Hitstat

23 October 2007

Matius Volume 6 - Minggu 4 Rabu

Mesias, Anak Allah yang Hidup
Matius 16:15-16
Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”

Setibanya Tuhan Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Nampaknya hal ini tidak ada hubungannya dengan masalah ragi. Kaisarea Filipi terletak di sebelah utara Tanah Kudus, dekat dengan perbatasan, di kaki Gunung Hermon, tempat Tuhan berubah rupa (Mat. 17:1-2). Tempat ini jauh dari kota kudus dan Bait Kudus. Kota kudus dan Bait Kudus adalah tempat dengan atmosfer agama Yahudi yang usang yang memenuhi setiap pikiran manusia, tidak memberikan tempat bagi Kristus, Raja baru.
Tuhan sengaja membawa murid-murid-Nya ke tempat yang beratmosfer jernih agar pikiran mereka dapat dibebaskan dari pengaruh-pengaruh lingkungan agamawi di dalam kota kudus dan Bait Kudus, dan agar Dia dapat mewahyukan kepada mereka sesuatu yang baru tentang diri-Nya dan gereja, yang merupakan urat nadi kerajaan surgawi-Nya. Di Kaisarea Filipi inilah visi tentang diri-Nya sebagai Kristus, Anak Allah yang hidup, dilihat oleh Petrus (Mat. 16:16-17). Di sini pula gereja diwahyukan dan disebutkan untuk kali pertama sebagai sarana untuk mendatangkan Kerajaan Surga (Mat. 16:18-19).
Jika kita masih berada di bawah pengaruh ragi agama, kita tidak akan nampak jelas tentang Kristus ataupun gereja. Agar nampak jelas tentang Kristus dan gereja, kita perlu menyingkirkan semua ragi. Kita bukan hanya perlu menyingkir dari suasana yang busuk dan dipenuhi dengan konsepsi agama, tetapi kita pun perlu dibersihkan dari ragi agama. Jika masih terdapat ragi di dalam kita, kita akan berada di bawah selubung, dan mata kita tidak akan dapat nampak Kristus dan gereja. Untuk melihat Kristus dan gereja, kita perlu langit yang jernih dan suasana yang bersih. Kita pun perlu pikiran dan akal budi yang jernih; akal budi yang tidak dipengaruhi ragi agama.

Mat. 16:13-20

Banyak di antara kita telah teragi sejak saat kita dila-hirkan. Sepanjang masa kanak-kanak, kita terus-menerus di bawah pengaruh ragi. Pikiran dan perasaan kita telah terkhamir seluruhnya. Apabila bagi kita, gereja adalah menara yang tinggi dan lonceng yang besar. Itu menunjukkan bahwa secara tidak sadar kita telah teragi. Selain itu, semakin kita menerima pelajaran dan pendidikan di sekolah, ragi semakin merasuk ke dalam kita. Sebab itu, kita perlu meninggalkan “pusat agama” dan jauh-jauh pergi ke “utara, ke daerah Kaisarea Filipi”, di mana langit itu jernih. Lagi pula, kita perlu berkata kepada Tuhan di dalam batin, “Tuhan Yesus, murnikanlah aku dari segala jenis ragi. Aku ingin menjadi seorang yang jernih di bawah langit yang bersih.”
Dalam Matius 16:13 Tuhan bertanya kepada murid-murid-Nya sebuah pertanyaan: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Sebagai seorang manusia, Kristus adalah rahasia bagi angkatan itu, demikian pula bagi orang-orang pada hari ini. Dalam ayat selanjutnya, murid-murid menjawab, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, yang lain mengatakan: Elia dan yang lain lagi mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Tanpa wahyu surgawi, orang-orang hanya dapat mengenal bahwa Kristus adalah nabi yang paling besar, tetapi tidak dapat mengenal bahwa Dia adalah Kristus, Anak Allah yang hidup (Mat. 16:16).
Setelah Tuhan bertanya kepada murid-murid-Nya siapakah Dia, Simon Petrus menjawab: “Engkaulah Mesias (Kristus), Anak Allah yang hidup!” (Mat. 16:16). Kristus mengacu kepada Yang diurapi oleh Allah, berhubungan dengan amanat Tuhan, sedangkan Anak Allah yang hidup mengacu kepada Yang kedua dari Allah Tritunggal, berhubungan dengan persona-Nya. Amanat-Nya adalah merampungkan tujuan kekal Allah melalui penyaliban-Nya, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya ke surga, dan kedatangan-Nya kali kedua, sedangkan persona-Nya menyatakan Bapa dan rampung dalam Roh untuk menyatakan Allah Tritunggal secara penuh. Allah yang hidup berlawanan dengan agama yang mati. Tuhan adalah perwujudan Allah yang hidup, tidak ada hubungannya dengan agama yang mati.

Doa:
Tuhan Yesus, hatiku berpaling kepada-Mu dan singkirkanlah setiap selubung di dalamku. Aku damba mengenal Engkau dengan benar, karena itulah berilah aku Roh hikmat dan wahyu. Banyak orang mengenal Engkau dari sudut pandang yang lahiriah, tetapi aku ingin mengenal Engkau secara subyektif menurut wahyu dan pengalaman yang riil.

No comments: