Hitstat

18 November 2007

Matius Volume 7 - Minggu 3 Senin

Upah Mengikut Yesus
Matius 19:29
Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.

Ketika Tuhan Yesus berkata kepada orang muda yang kaya bahwa ia harus menjual semua miliknya, Petrus tentu turut mendengar. Saat dia mendengar, dia membandingkannya dengan apa yang telah ia dan saudaranya lakukan, yakni meninggalkan jala ikan mereka dan mengikut Tuhan (Mat. 4:19-20). Petrus seolah bermegah: “Orang kaya ini tidak dapat melepaskan semua miliknya, tetapi kami dapat. Tuhan, ketika Engkau memanggil kami, kami datang. Ketika Engkau meminta kami mengikuti Engkau, kami mengikuti Engkau. Kami telah melepaskan semuanya. Sekarang, apakah yang akan Kauberikan kepada kami?” Konsepsi Petrus sangat komersil.
Dalam Matius 19:28 Tuhan berkata bahwa dua belas rasul yang pertama, termasuk Petrus, akan menghakimi kedua belas suku Israel, dan para pemenang lain akan berkuasa atas bangsa-bangsa. Dalam kerajaan yang akan datang, para pemenang akan duduk di takhta untuk memerintah atas bumi (Why. 20:4). Bagaimana dengan masa kini? Mereka yang meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Tuhan dengan setia akan menerima seratus kali lipat rumah, ladang, dan sanak keluarga adalah pahala di zaman ini (Mat. 19:29; Mrk. 10:30). Ini ditujukan kepada kenikmatan kita hari ini bersama seluruh kaum beriman di dalam kehidupan gereja.
Petrus mengira bahwa dia dapat membayar harga kerajaan, tetapi Tuhan menunjukkan kepadanya bahwa kerajaan itu tak ternilai harganya dan dia tidak dapat membelinya. Apa yang Tuhan minta Petrus tinggalkan bukanlah harga untuk mendapatkan kerajaan. Kalau kita jelas akan hal ini, kita pasti akan dengan mutlak melepaskan segalanya; walau harus berdesak-desak, kita akan terus datang dan bersujud sampai ke hadapan-Nya untuk melayani Dia. Kalau kita mengenal kasih karunia Allah, maka kita tidak akan memperhitungkan harga yang kita keluarkan untuk mengikuti dan melayani Tuhan.

Mat. 1:27-30; Kis. 3:21; Why. 20:4; Mrk. 10:30

Setelah mendengar jawaban Tuhan, Petrus tak dapat berkata lagi. Mulutnya terkatup. Tetapi Tuhan selanjutnya berkata, “Tetapi banyak orang yang pertama akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang pertama” (Mat. 19:30). Untuk memahami Matius 19:30 dan perumpamaan dalam Matius 20:1-16, kita perlu menyadari bahwa Petrus mempunyai otak yang komersil. Otak komersilnya tersingkap dalam Matius 19:27, ketika ia bertanya, “Jadi apakah yang akan kami peroleh?” Dengan perkataan lain, Petrus berkata, “Tuhan, kita telah membayar harga. Sekarang apa yang akan Engkau berikan kepada kami?”
Di toko swalayan kita membayar sejumlah harga dan sebagai imbalannya kita menerima sesuatu sesuai dengan harga itu. Kita memperoleh apa yang kita bayar. Inilah konsepsi Petrus. Ia berkata bahwa mereka telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Tuhan, berarti mereka telah membayar harga penuh. Kini ia ingin mengetahui apakah yang akan ia peroleh sebagai imbalan dari harga yang telah ia bayar. Namun Tuhan tidak membiarkan Petrus berlalu, sebab ia perlu pelajaran yang lebih lanjut. Karena itu, Tuhan berkata bahwa banyak (tetapi tidak semua) yang pertama akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang pertama. Ini menunjukkan bahwa banyak orang yang seperti Petrus, yang pertama akan menjadi yang terakhir menerima pahala. Tuhan berkata demikian untuk mengubah otak komersil Petrus.
Jika kita membayar seratus ribu rupiah untuk sesuatu di toko swalayan, kita akan menerima sesuatu yang berharga seratus ribu rupiah. Tetapi dalam pandangan Tuhan, harga yang kita bayar untuk pahala kerajaan hanya “beberapa rupiah” saja, sedangkan pahala yang Dia berikan berharga “milyaran rupiah”. Berapakah yang dapat kita bayar untuk menerima kenikmatan penuh akan hidup kekal? Kenikmatan penuh hidup kekal dalam manifestasi kerajaan tiada tara harganya. Harga yang kita bayar tidak dapat dibandingkan dengan pahala yang akan kita terima. Menerima pahala bukanlah hasil transaksi kita dengan Tuhan. Pada hakikatnya, harga yang kita bayar adalah sampah (Flp. 3:8), sedangkan apa yang Tuhan sediakan bagi kita adalah kemuliaan kerajaan.

Doa:
Tuhan Yesus, bukalah mataku agar nampak bahwa apa yang dapat aku tinggalkan hari ini bagi-Mu, tidaklah sebanding dengan apa yang telah Kausediakan bagiku. Ampunilah aku yang masih banyak pertimbangan ketika mau berkorban bagi-Mu. Tuhan, Engkau layak mendapatkan semuanya, di bumi tidak ada yang sebanding dengan Diri-Mu.

No comments: