Hitstat

04 November 2007

Matius Volume 7 - Minggu 1 Senin

Yesus Berubah Rupa di atas Gunung
Matius 17:2
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.

Banyak orang yang telah melihat bagaimana Yesus melakukan mukjizat dan mengetahui bahwa Ia adalah seorang yang luar biasa. Walau demikian, sebelum Ia berubah rupa (transfigurasi) di atas gunung, tak seorang pun pernah melihat kemuliaan yang terkandung di dalam-Nya. Pada suatu hari, Ia membawa tiga di antara murid-Nya yang paling dekat yakni Petrus, Yakobus, dan Yohanes, untuk naik ke atas gunung yang tinggi dan Ia berubah rupa di depan mata mereka, wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang (Mat. 17:1-2). Yesus memancarkan kemuliaan di depan mereka. Apakah kemuliaan? Kemuliaan tidak lain adalah Allah yang termanifestasikan dan terlihat oleh manusia. Allah yang tersembunyi di dalam insani Yesus itulah kemuliaan. Transfigurasi ini membuktikan bahwa secara lahiriah, Yesus adalah seorang manusia, tetapi secara batiniah Ia adalah Allah yang sejati.
Apakah makna yang terkandung dalam peristiwa ini? Untuk dapat mengenal Kristus dengan benar, kita perlu naik ke tempat yang lebih tinggi, yakni berada di dalam roh kita. Naik ke atas gunung juga berarti menjauh dari lingkungan yang duniawi, agamawi, dan tradisi. Konsepsi duniawi, agamawi, dan tradisi, termasuk apa yang disebut pengetahuan ilmiah dapat menjadi selubung tebal yang menghalangi kita untuk mengenal Kristus dengan benar.
Untuk mengenal Kristus, tidak saja kita perlu berdoa kepada Bapa agar Ia memberikan Roh hikmat dan wahyu (Ef. 1:17), tetapi hati kita juga perlu berpaling kepada-Nya, sehingga semua selubung yang menutupi mata rohani kita diangkat (2 Kor. 3:16). Abaikan semua konsepsi duniawi, agamawi, ataupun tradisi tentang Kristus. Asal kita mau melatih roh kita melalui menyeru nama-Nya dan memalingkan hati kita kepada-Nya, maka Alkitab yang kita baca akan mewahyukan Kristus yang sejati kepada kita (Yoh. 5:39b).

Mat. 17:1-4; Ef. 1:17; 2 Kor. 3:16; Yoh. 5:39

Allah adalah Allah yang berbicara. Dalam Alkitab terdapat banyak perkataan yang dikatakan Allah secara langsung. Walaupun ada yang dikatakan oleh Allah secara tidak langsung, tetapi itu juga perkataan Allah, maka Alkitab menyebutnya Firman Allah. Allah tidak saja sebagai Allah yang berbicara, Ia pun Allah yang mendengarkan perkataan. Allah sering kali mendengarkan perkataan manusia. Dalam Perjanjian Baru ada satu orang yang senang bicara. Siapakah dia? Dia adalah Petrus. Petrus memang sangat pandai berbicara. Asal ada kesempatan, dia pasti berbicara. Akan tetapi, dalam Matius 17, Allah memutus pembicaraannya. Allah tidak membiarkan Petrus berbicara terus, Allah harus memutus perkataannya.
Matius 17:3-4 berkata, “Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus: ‘Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.’” Musa adalah pembawa hukum Taurat, sedang Elia adalah seorang nabi. Hukum Taurat dan nabi merupakan ciri khusus Perjanjian Lama, sedang ciri khusus Perjanjian Baru ialah Kristus. Hukum Taurat dan nabi merupakan bayang-bayang. Ketika wujud yang sejati datang, maka bayang-bayang itu akan sirna. Petrus melihat ada Musa dan nabi, yaitu ciri khusus Perjanjian Lama; pula ada Kristus, yaitu ciri khusus Perjanjian Baru. Ketika Petrus mengatakan bahwa ia hendak mendirikan tiga kemah, Allah segera datang memutus perkataannya (Mat. 17:5). Maksud Allah ialah hukum Taurat dan nabi tidak dapat disejajarkan dengan Kristus. Meskipun dalam Perjanjian Lama kedudukan Musa dan Elia sangat tinggi, namun mereka tidak dapat disejajarkan dengan Kristus.
Dalam kehidupan kristiani kita, jangan sekali-kali menyejajarkan orang atau perkara apapun dengan Kristus. Kristus haruslah mendapatkan tempat yang utama dan satu-satunya. Dia adalah Putra Allah, karena itu hanya kepada Dialah Bapa berkenan. Sebagai umat Kerajaan Surga, marilah kita menjadikan Kristus sebagai yang terutama, satu-satunya sandaran dan harapan kita, jawaban atas segala persoalan hidup kita!

Doa:
Tuhan Yesus, belas kasihani aku agar dapat mengenal Engkau dengan benar, seturut dengan wahyu yang Kauperlihatkan kepada murid-murid-Mu di puncak gunung. Lepaskanlah aku dari pengenalan yang lahiriah dan dangkal tentang Engkau, buatlah aku mengenal bahwa Engkaulah yang diperkenan Allah sehingga layak mendapatkan tempat yang utama dalam hatiku.

No comments: