuju ke barat daya ada angin sakal, dari barat daya menuju ke timur laut pasti ada angin buritan. Kalau jalan yang ditempuh orang Kristen tidak berlawanan dengan “arah angin”, maka dapat disangsikan apakah ia menempuh jalan yang ditentukan Tuhan. Kita seharusnya menempuh jalan yang ditentukan Tuhan.
Tuhan sudah memutuskan kedudukan kita di dunia. Ia berkata, “Sebab itulah dunia membenci kamu.” Jalan kita melawan arah angin. Kalau kita tidak pernah ditentang, ditertawai, atau dianiaya orang dunia, kedudukan kita yang ada sekarang pasti bukan pemberian Tuhan. Kita seharusnya mengalami angin sakal, kita tidak seharusnya menumpuh jalan angin buritan. Kalau seseorang menurut jalan yang ditentukan Tuhan, dari timur laut menuju ke barat daya, pasti ada angin sakal. Kalau tidak demikian, sungguh meragukan apakah jalan yang ia tempuh sudah benar.
Setiap orang beriman yang setia pasti merasakan betapa payahnya mendayung karena angin sakal! Orang-orang milik Tuhan, sepertinya banyak perkara, tubuh mereka sering lemah, sering sakit; keluarga mereka banyak urusan, banyak kesulitan; usaha mencari nafkah lebih sulit daripada dulu; masyarakat semakin lama semakin memberi tekanan dan serangan kepada mereka; setan, roh jahat lebih-lebih sekuatnya menimbulkan gelombang, ingin menganiaya orang beriman. O, semuanya itu adalah angin sakal!
Kalau kita ingin berdiri teguh pada jalan yang ditentukan Tuhan, pasti merasakan angin sakal, sungguh sengsara! Tetapi kita lebih baik menderita daripada berkelana; lebih baik payah mendayung daripada terhanyut; lebih baik menempuh jalan yang sulit, daripada menempuh jalan yang mudah tetapi berkelana. Asal kita mau berdiri bagi Tuhan, setia bagi Tuhan, pasti mengalami angin sakal, akan merasakan mendayung dengan payah.

Doa:
Tuhan Yesus, kuatkanlah aku agar tetap berdiri teguh dalam mengikuti-Mu. Apapun yang menimpa aku, aku percaya bahwa Engkau beserta denganku. Ajarlah aku untuk setia dan percaya pada-Mu. Walau situasi di sekelilingku berubah dan banyak kesulitan kuhadapi, tetapi Engkau tidak pernah meninggalkanku, karena aku adalah milik-Mu, ya Tuhan.

No comments: