Hitstat

05 November 2007

Matius Volume 7 - Minggu 1 Selasa

Dengarkanlah Dia
Matius 17:5
Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.”

Setelah melihat Musa dan Elia, Petrus bermaksud mendirikan kemah, satu kemah untuk Kristus, satu kemah untuk Musa, dan satu kemah untuk Elia. Akan tetapi, suara dari surga berkata, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” Perkataan Allah terhadap Petrus di sini mengandung dua arti: Pertama, pada hari ini bukan waktunya kamu berbicara, melainkan kamu harus mendengarkan perkataan-Nya, “Dengarkanlah Dia.” Kedua, kamu mengatakan, ada Kristus, ada Musa, ada Elia; tetapi Aku berkata, “Dengarkanlah Dia.” Bukan “Dengarkanlah mereka”, melainkan “Dia”. Petrus menyebutkan tiga persona itu, tetapi perkataan dari surga hanya menyebutkan satu Persona. Dalam zaman Perjanjian Baru, Allah tidak menginginkan hukum Taurat atau nabi, Ia hanya menginginkan Kristus.
Di atas takhta di surga hanya ada Kristus, tetapi apakah dalam hati kita juga hanya ada satu, yaitu Kristus? Ataukah masih ada Musa dan Elia juga? Allah hanya menginginkan kita menerima Kristus saja. Namun, seringkali dalam hati kita tidak saja ada Kristus, juga ada hukum Taurat dan nabi, yakni perkara-perkara lahiriah warisan agama usang.
Hari ini, segala pimpinan atau petunjuk yang kita peroleh seharusnya berasal dari Kristus yang berhuni di batin kita, bukan dari peraturan atau hukum Taurat lahiriah yang mati. Kita tidak meremehkan Alkitab, tetapi mungkin saja kita menganggap Alkitab itu sebagai peraturan atau hukum Taurat. Hari ini, soalnya tidak terletak pada bagaimana perkataan-perkataan hukum Taurat yang harfiah, melainkan terletak pada perkataan Kristus yang berhuni di batin kita. Kekristenan tidak dibangun di atas pengetahuan manusia, melainkan di atas hal berhuninya Kristus di batin kita. Maka siapa pun juga, jika ia mau menerima pimpinan Allah, ia harus mendengarkan perkataan Kristus yang di batin.

Mat. 17:5-8; Yes. 11:9; Ibr. 8:11

Sebagai umat Perjanjian Baru, kita tidak saja harus tahu apa yang tertulis di Alkitab, juga harus tahu apa yang dikatakan oleh Kristus dalam batin kita. Kita memiliki Kristus yang hidup di batin kita sebagai hayat dan sebagai standar moral kita. Apa yang diperkenan-Nya itulah yang benar, dan apa yang tidak diperkenan-Nya itulah yang tidak benar.
Petrus merasa bahwa Musa dan Elia itu sangat penting, karena itu, ia tidak saja ingin membuat satu kemah untuk Musa, juga ingin membuat satu lagi untuk Elia. Petrus tidak saja memberi satu kedudukan bagi hukum Taurat, ia pun memberi satu kedudukan bagi nabi. Tetapi menurut pandangan Allah itu tidak benar. Karena dalam zaman Perjanjian Baru tidak boleh ada nabi ala Perjanjian Lama, maka Allah memutus perkataan Petrus. Apakah Perjanjian Baru? Perjanjian Baru mengatakan, “Seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN” (Yes. 11:9). “Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan!” (Ibr. 8:11). Dalam Perjanjian Baru tidak perlu ada nabi ala Perjanjian Lama.
Ada seorang saudara mohon didoakan oleh saudara lain, demikian katanya: “Semoga Allah memberitahu Anda kehendak-Nya terhadap saya, dan kalau Anda sudah tahu, harap Anda beritahu saya.” Permintaan yang demikian sama sekali bertentangan dengan isi Perjanjian Baru. Seharusnya bukan manusia yang memberitahu kita, melainkan Tuhan yang di batin kita.
Kesalahan Petrus disebabkan adanya Musa dan Elia dan Kristus. Allah berkata bahwa di sini harus ada Kristus saja, Musa dan Elia harus pergi. Pada satu pihak Petrus mau Kristus, tetapi pada pihak lainnya, ia juga mau hukum Taurat dan nabi. Petrus tidak menolak Kristus, ia menerima bahkan mengutamakan Kristus, tetapi ia juga menginginkan hukum Taurat dan nabi. Hari ini mungkin masih banyak orang yang belum menyadari hal ini. Selain Kristus, mereka masih menghendaki hukum Taurat dan nabi. Orang yang demikian perlu mendengarkan suara dari surga: “Inilah Anak yang Kukasihi,... dengarkanlah Dia”. Hari ini kita hanya perlu mendengarkan dan melihat kepada Kristus saja, bukan kepada yang lain (Mat. 17:5, 8).

Doa:
Tuhan Yesus, aku mengakui bahwa di dalam hatiku masih banyak perkara di luar Engkau yang membuat hatiku kurang murni terhadap-Mu. Rahmati aku ya Tuhan, agar dalam hidupku hanya mendengarkan Engkau, memegang teguh firman-Mu dan pimpinan-Mu yang seketika di batin. Tuhan, hanya perkataan-Mulah yang bernilai dan patut dipercaya.

No comments: