Hitstat

26 October 2007

Matius Volume 6 - Minggu 4 Sabtu

Syarat Mengikut Yesus (2)
Matius 16:25-26a
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?

Pernahkah kita menyadari bahwa sering kali opini kita adalah ekspresi Iblis? Menyadari bahwa opini alamiah kita ialah jelmaan Iblis itu penting sekali dan menentukan. Tidak ada sesuatu yang lebih merusak hayat kekristenan kita lebih daripada opini kita. Ekspresi opini alamiah merupakan hasil inspirasi Iblis. Karena opini alamiah kita berasal dari ilham Iblis, maka kita perlu waspada. Jika kita menggunakan pikiran kita secara berlebihan, Tuhan Yesus akan menyebut kita Iblis. Jika kita terlalu banyak melatih pikiran kita, kita akan menjadi ekspresi Iblis, dan Tuhan Yesus akan berkata kepada kita, “Enyahlah dari hadapan-Ku, Iblis.”
Untuk menempuh jalan salib guna memasuki kemuliaan, menuntut kesediaan kita untuk tidak menggunakan pikiran kita secara alamiah. Kita harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Kristus. Ketika kita terlalu banyak menggunakan pikiran kita, kita tidak dapat mengikuti Kristus. Kristus tidak berada dalam pikiran kita, melainkan dalam roh kita. Jika kita memeriksa konteks ayat-ayat ini, kita akan nampak bahwa pikiran adalah ekspresi diri, diri ialah perwujudan hayat jiwa, ini semua harus ditaruh pada salib.
Dalam Matius 16:24 Tuhan berkata, “Jika seseorang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salib-nya dan mengikut Aku.” Salib bukan hanya suatu penderitaan, tetapi juga suatu pembunuhan. Salib membunuh dan mengakhiri penjahat. Pertama-tama Kristus memikul salib, kemudian Dia disalibkan. Hari ini kita, kaum beriman-Nya, disalibkan lebih dulu dengan Dia dan kemudian memikul salib. Bagi kita, memikul salib adalah tetap tinggal di bawah kematian pembunuhan Kristus untuk mengakhiri diri kita, hayat alamiah kita, dan manusia lama kita. Dengan berbuat demikian, kita menyangkal diri kita agar kita dapat mengikuti Tuhan.

Mat. 16:24-27

Tujuan terakhir salib bukan membuat kita menderita, melainkan untuk mengakhiri kita. Mungkin ada orang menasihatkan sepasang suami istri untuk memikul salib. Seorang istri yang menderita aniaya dari suaminya dikatakan harus memikul salib. Dengan kata lain, orang memberi tahu dia bahwa menahan penderitaan oleh karena suaminya adalah memikul salib. Namun, menderita tidak dapat membangun gereja; memikul salib yang sejati baru membangun gereja; sebab memikul salib mematikan diri, hayat jiwa, dan hayat alamiah. Kita semua telah dikubur, dibaptis, dan ditamatkan.
Menempuh jalan menuju kemuliaan pada akhirnya berarti menaruh diri kita pada kematian. Jalan ini bukan hanya masalah penolakan, mengalami kekurangan, menghadapi badai laut, tuduhan agama, belajar makan Tuhan Yesus sebagai suplai hayat yang takkan habis, diperingatkan agar waspada terhadap ragi, dan nampak visi Kristus dan gereja; selain itu semua, kita perlu ditamatkan. Pos terakhir jalan menuju kemuliaan ialah pos penamatan diri.
Dalam Matius 16:25 Tuhan berkata, “Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi siapa yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Dalam mengikuti Tuhan, janganlah kita menyelamatkan nyawa kita dengan membiarkan nyawa memperoleh kenikmatan. Jika kita rela kehilangan nyawa karena Kristus, kita akan memperolehnya dalam kerajaan pada zaman yang akan datang. Ayat selanjutnya mengatakan, “Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” Kenikmatan nyawa (jiwa) hari ini terbungkus dengan dunia. Memperoleh dunia untuk kenikmatan jiwa sekarang ini berarti akan kehilangan hayat dalam kenikmatan kerajaan pada zaman yang akan datang. Matius 16:27 kemudian mengatakan, “Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.” Ganjaran itu akan diberikan menurut bagaimana kita telah memikul salib; tergantung apakah kita mempertahankan diri kita di bawah pembunuhan salib, apakah kita menyelamatkan jiwa kita pada zaman ini atau rela kehilangan jiwa kita.

Doa:
Tuhan Yesus, aku berterima kasih karena bagiku Kau telah menyerahkan nyawa-Mu. Tuhan, dalam mengikuti Engkau, ajarlah aku untuk mengesampingkan ego dan kesenangan daging. Ajarlah aku untuk hidup di bawah bayang-bayang salib-Mu, sehingga aku boleh mengikuti Engkau di dalam kebangkitan.

No comments: