Hitstat

13 February 2009

Lukas Volume 5 - Minggu 4 Sabtu

Perlu Mengalami Salib dan Hayat Kebangkitan

Lukas 18:32-33

Sebab Ia (Anak Manusia) akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi, dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit.

 

Ayat Bacaan: Luk. 18:27, 31-42

 

Setiap aspek dari jalan masuk ke dalam Kerajaan Allah yang Tuhan wahyukan dalam Lukas 18:9-30 sebenarnya sangat bertolak belakang dengan kecenderungan alamiah kita. Walau ketiga aspek tersebut kedengarannya sederhana, namun tanpa rahmat dan kasih karunia Tuhan, tidak seorangpun dalam melakukannya. Oleh sebab itu Tuhan perlu mewahyukan sekali lagi kepada murid-murid-Nya tentang kematian dan kebangkitan-Nya (Luk. 18:31-33). Tanpa melalui prinsip kematian dan kebangkitan, tidak seorang pun bersyarat masuk ke dalam kemuliaan dan kenikmatan Kerajaan Allah.

Setelah membaca Lukas 18:9-30, mungkin batin kita tergerak untuk segera mempraktekkannya. Namun setelah mencobanya, kita baru tahu betapa sulitnya menempuh jalan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kalau kita tidak mengalami pekerjaan pembunuhan salib yang terus menerus atas ego kita, dan tidak mengalami hayat kebangkitan-Nya yang melampaui, mana mungkin kita dapat merendahkan diri di hadapan Allah, menjadi seperti anak kecil, atau meninggalkan semuanya dan mengikuti Tuhan. Bukankah Tuhan berkata bahwa hal itu mustahil bagi manusia? (Luk. 18:27)

Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah. Artinya, kalau seseorang dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah, itu bukan karena kekuatan alamiahnya, juga bukan karena kebolehannya, tetapi adalah hasil pekerjaan Allah yang dikerjakan-Nya melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus telah membuat apa yang tidak mungkin bagi manusia menjadi mungkin. Haleluya!

Sekarang yang kita perlukan adalah melihat. Bila mata rohani kita belum dicelikkan, kita tentu akan terus berusaha untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan kekuatan diri sendiri. Namun setelah penglihatan rohani kita dipulihkan, barulah kita nampak bahwa semuanya adalah anugerah, semuanya adalah belas kasihan Allah (Luk. 18:35-42). Kita hanya perlu membiarkan salib-Nya bekerja di dalam kita, membunuh dan menyingkirkan ego kita, sehingga hayat kebangkitan-Nya memampukan kita memenuhi permintaan Allah.

No comments: