Hitstat

28 February 2009

Lukas Volume 6 - Minggu 3 Minggu

Meneruskan Perjalanan-Nya ke Yerusalem
Lukas 19:28
Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.

Ayat Bacaan: Luk. 19:27-28; Ibr. 9:11, 14

Setelah Kristus, Manusia Penyelamat, menyelesaikan ministri-Nya dalam Lukas 19:27, tibalah waktu bagi-Nya untuk pergi ke Yerusalem guna menyerahkan diri-Nya sendiri kepada kematian yang ditetapkan oleh Allah untuk merampungkan penebusan yang kekal (Luk. 19:28). Sewaktu Tuhan melakukan perjalanan dari Galilea ke Yerusalem, Dia memiliki sejumlah pembicaraan dengan murid-murid-Nya. Dalam pembicaraan-pembicaraan itu terdapat beberapa hal penting. Pertama, Tuhan memperlihatkan kepada murid-murid bagaimana menerima keselamatan Allah. Kemudian Dia mewahyukan kepada mereka bagaimana melayani Allah. Menerima keselamatan Allah adalah menikmati Yobel-Nya pada hari ini pada zaman kasih karunia. Melayani Allah melayakkan kita masuk ke dalam kerajaan yang akan datang untuk menikmati Yobel pada zaman yang akan datang.
Tuhan Yesus melakukan perjalanan yang jauh dari Galilea ke Yerusalem untuk tujuan diserahkan kepada kematian. Dia tahu bahwa di Yerusalem Dia akan mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah di atas mezbah. Kurban-kurban dalam kitab Imamat yang dipersembahkan di atas mezbah adalah lambang Kristus, dan dalam Perjanjian Baru penggenapan mezbah ini adalah salib. Alkitab mewahyukan bahwa Kristus bukan hanya kurban-kurban itu, tetapi juga adalah Imam yang mempersembahkan kurban kepada Allah. Sebagai Imam yang mempersembahkan, Dia menyerahkan diri-Nya sendiri kepada mezbah, kepada salib. Dalam kitab Ibrani kita nampak bahwa Kristus adalah Imam Besar yang mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai kurban yang kekal (Ibr. 9:11, 14). Di Yerusalem Dia akan menjadi kurban dan Imam yang mempersembahkan kurban ini kepada Allah di atas salib.
Apakah yang membuat Tuhan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem dan menyerahkan diri-Nya sebagai kurban? Ketaatan terhadap kehendak Bapa. Ketaatan mengalahkan segala pertimbangan lahiriah, ketakutan, dan keraguan. Kepergian-Nya ke Yerusalem adalah untuk melaksanakan kehendak Allah. Saudara saudari kekasih, demi melakukan kehendak Allah, adakah kita ketaatan dan keberanian yang sedemikian?

No comments: