Hitstat

11 November 2007

Matius Volume 7 - Minggu 2 Senin

Apabila Saudaramu Berbuat Dosa
Matius 18:15
Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.

Di antara anak-anak Allah sering terjadi seorang saudara berbuat dosa terhadap yang lain. Jika ada seorang saudara berbuat dosa terhadap kita, apakah yang harus kita perbuat? Firman Tuhan berkata, “Tegurlah dia di bawah empat mata.” Kalau ada seorang berbuat dosa terhadap kita, pertama-tama janganlah kita memberitahu orang lain, jangan dijadikan bahan obrolan. Tuhan tidak memberi perintah yang demikian. Kalau ada seorang saudara berbuat dosa terhadap kita, perkara pertama yang harus kita lakukan ialah memberitahu atau menegur saudara itu secara pribadi.
Kesulitan inilah yang sering terjadi: Bila ada seorang saudara berbuat dosa terhadap saudara lainnya, saudara yang dirugikan lalu menyiarkan masalah tersebut ke mana-mana, hingga diketahui seluruh gereja. Perbuatan yang demikian adalah perbuatan yang tidak bersih. Memang kita harus menanggulangi kesalahan saudara kita, tetapi Tuhan tidak menghendaki kita menelanjangi kesalahannya kepada orang lain dulu. Yang pertama harus kita beritahu adalah saudara itu sendiri, bukan orang lain.
Bagaimana caranya memberitahu saudara yang berbuat dosa? Apakah dengan menulis surat kepadanya? Tidak, Tuhan tidak berkata demikian, melainkan menghendaki kita menegurnya di bawah empat mata. Tetapi ada satu hal yang harus diperhatikan, yaitu kita tidak boleh menegurnya ketika kita dan dia sedang bersama dengan orang banyak. Kita baru boleh menegurnya, ketika hanya ada dia dengan kita berdua saja. Banyak anak Allah yang gagal dalam hal ini, yaitu menegur seorang saudara di hadapan orang lain. Tuhan berpesan agar kita menegurnya di bawah empat mata, yakni ketika dia sedang bersama dengan kita saja, tidak perlu ada orang ketiga. Hal ini adalah salah satu pelajaran yang wajib dipelajari oleh setiap anak-anak Allah.

Mat. 18:15-16

Hari ini banyak anak Allah tidak menaati pengajaran Alkitab ini. Ada yang selalu menyiarkan kesalahan saudara kepada orang lain; ada yang walaupun tidak mengatakan kepada orang lain, tapi senantiasa tidak sudi mengampuninya, yakni selalu disimpan dalam lubuk hati; ada lagi yang setelah mengampuni lalu menganggap habis perkara, tak mau memperhatikan apa-apa lagi. Tetapi Tuhan tidak menghendaki kita berbuat demikian. Ketiga macam perbuatan itu semuanya tidak benar.
Tuhan tidak mengatakan bahwa kalau saudara kita berbuat dosa terhadap kita, dan setelah kita mengampuni dia, maka selesailah segala perkaranya. Tetapi Tuhan memperlihatkan kepada kita bahwa orang yang menderita perbuatan dosa itu malah berkewajiban memulihkan saudara yang berbuat dosa terhadapnya. Demi masa depan rohani dia dan kita, maka kita wajib menegurnya, yakni memulihkannya. Kita harus mencari jalan untuk mendapatkannya kembali. Tujuan nasihat kita bukan ingin minta ganti rugi, bukan ingin menyelamatkan perasaan pribadi kita, melainkan ingin mendapatkan kembali saudara kita, memulihkan kembali hubungannya dengan Tuhan.
Matius 18:16 mengatakan, “Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.” Kalau setelah kita menasihatinya dengan motivasi yang wajar, dengan sikap yang baik, dan dengan perkataan yang lembut, ia tidak mendengarkan, kita boleh membawa orang lain. Tetapi harus menunggu sampai ia tak mau menerima, barulah kita memberitahu orang lain. Namun, sekali-kali tak boleh memberitahu orang lain dengan sembarangan. Tentu, seorang atau dua orang itu haruslah orang yang berpengalaman dalam Tuhan, dan yang berbobot dalam kerohanian. Mereka akan membawa persoalan kita ke dalam doa, lalu mengkaji dan memutuskannya dengan kekuatan rohani mereka. Bila mereka juga merasa ia bersalah dalam persoalan ini, kita bersama dengan mereka harus menasihati saudara itu. Apabila saudara yang bersalah itu mau menerima nasihat dan mengakui kesalahannya, maka persekutuannya dengan Tuhan dan dengan anggota Tubuh yang lain dengan sendirinya terpulihkan.

Doa:
Ya Tuhan, ampunilah aku yang sering tidak tahu bagaimana seharusnya bersikap terhadap saudara yang bersalah kepadaku. Penuhilah aku dengan kasih-Mu, agar aku dapat mengampuni setiap kesalahan saudaraku dan memiliki hati untuk memulihkannya seturut dengan cara yang Kauperkenan. Berilah aku kapasitas dan kelapangan hati untuk memperhatikan saudaraku yang lebih lemah.

No comments: