Hitstat

27 February 2009

Lukas Volume 6 - Minggu 2 Sabtu

Mengikuti Tuhan Sambil Memuliakan Allah
Lukas 18:42-43
Lalu kata Yesus kepadanya: “Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.

Ayat Bacaan: Luk. 18:43; Mzm. 22:4; 42:8; Ibr. 13:15

Setelah orang buta itu disembuhkan oleh Tuhan, dia tidak langsung pergi ke rumahnya dan berpesta karena ia kini dapat melihat, tetapi ia mengikuti Tuhan, sambil memulikan dan memuji-muji Allah. Memuji adalah pekerjaan anak-anak Allah yang tertinggi, atau pernyataan hidup rohani kaum saleh yang tertinggi. Takhta Allah adalah titik tertinggi bagi Allah dalam alam semesta, namun Allah bertakhta di atas puji-pujian (Mzm. 22:4).
Banyak orang saleh dipimpin Allah memasuki jurang yang gelap, terbuang, terfitnah, dan teraniaya — “Segala gelora dan gelombang-Mu bergulung melingkupi aku” (Mzm. 42:8), namun di atas diri mereka Allah beroleh puji-pujian. Jadi, kata-kata puji-pujian bukan hanya keluar dari mulut mereka yang hidupnya enak dan lancar, lebih-lebih dari mereka yang menderita ganjaran dan ujian. Ketika umat Allah mengalami banyak kesesakan, kesukaran, dan fitnahan, saat itulah Allah menciptakan puji-pujian di atas diri mereka, agar dalam situasi seperti itu mereka dapat belajar menjadi pemuji-pemuji Allah.
Maka bukan orang yang merasa paling gembira yang suara puji-pujiannya paling nyaring; orang yang suara puji-pujiannya paling nyaring sering kali justru adalah mereka yang mengalami kesukaran. Dan justru puji-pujian semacam ini yang paling diperkenan Allah dan paling diberkati Allah. Dengan kata lain, puji-pujian berasal dari kesesakan dan kesukaran. Ibrani 13:15 mengatakan, “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.” Kita tidak saja harus berdoa di hadapan Allah, juga harus belajar menjadi pemuji.
Sejak hari pertama kita menjadi orang Kristen, kita sudah harus menyadari pentingnya hal memuji Allah. Kita harus senantiasa memuji Allah. Nama Allah, diri Allah, dijunjung tinggi dan diagungkan karena puji-pujian. Begitu kita memuji, kita segera dibebaskan dari segala macam tekanan. Meskipun tertimpa kesukaran, Dia tetap patut dipuji; meskipun kekurangan, kita tetap harus memuji-Nya. Itulah kurban puji-pujian. Allah berkenan bila anak-anak-Nya dalam berbagai urusan dan situasi memuji-muji-Nya dengan sebaik-baiknya. Dulu kita buta, kini kita bisa melihat, karena itu terlebih lagi kita harus memuji Dia!

No comments: