Hitstat

23 November 2007

Matius Volume 7 - Minggu 3 Sabtu

Ambisi Membutakan Manusia
Matius 20:32-33
Lalu Yesus berhenti dan memanggil mereka. Ia berkata: “Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab mereka: “Tuhan, supaya mata kami dapat melihat.”

Dalam pandangan Allah, semua orang yang berambisi untuk menjadi yang terbesar di antara saudara-saudaranya seiman adalah orang buta. Mereka mungkin mengira bahwa mereka mengikuti Kristus, tetapi pada hakikatnya mereka berada di pinggir jalan, sebab mereka belum nampak jalan itu. Mereka tidak mempunyai pemahaman yang tepat terhadap penyaliban dan kebangkitan Tuhan, sebaliknya mereka masih berambisi mencari kedudukan di antara umat Allah. Karena mereka buta, mereka perlu disembuhkan oleh Tuhan.
Matius 20:30 mengatakan, “Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan mendengar, bahwa Yesus lewat, lalu mereka berseru: ‘Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!’” Setiap orang yang berambisi itu buta. Asalkan kita berambisi, kita berada di pinggir jalan dan perlu kesembuhan. Tapi segera setelah kedua orang buta itu melihat kembali, mereka berjalan mengikuti Tuhan. Ini menunjukkan bahwa ketika kita nampak salib dan kebangkitan, kita berada di jalan yang tepat untuk mengikuti Tuhan.
Pada dasarnya kita adalah orang-orang yang buta sejak lahir. Kita tidak mengenal Allah dan perkara rohani. Arti buta adalah tidak bisa melihat. Meskipun sejak lahir mata jasmaniah kita bisa melihat, tetapi mata batiniah kita tidak bisa melihat perkara Allah dan perkara rohani, sepenuhnya buta. Karena itu, salib dan kebangkitan sangat berarti bagi kita. Ambisi terhadap kedudukan wajib disalibkan. Dalam kehidupan gereja, kita tidak mencari kedudukan apa pun, melainkan kita di sini sedang mengikuti Dia ke atas salib. Kita tidak membicarakan takhta maupun jabatan, tetapi kita rela minum cawan salib. Semoga setelah mendapatkan pandangan ini, kita bisa setia sampai akhir, memikul salib mengikuti Tuhan.

Mat. 20:29-34

Walaupun hari ini kita sudah beroleh selamat, masih ada kemungkinan ambisi membutakan mata batiniah kita dari kehendak Allah. Kita mungkin mengira bahwa kita mengerti banyak hal lebih daripada orang lain. Karena itu, kita lalu mendambakan kedudukan yang lebih tinggi daripada orang lain pada umumnya. Kita tidak mengenal diri sendiri, lebih-lebih tidak mengenal kehendak Allah. Inilah kondisi orang Kristen yang dibutakan oleh ambisinya. Orang yang demikian mustahil bisa mengikuti Tuhan.
Agar diselamatkan dari ambisi, kebutaan kita perlu lebih dulu disembuhkan oleh Tuhan. Kita perlu berseru, “Tuhan, kasihanilah aku! Sembuhkanlah mataku, aku ingin melihat!” Doa yang demikian akan menggerakkan hati Tuhan sehingga Ia segera menjamah mata batiniah kita dan memulihkan penglihatan rohani kita. Begitu penglihatan rohani kita dipulihkan, segera kita dapat mengikuti Dia. Mengapa seseorang miskin dalam perkara rohani? Karena mata batiniahnya belum tercelik. Siapa yang buta, ia pasti miskin. Karena itu, setiap hari kita perlu berdoa mohon Tuhan mencelikkan mata rohani kita sehingga mengenal Dia dan mengenal diri sendiri dengan benar. Hanya dengan pengenalan yang demikian, ambisi pribadi kita dapat disingkirkan.
Watchman Nee pernah menulis sebuah syair kidung yang menggambarkan kondisi kebanyakan anak-anak Allah hari ini. Simaklah syair tersebut berikut ini:
1. Berduyun masuk kerajaan, salib tak pikul?
Pahala banyak yang damba, dunia tak tolak?
Jalan Tuhan tak ditempuh, namun berkat mau!
2. Mau kemuliaan Tuhan, malu tak mau?
Mau berkuasa dengan Tuhan, rugi tak mau?
Siapa pandang semuanya sampah karena Tuhan?
3. Mesra Tuhan, semua ingin, puasa tak ingin!
Takhta Tuhan, semua suka, korban tak rela!
Hanya nyanyi, namun bukan berjaga-jaga!
4. Hormat Tuhan, semua rindu, hina-Nya takut.
Kalau Tuhan selalu memberi, segera memuji;
Kalau Tuhan minta sedikit, segera sakit hati.
5. Namun bagi pencinta-Nya, semua tak dihirau;
Biar nyawa dan darah mereka tumpah bagi-Nya!
Tuhan, beriku tekad ini, setia sampai mati!

Doa:
Ya Tuhan, sembuhkanlah aku dari ambisi yang membutakan mataku, dari penyakit yang membuat aku tidak dapat melihat kehendak-Mu. Di dalam gereja, biarlah aku tidak mencari kedudukan apa pun, tidak mendambakan jabatan apa pun, tetapi rela belajar pelajaran salib, menyangkal diri dan giat melayani dalam kasih dan ketulusan.

No comments: