Hitstat

07 November 2007

Matius Volume 7 - Minggu 1 Kamis

Pengujian Setelah Nampak Sebuah Visi
Matius 17:22b-23
... Ia berkata kepada mereka: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih sekali.

Setelah kisah transfigurasi Tuhan di atas gunung, segera diikuti kisah penyembuhan orang yang dirasuk setan (Mat. 17:14-21). Selanjutnya, Tuhan berkata kepada murid-murid-Nya untuk kali kedua tentang penyaliban dan kebangkitan-Nya (Mat. 17:22-23). Kemudian Matius mencatat pula tentang membayar pajak dua dirham (Mat. 17:24-27). Apakah hubungan antara ketiga perkara di atas? Artinya, sekalipun Petrus, Yakobus , dan Yohanes, telah berada dalam miniatur manifestasi kerajaan, tetapi masih ada kebutuhan atas tiga hal: penanggulangan terhadap orang yang dirasuk setan, pewahyuan tentang penyaliban dan kebangkitan Tuhan, serta pembayaran pajak dua dirham kepada pemungut cukai.
Dalam ruang lingkup transfigurasi Tuhan terdapat kemuliaan, tetapi di luar ruang lingkup ini terdapat kuasa kegelapan, dan banyak orang menderita karena kerasukan setan. Untuk menghadapi kuasa kegelapan, kita perlu menggunakan kuasa Raja surgawi (Mat. 17:18). Kita dapat menggunakan kuasa ini hanya melalui doa dan puasa. Sebagai Raja surgawi, Tuhan mempunyai kuasa sedemikian, tetapi kita perlu berdoa bahkan berpuasa demi terlaksananya kekuasaan itu.
Selanjutnya dalam Matius 17:22-23 Tuhan berkata kepada murid-murid-Nya: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Melalui perkataan ini, Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa jalan untuk beroleh kuasa adalah salib. Ada salib barulah ada kuasa kebangkitan. Berdoa dan berpuasa adalah pernyataan kita di depan Allah bahwa kita tidak bisa, tidak mampu, karena itu kita bersandar kepada Dia. Inilah pengalaman praktis kita atas salib. Orang yang tidak pernah belajar berdoa dan berpuasa dengan sungguh-sungguh, tidak mungkin mengenal salib yang memimpin kepada kuasa kebangkitan.

Mat. 17:14-27; Kel. 30:12-16; Gal. 2:20

Dalam Matius 17:24-27 terdapat peristiwa pembayaran pajak dua dirham kepada pemungut pajak. Ini merupakan suatu ujian untuk menentukan apakah kita mengetahui bagaimana menerapkan wahyu dan visi tentang Kristus. Dalam Matius 16 Petrus menerima wahyu yang jelas dari Bapa surgawi tentang Kristus sebagai Anak Allah yang hidup. Sejak saat itu, Petrus jelas bahwa Kristus adalah Anak Allah yang hidup. Selanjutnya, di puncak gunung ia nampak Kristus yang dimanifestasikan sebagai Anak Allah yang hidup. Jadi, ia telah menerima wahyu dan juga telah nampak visi. Tidak ada yang lebih jelas daripada wahyu dan visi ini.
Seorang pemungut pajak Bait Allah bertanya kepada Petrus, “Apakah gurumu tidak membayar pajak sebesar dua dirham itu?’” Dua dirham adalah pajak orang Yahudi untuk bait, setara dengan setengah syikal (Kel. 30:12-16; 38:26). Ketika Petrus ditanya demikian, ia segera menjawab, “Memang membayar.” Dari jawabannya ini ternyatalah bahwa Petrus gagal karena dia melupakan wahyu yang telah diterimanya dan visi yang telah dilihatnya. Dia lupa bahwa Tuhan adalah Anak Allah, tidak perlu membayar pajak bagi rumah Bapa-Nya. Dua dirham bukanlah pajak yang dibayarkan kepada pemerintah duniawi, melainkan dikumpulkan untuk maksud pengeluaran ongkos-ongkos pemeliharaan Bait Allah, rumah Allah di bumi. Karena Yesus ialah Anak Allah, Dia tidak perlu membayar pajak ini.
Sebagaimana Petrus, kita pun harus diuji tentang penerapan wahyu dan visi yang telah kita lihat. Menerima wahyu dan nampak visi adalah suatu hal, tetapi menerapkan keduanya secara riil merupakan suatu hal lain. Kita mungkin menerima wahyu dari Galatia 2:20 bahwa kita telah disalibkan bersama Kristus dan bahwa Kristus hidup di dalam kita. Boleh jadi bahkan yang terlemah di antara kita pun telah menerima wahyu ini. Namun ketika istri atau suami kita mempersulit kita, dapatkah kita masih berkata, “Bukan aku lagi yang hidup, melainkan Kristus?” Ketika kita bersama istri atau suami kita, wahyu mengenai “disalibkan dengan Kristus” dan wahyu mengenai Kristus hidup di dalam kita mungkin lenyap. Sangat sedikit orang yang menerima wahyu ini dapat menerapkannya pada hal-hal yang riil dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Doa:
Tuhan Yesus, aku bersyukur atas wahyu yang telah kuterima dan visi yang telah kulihat. Belaskasihanilah aku agar dapat hidup menurut wahyu dan visi yang telah kulihat itu. Karena itu, tambahkanlah kasih karunia-Mu agar aku dapat menghadapi realita kehidupan yang Kau ijinkan guna menguji imanku dengan benar.

No comments: