Hitstat

01 October 2007

Matius Volume 6 - Minggu 1 Selasa

Membayar Harga untuk Mengikuti Kristus
Matius 14:12-13a
Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus. Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.

Kristus tidak hanya ditolak oleh orang-orang Farisi dan penduduk Galilea, tetapi juga oleh penguasa kafir (Mat. 14:1-13). Politik selalu sejajar dengan agama dan kebudayaan. Menurut penuturan Matius, setelah penolakan oleh agama dan pengenalan alamiah manusia, maka kemudian segera menyusul penolakan oleh politik. Herodes, raja wilayah, mewakili penolakan dunia politik terhadap Kristus.
Dalam Matius 14 kita nampak akan kegelapan, kemerosotan, dan ketidakadilan dalam dunia politik. Mata kita perlu dicelikkan untuk nampak bahwa Raja surgawi pun tidak mendapatkan tempat dalam kemerosotan dan kegelapan politik hari ini. Dalam angkatan ini sama sekali tidak ada tempat bagi Raja surgawi; semuanya bersatu dalam hal menolak Raja surgawi. Penolakan baik oleh kebudayaan maupun politik memaksa Raja surgawi undur. Ketika Ia mendengar kabar tentang terbunuhnya Yohanes Pembaptis, “menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak menyendiri dengan perahu ke tempat yang terpencil” (Mat. 14:13). Ini menunjukkan bahwa mulai saat itu, Dia akan menyembunyikan diri di tempat-tempat yang terpencil, tempat yang tanpa kebudayaan, jauh dari kalangan agama, budaya, dan politik.
Di dalam pengalaman kita, pernahkah kita merasa bahwa Tuhan seakan-akan mengundurkan diri dan menarik penyertaan-Nya dari batin kita? Kalau dulu penyertaan Kristus begitu nyata dalam hidup kita, sekarang tidak lagi demikian. Tanpa sadar setelah menjadi orang Kristen beberapa tahun, mungkin kita mulai melibatkan diri lagi dalam agama usang, percaya akan tradisi manusia, atau mulai tertarik dengan kemunafikan politik. Semuanya itu telah menyebabkan kita kehilangan Kristus. Dengan menerima hal-hal itu, tanpa sadar kita telah menolak Kristus dan membiarkan Dia menyingkir dari kehidupan kita.

Mat. 14:1-13

Sejauh ini, kita telah nampak dua pos pada jalan yang menuju kemuliaan. Pos pertama ialah penolakan oleh pengenalan alamiah dan pos kedua ialah penolakan oleh politik. Namun dalam Matius 14:13 dikatakan, “Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka.” Meskipun Kristus ditolak oleh segala macam orang, masih banyak orang yang rela mengikuti Dia dengan meninggalkan kota-kota mereka. Bukan Raja yang datang ke kota-kota mereka untuk mengunjungi mereka, melainkan merekalah yang meninggalkan kota-kota kebudayaan mereka untuk mengikuti-Nya di tempat yang terpencil (padang gurun).
Dari abad ke abad, tidak terhitung banyaknya pengikut Kristus yang sejati telah meninggalkan lingkungan kebudayaan mereka untuk mengikuti Raja surgawi. Berbahagialah apabila kita adalah salah seorang di antara mereka yang mengikuti Dia. Di mana Ia berada, kita pergi ke sana. Kita perlu berdoa mohon Tuhan memberikan hati yang rela untuk mengikuti Dia ke “padang gurun” walaupun harus melalui berbagai penolakan.
Isaac Watts pernah menulis sebuah syair kidung yang berjudul “Am I A Soldier of the Cross?” Kidung ini seakan meminta kita berhenti sejenak dan mempertimbangkan jalan apakah yang sedang kita tempuh saat ini. Marilah kita simak terjemahan dari syair kidung tersebut di bawah ini:

1. Terhadap salib, ku setiakah? Ikut Domba Allah?
Atau ku takut berkorban, (agar) dapat maaf dunia?

Koor : Nama-Mu, indah sungguh, Kau mati untukku,
Entah suasana apa pun, ku cari 'kenan-Mu.

2. Yang lain berperang rebut mulia, darah, peluh bercucuran
Masa ku manja sendirian, mimpi masuk surga?

3. Bolehkah musuh disambut, dibiarkan mengganggu?
Bolehkah bahu-membahu, dengan dunia terkutuk?

4. Mau kuasa harus bertempur, ya, Tuhan kuatkanku,
Agar ku rela terhina, tegap sandar firman.

Doa:
Aku mengucap syukur kepada-Mu, ya Tuhan. Di antara sekian banyak orang yang menolak Engkau, aku boleh menjadi orang yan mengikuti-Mu. Semua adalah karena kemurahan yang Kau berikan padaku. Tuhan aku persembahkan hidupku bagi-Mu. Aku mau belajar membayar harga dengan memberikan diriku dan apa yang aku miliki bagi-Mu.

No comments: