Hitstat

28 November 2007

Matius Volume 7 - Minggu 4 Kamis

Dicobai oleh Imam-imam dan Tua-tua Yahudi
Matius 21:23
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?”

Seluruh peristiwa dalam Matius pasal 21 terjadi pada minggu terakhir dari masa hidup Tuhan di bumi (Yoh. 12:1). Pada periode waktu ini Ia rela menyerahkan diri-Nya kepada umat Israel untuk pengujian menyeluruh. Pada saat-saat terakhir Tuhan Yesus datang ke Yerusalem, Ia datang bukan untuk bekerja, melainkan untuk menyerahkan diri-Nya kepada mereka yang akan membunuh-Nya. Dalam Matius 21:23 sampai 22:46, Tuhan diuji dan dicobai baik oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi, oleh orang-orang Farisi dan Herodian, juga oleh orang-orang Saduki dan ahli Taurat.
Menurut Keluaran 12, Anak Domba Paskah wajib diuji empat hari penuh. Dalam kalender orang Yahudi empat hari dapat pula dianggap enam hari, sebab sebagian dari satu hari dihitung sebagai satu hari penuh. Selama minggu terakhir dalam hidup-Nya, Kristus diuji selama enam hari. Kemudian Ia disalibkan pada hari Paskah. Ini menunjukkan bahwa Dialah Anak Domba Paskah yang sejati, sedangkan anak domba dalam Keluaran 12 hanyalah suatu lambang.
Setelah Tuhan Yesus membersihkan Bait Allah, datanglah imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi kepada-Nya (Mat. 21:23-27). Mereka datang untuk menguji Tuhan Yesus berkenaan dengan kuasa-Nya. Imam-imam kepala menduduki jabatan yang tinggi dalam agama, dan tua-tua Yahudi menduduki tempat yang terhormat dalam masyarakat. Mereka bertanya kepada Tuhan, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?” (Mat. 21:23). Pertanyaan ini menunjukkan hubungan antara bagian ini dan bagian yang telah dibahas sebelumnya, yakni mengenai ambisi dan kuasa. Murid-murid berambisi akan kuasa dan kedudukan, tetapi Tuhan Yesus bertindak dalam cara yang sebaliknya. Walau Dia adalah Raja, Dia tidak mengukuhi jabatan rajani-Nya.

Mat. 21:23-27; Yoh. 12:1

Dalam Matius 21:24 sekali lagi kita melihat hikmat Tuhan Yesus. Ketika mereka bertanya tentang kuasa-Nya, Dia balik bertanya kepada mereka tentang kuasa yang dimiliki Yohanes Pembaptis. Tuhan berkata, “Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?” (Mat. 21:34-35a). Ketika Tuhan Yesus balik bertanya kepada mereka tentang baptisan Yohanes, mereka pun tersudut. Ini merupakan sebuah pertanyaan yang sulit bagi imam kepala dan tua-tua, pertanyaan yang merepotkan mereka. Jika mereka berkata bahwa Yohanes pembaptis itu dari surga, Tuhan akan bertanya kepada mereka mengapa mereka tidak percaya kepadanya. Tetapi karena mereka takut kepada orang banyak yang menganggap Yohanes sebagai Nabi, mereka tidak berani mengatakan bahwa baptisan Yohanes berasal dari manusia.
Imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi menyadari bahwa mereka dalam masalah (Mat. 21:25-26). Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Akhirnya, mereka mengikuti bapa dari segala pendusta. “Lalu mereka menjawab Yesus: ‘Kami tidak tahu.’ Dan Yesuspun berkata kepada mereka: ‘Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu’” (Mat. 21:27). Imam kepala dan tua-tua berkata kepada Tuhan Yesus bahwa mereka tidak tahu apakah Yohanes pembaptis datang dari surga atau dari manusia (Mat. 21:27). Jawaban mereka adalah bohong. Anak-anak seringkali berbohong dengan mengatakan mereka tidak tahu. Ini adalah jalan yang paling baik bagi mereka untuk menghindari tuduhan.
Imam-imam kepala dan tua-tua berlaku seperti anak-anak yang berbohong dengan mengatakan bahwa mereka tidak tahu. Pertanyaan Tuhan telah menyingkapkan kondisi batiniah mereka yang penuh dengan kebohongan. Mereka berbohong kepada Tuhan dalam hal mengatakan mereka tidak tahu. Tuhan dengan bijaksana menyingkapkan kebohongan mereka, sekaligus melewati ujian yang pertama ini tanpa cela.

Doa:
Ya Tuhan, sebagaimana Engkau telah mengalami banyak ujian dari manusia, belaskasihanilah aku agar dapat melampaui setiap ujian dengan iman. Singkapkanlah setiap kelemahanku agar aku tidak mengandalkan kekuatan diri sendiri melainkan lebih bersandar kepada-Mu. Engkaulah sumber hikmat dan kekuatanku.

No comments: