Hitstat

05 February 2009

Lukas Volume 5 - Minggu 3 Jumat

Kami adalah Hamba-hamba yang Tidak Berguna

Lukas 17:10

Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: kami adalah hamba-hamba yang tidak beguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.

 

Ayat Bacaan: Luk. 17:7-10

 

Dalam Lukas 17:7-10, Tuhan beralih dari masalah mengampuni kepada masalah pelayanan. Dalam hal mengampuni, kita perlu lapang; dalam hal pelayanan, kita perlu rajin, setia, dan merendahkan diri. Tidak peduli berapa banyak hal yang telah kita lakukan bagi Tuhan, kita tidak boleh bermegah, sebaliknya hanya berkata, “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna.” Dalam melayani Tuhan, sikap yang demikian akan melindungi kita dari perangkap kesombongan yang dipasang oleh Iblis.

Hal-hal apa sajakah yang telah dikerjakan oleh “hamba yang tidak berguna” itu? Pertama-tama, ia membajak di ladang. Ini melambangkan pekerjaan pemberitaan Injil, yakni mempersiapkan hati orang bagi bertumbuhnya benih Kerajaan Allah. Hamba itu tidak hanya berjerih lelah membajak ladang, ia pun menggembalakan ternak di padang. Ini menunjukkan bahwa dia tidak hanya menginjil, tetapi juga menggembalakan kaum imani, domba-domba Tuhan. Tidak cukup demikian, sepulangnya dari ladang, ia masih harus menyediakan makanan. Artinya, setelah seharian memberitakan Injil dan menggembalakan kaum beriman, pada malam harinya, hamba itu masih harus menyiapkan makanan rohani dan pergi guna memberi makan kaum beriman yang memerlukan. Setelah ia melakukan semuanya, barulah ia boleh beristirahat.

Saudara saudari terkasih, dalam hal melayani Tuhan, adakah jerih lelah kita melampaui atau setidaknya menyamai jerih lelah dari hamba yang tidak berguna itu? Pernahkah kita seharian menginjil dan menggembalakan orang, lalu malamnya kita keluar menyuplaikan Kristus kepada kaum imani yang membutuhkan? Kalau hamba yang sedemikian berjerih lelah saja menyebut dirinya sebagai hamba yang tidak berguna, lalu sebagai hamba yang bagaimanakah kita menyebut diri kita?

Sesungguhnya, “hamba-hamba yang tidak berguna” itulah yang paling berguna, sebaliknya hamba (kita) yang merasa diri sendiri berguna, justru tidak berguna. Menginjil, menggembalakan, dan menyuplai kaum imani, adalah hal-hal yang harus kita lakukan. Pertanyaannya, sudahkah kita dengan sungguh-sungguh melakukan apa yang seharusnya kita lakukan itu?

No comments: