Hitstat

26 November 2007

Matius Volume 7 - Minggu 4 Selasa

Membersihkan Bait Allah
Matius 21:12-13
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. ...dan berkata kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.”

Ketika Tuhan masuk ke Kota Yerusalem, perkara pertama yang Dia lakukan ialah membersihkan Bait Allah. Ini adalah pembersihan Bait Allah yang dilakukan oleh Tuhan pada kali yang kedua. Pada permulaan ministri-Nya, Dia sudah pernah membersihkannya untuk kali pertama (Yoh. 2:13-17). Kini, di akhir ministri-Nya, Tuhan perlu sekali lagi membersihkan Bait Allah. Pertama kali, Tuhan menyebut Bait Allah sebagai “Rumah Bapa-Ku”, dan Ia menyucikannya dalam kapasitas-Nya sebagai Anak Allah. Namun di sini, Tuhan menyebut Bait Allah sebagai “Rumah-Ku”, dan Ia sekali lagi menyucikannya dalam kapasitas-Nya sebagai Anak Daud dan sebagai Raja.
Sebagai Raja, Tuhan harus mendapatkan penyembahan yang murni. Adanya “...penukar uang dan ... pedagang merpati” menunjukkan bahwa Bait Allah tidak lagi bersih. Menukar uang dan menjual hewan kurban di Bait Allah tentu memudahkan bagi orang-orang yang ingin menyembah Allah. Namun, Tuhan memandang semua hal ini najis. Dalam hal penyembahan, Tuhan tidak memerlukan perantara. Jual beli di Bait Allah kelihatannya untuk memudahkan orang dalam menyembah, tetapi sebenarnya bertujuan untuk memperoleh keuntungan dalam perdagangan. Tuhan mengatakan bahwa Bait Allah telah menjadi sarang penyamun. Tuhan menunjukkan bahwa Bait Allah harus bersih.
Roh kita harus menjadi rumah doa. Bagaimanakah kondisi roh kita saat ini? Adakah kita berlatih untuk berdoa dengan roh kita? Sayang sekali, dewasa ini banyak anak-anak Allah yang batinnya penuh dengan perkara-perkara duniawi, sehingga mereka bukan lagi menjadi rumah doa, tetapi rumah dosa. O, kiranya Tuhan terus memurnikan roh kita dari berbagai campuran dan hal-hal yang tidak Ia perkenan, agar kita menjadi orang yang senang berdoa, senantiasa hidup dalam persekutuan yang intim dengan Tuhan. Inilah jalan untuk diselamatkan dari kebutaan dan kelumpuhan rohani!

Mat. 21:12-17; Ef. 2:22; Mrk. 11:19; Yoh. 11:1

Apa pun yang Tuhan lakukan, bukan untuk kepentingan-Nya sendiri, melainkan untuk kepentingan Allah. Hati-Nya adalah untuk rumah Allah. Ketika kita menerima Tuhan ke dalam kita sebagai Raja kita, Dia akan segera membersihkan roh kita. Pada hari Dia masuk ke dalam kita menjadi hayat dan Raja kita, terlebih dahulu membersihkan Bait Allah, yang hari ini adalah roh kita, tempat kediaman Allah (Ef. 2:22). Setelah membersihkan Bait Allah, Tuhan lalu menyembuhkan orang buta dan orang timpang dalam Bait Allah (Mat. 21:14). Hal ini amat bermakna. Pembersihan Bait Allah (roh kita) membuat kita mempunyai daya lihat untuk melihat Tuhan dan mempunyai kekuatan untuk berjalan mengikuti Dia.
Selanjutnya Matius 21:17 mengatakan, “Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke Betania dan bermalam di situ.” Dalam kunjungan terakhir Tuhan ke Yerusalem, Ia menunaikan ministri-Nya hanya pada siang hari; setiap malam Dia pergi bermalam di Betania, di lereng timur Bukit Zaitun (Mrk. 11:19; Luk. 21:37), lokasi rumah Maria, Marta, dan Lazarus, dan rumah Simon (Yoh. 11:1; Mat. 26:6). Di Yerusalem Dia ditolak oleh para pemimpin agama Yahudi, tetapi di Betania Dia disambut oleh orang-orang yang mengasihi Dia.
Banyak orang Kristen setelah menerima Kristus ke dalam mereka dan mengalami pembasuhan-Nya dalam roh mereka, mereka tidak mencintai-Nya. Mereka hidup secara religius dan dalam liturgi agama yang mati. Sebab itu Tuhan jauh dari mereka.Menurut Perjanjian Baru, Betania ialah tempat para pencinta Tuhan. Selama minggu terakhir hidup-Nya di bumi, Tuhan pergi ke Yerusalem setiap hari, tetapi ia bermalam di Betania. Yerusalem adalah tempat Dia dicobai, diuji, dan dibunuh, tetapi Betania ialah tempat di mana Ia dicintai oleh para pengasih-Nya dan menginap di rumah mereka.
Dunia agama hari ini adalah Yerusalem bagi Tuhan Yesus, bukan tempat Dia bermalam. Pencinta Kristus bukan di Yerusalem, melainkan di Betania. Kita tidak seharusnya menjadi umat Yerusalem, melainkan pencinta di Betania. Setelah Tuhan Yesus masuk ke dalam kita dan membersihkan roh kita, marilah kita dengan sekuatnya mencintai Dia. Mencintai Dia membuat kita terlepas dari pengaruh dunia agama yang selalu menolak dan berlawanan dengan Dia.

Doa:
Tuhan Yesus, tubuhku adalah bait-Mu, juga rumah doa-Mu. Karena itu bersihkanlah setiap bagian rohku dari perkara-perkara yang menghalangi persekutuanku dengan-Mu. Pulihkanlah kehidupan doaku yang selama ini terabaikan. Aku mau merebut kesempatan untuk bersekutu dengan-Mu agar aku diselamatkan dari kebutaan dan kelumpuhan rohani.

No comments: