Hitstat

27 November 2007

Matius Volume 7 - Minggu 4 Rabu

Mengutuk Pohon Ara
Matius 21:21-22
Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, ... jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi.Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”

Matius 21:18 mengatakan, “Pada pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar.” Ini menyatakan bahwa Tuhan lapar akan buah dari orang Israel, agar Allah dapat dipuaskan. Ayat selanjutnya mengatakan, “Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak menemukan apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja.” Pohon ara di sini merupakan simbol bangsa Israel (Yer. 24:2, 5, 8). Pohon ara yang Tuhan lihat penuh dengan daun tetapi tidak ada buahnya; ini melambangkan bahwa pada saat itu bangsa Israel penuh dengan penampilan lahiriah, tetapi tidak memiliki apa-apa untuk memuaskan Allah.
Matius 21:19 juga mengatakan, “Kata-Nya kepada pohon itu, ‘Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya! Seketika itu juga keringlah pohon ara itu.’” Ini melambangkan kutuk atas bangsa Israel. Sejak saat itu, bangsa Israel benar-benar kering. Tuhan tidak hanya memperhatikan rumah Allah. Dia pun memperhatikan kepuasan Allah, dan mendambakan buah-buah dari umat Allah. Tetapi kebanyakan umat-Nya tidak dapat menyediakan bagi-Nya buah apa pun. Sebagai akibatnya, mereka menjadi kering.
Raja yang lemah lembut memperhatikan rumah Allah dan kepuasan Allah. Dia membersihkan kita agar kita dapat memberi penyembahan yang tepat kepada Allah dan Dia menanggulangi kita agar kita dapat berbuah bagi kepuasan Allah. Hanya apabila roh kita yang adalah Bait Allah dibersihkan dan dikuduskan, barulah kita dapat berbuah bagi kepuasan Allah.
Ada berapa banyak orang Kristen hari ini yang rohnya berfungsi dan berbuah? Mungkin tidak banyak. Apakah akibatnya bila roh kita tidak dibersihkan untuk memberi Allah penyembahan yang tepat dan berbuah bagi kepuasan-Nya? Tuhan terpaksa memutuskan persekutuan rohani kita, sehingga mulai saat itu kehidupan rohani kita kering dan tidak dapat mengalirkan hayat kepada orang lain.

Mat. 21:18-22; Yer. 24:2, 5, 8

Matius 21:21-22 mengatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi. Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.” Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mengutuk pohon ara oleh iman. Doa yang penuh iman bahkan dapat memindahkan gunung yang menghalangi.
Perkara apapun yang menghalangi tangan Tuhan dalam membersihkan roh kita yang adalah Bait-Nya, dan perkara apa pun yang membuat kita tidak bisa menghasilkan buah bagi kepuasan-Nya dapat diumpamakan sebagai gunung. Di dalam kita entah terdapat berapa gunung. Setiap perkara duniawi yang menduduki hati kita adalah satu gunung. Dosa yang tersembunyi atau dosa yang masih kita sayangi juga adalah satu gunung yang besar. Demikian pula watak alamiah dan ambisi yang bersumber dari ego kita, juga adalah gunung yang tinggi. Tidak hanya itu, setiap masalah yang ditimbulkan oleh musuh Allah untuk menjatuhkan kita, juga adalah gunung. Gunung-gunung ini membuat roh kita tertekan, layu, bahkan kering. Akibatnya, tidak satupun buah yang dapat kita hasilkan bagi kepuasan Allah.
Tuhan di sini mengajar kita untuk berdoa kepada Allah dengan iman dan memerintahkan gunung itu untuk beranjak dan tercampak ke laut. Tuhan tidak menyuruh kita berdoa, “Bapa, tolong angkatlah gunung ini dan terbuanglah ke dalam laut”, melainkan, “berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut!” Ketika kita bertemu gunung, apakah yang hendak kita perbuat? Ketika bertemu gunung dalam kehidupan atau pekerjaan, banyak orang mulai berdoa, mohon Tuhan menyingkirkannya. Namun Tuhan menyuruh kita sendiri berkata kepada gunung itu, “Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut!” Inilah yang disebut dengan doa kuasa. Doa kuasa adalah doa yang di dalamnya kita berbicara kepada apa saja yang menghalangi kita agar pergi. Kita perlu mempraktekkan doa yang demikian.

Doa:
Tuhan Yesus, aku tidak mau kehilangan hak atas kerajaan yang telah Kausediakan bagiku. Selamatkanlah aku dari kemunafikan penampilan lahiriah yang palsu. Belaskasihanilah aku agar dapat menghasilkan buah bagi kepuasan Allah dengan memperhidupkan hayat-Mu dalam kehidupan dan pelayananku sehari-hari.

No comments: