Hitstat

07 October 2007

Matius Volume 6 - Minggu 2 Senin

Yesus Berdoa untuk Murid- Murid-Nya
Matius 14:22-23
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, ... Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri.

Sesudah Yesus mengadakan mukjizat dengan memberi makan banyak orang, Ia lalu mendesak murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang. Dia mendesak mereka pergi dengan perahu agar Dia bisa memiliki lebih banyak waktu untuk berdoa seorang diri kepada Bapa. Sebelum Tuhan menyuruh murid-murid pergi, murid-murid itu juga mengambil bagian dalam kenikmatan suplai Tuhan. Kekurangan akan keperluan mendatangkan pengalaman yang sangat indah. Murid-murid menikmati suplai Tuhan dan mereka bergembira karenanya. Tetapi Tuhan tidak ingin berlama-lama di sana. Ia segera menyuruh murid-murid-Nya naik ke perahu untuk menyeberang dan Ia sendiri pergi ke suatu tempat yang terpencil di atas bukit untuk berdoa seorang diri kepada Bapa.
“Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa...” melambangkan Tuhan Yesus naik ke surga menjadi Imam Besar, di hadapan Allah berdoa bagi kita. Yesus perlu berdoa seorang diri kepada Bapa-Nya yang ada di surga, agar Dia bisa bersatu dengan Bapa dan memiliki penyertaan Bapa dalam setiap hal yang dilakukan-Nya di bumi untuk mendirikan Kerajaan Surga. Dia melakukannya bukan di padang gurun, melainkan di gunung, meninggalkan semua orang, termasuk murid-murid-Nya, agar Dia bisa sendirian berkontak dengan Bapa sendirian.
Kalau Tuhan perlu berdoa kepada Bapa, bukankah terlebih lagi kita? Namun dalam kenyataannya, kita lebih sering melakukan sesuatu tanpa berdoa. Kita lebih meyakini usaha dan karya kita daripada kuasa doa. Kondisi ini sesungguhnya tidak tepat. Firman Tuhan mengatakan bahwa doa itu mengerjakan jauh lebih banyak daripada apa yang sanggup kita lakukan. Doa sanggup mengerjakan apa yang tidak dapat kita kerjakan. Karena itu, marilah kita belajar berdoa sebelum melakukan apa pun dalam kehidupan dan pelayanan kita.

Mat. 14:22-23; 2 Kor. 5:14; Ibr. 7:25

Matius 14:22 mengatakan bahwa Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang. Kata “memerintahkan” dalam ayat ini sama dengan kata “menguasai” dalam dalam 2 Korintus 5:14. Tuhan mendesak murid-murid naik ke perahu. Tuhan telah mati bagi kita, Tuhan juga mendesak kita berjalan. Tuhan mempunyai satu jalan bagi murid-murid, Tuhan memerintahkan murid-murid berjalan. Seumur hidup orang Kristen yang paling penting adalah mencari jalan yang ditetapkan oleh Tuhan, dan dengan setia menempuh jalan itu.
Hari ini di antara orang yang percaya Tuhan, terdapat satu perkara yang tidak baik, yaitu banyak orang yang tidak mencari jalan yang ditentukan bagi mereka. Ada orang yang menemukannya, tetapi tidak menempuh jalan itu; sebab itu dalam kehidupan mereka ada sekian banyak kematian dan keterbatasan rohani, dalam pekerjaan Allah ada sekian banyak benturan dan perselisihan. Pekerjaan yang paling penting bagi setiap orang yang beriman adalah dengan tenang menunggu, berdoa, mempersembahkan diri, dan taat menyerahkan diri ke tangan Allah, sepenuh hati mencari petunjuk Allah, mau tunduk kepada-Nya, mau hanya menuruti kehendak-Nya, mohon Dia menunjukkan kepada kita jalan yang ditentukan bagi kita pribadi; kemudian mengeluarkan segala harga dengan sepenuh hati berjalan di atasnya.
“Setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri.” Ini adalah satu gambar yang menyatakan bagaimana Tuhan meninggalkan murid-murid-Nya, naik ke surga, di sebelah kanan Bapa melakukan pekerjaan doa syafaat; dan murid-murid yang ditinggalkan di bumi, menempuh jalan yang Ia tentukan bagi mereka. Bila kita membaca Ibrani 7:25, kita akan nampak bahwa Kristus yang melayani sebagai Imam Besar adalah Dia yang berdoa syafaat. Ketika kita sepanjang siang hari berperang mengalahkan dosa dan hal-hal yang negatif, maka Imam Besar, Kristus, mendoakan kita. Kristus sanggup menyelamatkan kita dengan sempurna. Ia berdoa agar setiap keluh kesah, perhambaan dunia, kekangan dosa, kesia-siaan, kebejatan, serta kerusakan duniawi tidak menjamah kita.

Doa:
Tuhan Yesus,aku mengucap syukur karena aku memiliki Tuhan seperti Engkau. Engkaulah Imam Besarku yang senantiasa berdoa syafaat bagiku. Hari ini aku serahkan semua perkaraku kepada-Mu. Dalam setiap apa yang aku kerjakan, mohon Engkau yang menyertai aku dan mohon Kau selamatkan aku dari segala bentuk kecemaran dan perhambaan dunia ini.

No comments: