Hitstat

03 February 2009

Lukas Volume 5 - Minggu 3 Rabu

Seruan dari Alam Maut

Lukas 16:27-28

Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.

 

Ayat Bacaan: Luk. 16:26-28

 

Sewaktu orang kaya yang binasa itu menderita sengsara dalam nyala api di alam maut, ia memiliki satu permintaan kepada Abraham. Dia meminta agar Abraham mengutus Lazarus yang sudah meninggal itu pergi ke rumah ayahnya guna memberitakan Injil, sebab di sana masih ada lima orang saudaranya yang belum diselamatkan. Orang kaya itu tidak ingin saudara-saudaranya yang ia kasihi binasa seperti dirinya (Luk. 16:27-28).

Permintaan orang kaya itu menunjukkan kepada kita bahwa hari ini banyak orang dalam alam maut berseru-seru, mengharapkan dengan sungguh-sungguh, agar sanak keluarganya yang masih hidup di bumi dapat mendengarkan Injil dan tertolong, terhindar dari sengsara maut. Dalam alam maut, mereka merintih atas keperluan Injil untuk sanak keluarganya yang masih hidup. Mereka berharap agar ada orang yang mau pergi memberitakan Injil mungkin kepada kakek, nenek, ayah, ibu, kakak, adik, suami, istri, putra dan putri mereka, atau kepada teman dekat mereka yang masih hidup, agar orang-orang yang mereka cintai itu bertobat dan tidak masuk ke tempat penderitaan seperti mereka.

Saudara saudari kekasih, bukankah kita harus prihatin terhadap rintihan ini, sehingga pergi kepada mereka yang masih hidup yang masih mempunyai kesempatan untuk bertobat, untuk memberitakan Injil yang dapat menyelamatkan mereka agar terlepas dari kebinasaan yang kekal? Kalau kita yang sudah diselamatkan tidak mau pergi memberitakan Injil, maka banyak orang akan mati dalam dosa, masuk ke tempat penderitaan dalam nyala api, senasib dengan sanak keluarga mereka yang lebih dulu menderita di sana. Bagi yang sudah terlanjur binasa, apa hendak dikata, tidak ada yang dapat kita lakukan (Luk. 16:26); tetapi bagi mereka yang masih hidup, kita harus baik-baik memberitakan Injil agar mereka beroleh karunia keselamatan.

Kita semua perlu memikul beban Injil dan membina satu kebiasaan untuk mengontak orang. Di bank, di swalayan, di jalan-jalan, di manapun, kita harus berlatih mengontak orang, hingga perkara ini menjadi kebiasaan kita. Kita harus memegang kesempatan untuk berbicara dengan orang dan memberikan traktat Injil kepada mereka, berharap agar mereka bertobat dan diselamatkan.

No comments: